tag:blogger.com,1999:blog-6937280687314874402024-02-06T18:17:03.139-08:00Fauzan ImtihanSuara Dunia ImijinasiUnknownnoreply@blogger.comBlogger57125tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-37205560024983157402013-05-13T07:36:00.001-07:002013-05-13T07:36:49.506-07:00Filsafat Ilmu Islami : Manusia Bisa Tahu Yang Benar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.muslimstoday.info/sites/default/files/img/story/2012/01/tumblr_liw1lgnT6o1qhzcswo1_500.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://www.muslimstoday.info/sites/default/files/img/story/2012/01/tumblr_liw1lgnT6o1qhzcswo1_500.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<i>Oleh: Dr. Syamsuddin Arif (Peneliti Insists)</i></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia normal pada hakikatnya dapat mengetahui kebenaran dengan segala kemampuan dan keterba-tasannya. Ia juga bisa memilih (ikhtiyar) dan memilah (tafriq),membedakan (tamyiz), menilai dan menentukan (tahkim) mana yang benar dan mana yang salah, mana yang berguna dan mana yang berbahaya, dan seterusnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘Kemampuan’ yang dimaksud adalahkapasitas manusia lahir dan batin, mental dan spiritual, dengan segala bentuk dan rupanya. Ada pun ‘keterbatasan’ merujuk pada keterbatasan intrinsik manusiawi maupun ekstrinsik non-manusiawi, Keterbatasan yangdimiliki manusia meskipun ada, tidak sampai berakibat gugurnya nilai kebenaran maupun keabsahan atau validitas dari ilmu itu sendiri. Sedangkan kondisi ‘normal’ yakni keadaan seorang yang sempurna (tidak cacat) dan sehat (tidak sakit atau terganggu), baik fisik maupun mentalnya, jasad dan ruhnya, terutama sekali akal dan hati (qalb)-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dalam diskursus Filsafat Ilmu yang Islami, mengetahui (‘ilm) dan mengenal(ma‘rifah) bukan sesuatu yang mustahil. Pendirian kaum Muslimin Ahlus Sunnah wal-Jama’ahdalam soal ini disimpulkan oleh Abu Hafs Najmuddin ‘Umar ibn Muhammad an-Nasafi secara ringkas: haqa’iqul asyya’ tsabitah, wal-ilmu biha mutahaqqiqun, khilafan lis-sufistha’iyyah (Lihat: Matan al-‘Aqa‘id dalam Majmu‘ Muhimmat al-Mutun, Kairo: al-Matba ‘ah al-Khayriyyah, 1306 H).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ditegaskan bahwasanya hakikat, kuiditas atau esensi dari segala sesuatu itu tetap sehingga bisa ditangkap oleh akal minda kita. Hakikat segala sesuatu dikatakan tidak berubah karena yang berubah-ubah itu hanya sifat-sifatnya, a’rad, lawahiq atau lawazim-nya saja, sehingga ia bisa diketahui dengan jelas. Sebagai contoh, manusia bisa dibedakan dari monyet, ayam tidak kita samakan dengan burung, atau roti dengan batu. Maka ilmu tentang kebenaran tidak mustahil untuk diketahui oleh manusia sebagaimana ditegaskan dalam kitab suci al-Qur’an surah az-Zumar (39:9): “…. katakanlah: Apakah sama, orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: Bagaimana cara, dengan apa atau dari ilmuapa dapat diketahui dan dipastikan? Meminjam formulasi wacana filsafat modern: How is knowledge possible? Jawaban pertanyaan ini adalah ilmu diperoleh melalui tiga sumber, yaitu persepsi indera (idrak al-hawass), proses kognitif akal yang sehat (ta‘aqqul) termasuk intuisi(hads), dan melalui informasi yang benar (khabar shadiq). Demikian ditegaskan oleh Sa‘duddin at-Taftazani, Syarh al-‘Aqa‘id an-Nasafiyyah, cetakan Istanbul: al-Matba’ah al- ‘Uthmaniyyah, 1308 H.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Permasalahan tersebut juga disinyalir dalam al-Qur’an surat an-Nahl (16):78, Qaf (50):37,al-A’raf (7): 179, Ali ‘Imran (3):138, dan masih banyak lagi. Persepsi inderawi yang digunakan manusia untuk memperoleh ilmu meliputi kelima indera (pendengar, pelihat, perasa, penyium, penyentuh), di samping indera keenam yang disebut al-hiss al-musytarak atau sensus communis,yang menyertakan daya ingat atau memori (dzakirah), daya penggambaran (khayal) atau imajinasi, dan daya perkiraan atau estimasi (wahm) (Silakan lihat: Imam al-Ghazali, Ma‘arij al-Quds ila Madarij Ma‘rifat an-Nafs, Beirut, 1978). Sedangkan proses akal mencakup nalar (nazar)dan alur pikir (fikr), seperti dinyatakan oleh Imam ar-Razi dalam kitab Muhassal Afkar al-Mutaqaddimi wa 1-Muta’akhkhirin, cetakan Kairo: al-Matba’ah al-Husayniyyah, 1969. Dengan nalar dan pikir ini manusia bisa berartikulasi, menyusun proposisi, menyatakan pendapat, berargumentasi, melakukan analogi, membuat putusan dan menarik kesimpulan. Selanjutnya, dengan intuisi ruhani seseorang dapat menangkap pesan-pesan ghaib, isyarat-isyarat ilahi, menerima ilham, fath, kasyf, dan sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain persepsi indera dan proses akal sehat, sumber ilmu manusia yang tak kalah pentingnya adalah khabar sadiq, yakni informasi yang berasal dari atau disandarkan pada otoritas. Sumber khabar sadiq, apalagi dalam urusan agama, adalah wahyu (Kalam Allah dan Sunnah Rasul-Nya) yang diterima dan ditransmisikan (ruwiya) dan ditransfer (nuqila) sampai ke akhir zaman. Mengapa hanya khabar sadiq yang diakui sebagai sumber ilmu? Mengapa tidak semua informasi bisa dan atau harus diterima? Lantas kapan suatu proposisi, informasi, pernyataan, ucapan, pengakuan, kesaksian, kabar mesti ditolak? Apa patokan dan ukurannya? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini pun telah dirumuskan oleh para ulama ahli hadis dan usul fiqh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum, khabar atau kabar dalam arti berita, informasi, cerita, riwayat, pernyataan,atau ucapan, berdasarkan nilai kebenarannya dapat diklasifikasikan menjadi kabar benar(shadiq) dan kabar palsu (kadzib). Sebagian ulama bahkan berpendapat pemilihan ini perlu diperjelas lagi dengan kriteria ‘dengan sendirinya’ (bi-nafsihi atau lidzatihi) yakni tanpa diperkuat oleh sumber lainnya, dan ‘dengan yang lain’ (bi-ghayrihi) yakni karena didukung dan diperkuat oleh sumber lain. Khabar shadiq menurut Imam an-Nasafi, al‘Aqa’id dibedakan menjadi dua macam. Pertama, khabar mutawatir, yaitu informasi yang tidak diragukan lagi karena berasal dan banyak sumber yang tidak mungkin bersekongkol untuk berdusta. Maka kabar jenis inimerupakan sumber ilmu yang pasti kebenarannya (mujib li l-’ilmi d-dharuri). Kedua, informasi yang dibawa dan disampaikan oleh para Rasul yang diperkuat dengan mukjizat. Informasi melalui jalur ini bersifat istidlali dalam arti baru bisa diterima dan diyakini kebenarannya (yakni menjadi ilmu dharuri alias necessary knowledge) apabila telah diteliti dan dibuktikan terlebih dulu statusnya. Keterangan Imam an-Nasafi ini menggabungkan aspek kualitas dan kuantitas narasumber.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penting sekali diketahui bahwa tidak semua informasi atau pernyataan yang berasaldari orang banyak bisa serta-merta dianggap mutawatir. Mengingat implikasi epistemologisnya yang sangat besar, para ulama telah menetapkan sejumlah syarat sebagai patokan untuk menentukan apakah sebuah kabar layak disebut mutawatir atau tidak. Berkenaan dengan khabar al-wahid atau khabar al-ahad, para ulama juga telah menetapkan persyaratan yang cukup ketat, tidak hanya untuk nara sumbernya, tapi mencakup isi pesan yang disampaikannya, serta cara penyampaiannya. Maka sebuah kabar yang membawa ilmu mesti diklasifikasi juga berdasarkan kualitas sumber-sumbernya, siapa pembawa atau penyebarnya atau orang yang mengatakannya, lalu bagaimana kualifikasi serta otoritasnya (sanad atau isnadnya).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sikap kritis terhadap sumber dan isi ilmu dalam juga perlu dilakukan terhadap sumber intern masyarakat Islam sendiri. Hal ini dapat dilacak dan sejarah keilmuan Islam sejak kurun pertama Hijriyah. Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq, ‘Umar ibn al-Khattab dan Ali ibn Abi Talib terkenal sangat berhati-hati dalam menerima suatu laporan atau khabar dari para Sahabat mengenai ucapan, perbuatan ataupun keputusan yang ditetapkan Rasulullah SAW. Untuk menepis kemungkinan terjadinya tindakan pemalsuan dan dusta atas nama Rasulullah SAW, para khalifah bukan hanya melakukan pemeriksaan seksama (tatsabbut) dengan cara meminta minimal dua orang saksi (istisyhad) dan menuntut sumpah (istihlaf, bahkan juga mengimbau agar orang tidak gampangan mengeluarkan hadith (iqlal fi r-riwayah). Untuk ini kita bisa merujuk kitab Hujjiyyat as-Sunah karya ‘Abd al-Ghani ‘Abd al-Khaliq, Washington: International Institute of Islamic Thought, 1986.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sikap selektif terhadap sumber ilmu yang dikembangkan menjadi metode isnadternyata masih sangat relevan dalam tradisi intelektual di jaman modern ini. Pentingnya metode ini dapat dirujuk kepada pernyataan ulama salaf ‘Abdullah ibn al-Mubarak (w. 181 H 797 M): “Tanpa sandaran otoritas, niscaya setiap orang akan berbicara tentang apa saja sesuka-hatinya(lawla l-isnad, laqala man sya’a ma sya’a).” Sedangkan Abu Hurayrah r.a., Ibn ‘Abbas r.a., Zayd ibn Aslam, Ibn Sirin, al-Hasan al-Basri, ad-Dhahhak, Ibrahim an-Nakha’i pun telah berpesan: “Sesungguhnya ilmu ini adalah agama. Karena itu, perhatikanlah dengan siapa kalian berguru dalam soal agama (inna hadza-l-’ilma dinun, fa unzhuru ‘amman ta’khudhuna dinakum). (Imam Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kitab al-Majruhin min al-Muhaddithin wa d-Dhu‘afa’ wa l-Matrukin, cetakan Aleppo: Dar al-Wa’y, 1396 H. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila diekspresikan dalam bahasa epistemologi kontemporer, pesan ini berartibahwa ilmu haruslah dicari dari sumber-sumber yang otoritatif yaitu mereka yang memilikipandangan hidup Islam dan terpancarkan dari prinsip-prinsip ajaran agama Islam itu sendiri.Maka dapat kita simpulkan bahwa filsafat ilmu itu mencakup arti mengetahui, obyek pengetahuan, sumber ilmu pengetahuan, dan proses mengetahui yang dalam Islam memiliki ciri khas tersendiri dan karenanya secara substantif sangat berbeda dengan filsafat ilmu dalam peradaban-peradaban lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prinsip-prinsip (usul) dan dasar-dasar (mabadi’) filsafat Ilmu dalam Islam telah dirumuskan oleh para ulama Islam terdahulu (salaf) dan golongan Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah berasaskan kitab suci al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sehingga tidak empirisistik hanya mengandalkan persepsi inderawi dan bukan pula rasionalistik mendewakan kemampuan akal belaka, akan tetapi dikuatkan oleh wahyu otentik yang berasal dari Allah swt, Sang Pemilik ilmu.*</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-28430539556743292622012-10-27T18:32:00.002-07:002012-10-27T18:33:14.998-07:00Misteri Ateisme Sigmund Freud<a href="http://islampos.com/misteri-ateisme-sigmund-freud/fred/" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img height="200" src="http://islampos.com/wp-content/uploads/2012/10/fred-292x300.jpg" width="194" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
DALAM buku termasyhurnya The Future of An llusion, Freud berpendapat bahwa agama merupakan gejala neurotis serta pelarian manusia dari kenyataan. Karena ketakutannya berhadapan dengan realitas beserta konsekuensi dan resiko-resikonya, manusia mencari kedamaian dengan menciptakan Tuhan, yang sebenarnya tidak nyata dan tidak kelihatan.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan penuh rasa ngeri, kata Freud, manusia tunduk terhadap resiko-resiko dunia, dan kemudian menyembah Tuhan sebagai pelariannya. Sikap ini adalah sikap seorang neurotik, sekaligus seseorang yang tidak dewasa (infantil). Agama adalah lambang dari sikap neurotis dan infantil dari manusia. Jika manusia hendak sungguh-sungguh mampu menghadapi tantangan realitas nyata, maka ia harus membebaskan dirinya dari neurotis kolektif tersebut. Menurut Freud, agama membuat manusia percaya akan eksistensi dewa-dewa, sehingga akhirnya membuat mereka menjadi lemah. “Dewa-dewa”, menurut Casper dalam konteks penulisan tentang Freud, “berfungsi mengatasi ancaman alam, membuat orang menerima kekejaman nasibnya,…”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bukunya itu, Freud juga menumpahkan kebenciannya terhadap agama. Freud menuding orang yang menjaga akhlaknya dalam tradisi agama Islam rentan terkenan neurorsis, karena selalu menahan hawa nafsunya. Ia juga melihat bahwa orang yang berwudhu mirip dengan penderita neurosis: sama-sama sering membersihkan tangannya. Meski menurut saya, konsep Freud dalam hal ini salah fatal, karena wudhu dalam Islam terjadi bukan digerakkan oleh alam bawah sadar, tapi manifestasi ketakwaan kepada Allah sebagai syarat sebelum didirikannya shalat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah kenapa Freud seperti menggeneralisir semua agama karena sempat mengalami trauma agama pada masa kecil, dimana keyahudiannya menjadi bahan olok-olok oleh teman Kristennya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun fakta bahwa Freud ateis, memang saya ragukan, walau tidak sepenuhnya salah. Kenyataan jika kita mendalami Sigmund Freud akan kita dapati bahwa pada giliranya Freud sangat terinflitrasi Hasidisme Yahudi yang begitu kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yudaisme Hasidik sendiri adalah ajaran yang dimulai tahun 1600-1700. Salah satu mazhab dalam Yahudi ini dibawa oleh seorang rabbi Yahudi bernama Baal Shem Tov. Dalam tradisi Yahudi, Hasidik meninggalkan pendekatan orthodoks pada hal-hal ilmiah dan memuaskan perhatiannya pada ritual dan kajian mistisYahudi. Pemimpin Hasidik (Rebbe) dipercayai memiliki karunia spiritual melebihi karunia yang diberikan pada rabbi. Dalam perkembangannya, gerakan ini begitu kuat di Israel dan Amerika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferdinand Zaviera dalam bukunya yang sangat menarik –karena menampilkan fakta yang sungguh berbeda- mengatakan bahwa banyak sekali inflitrasi Kabbalah dalam kontruk bangunan psikoanalisis. Hal ini akan menepis pandangan bahwa Sigmund Freud tidak membangun teorinya dari prinsip atheism, tapi dominasi theisme Kabbalah yang begitu kuat. Dalam bukunya Teori Kepribadian Sigmund Freud, Zaviera menulis,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Satu lagi tokoh pra-Freudian yang harus diterangkan disini adalah: Karl Eduard von Hartmann (1824-1906). Dialah yang mencampurkan ide-ide Schopenhaur dengan mistisisme Yahudi (Kabbalah) dan menulis Philosophy of the Unconsiousnous pada tahun 1869, yang sangat mempengaruhi neurologis muda bernama Sigmund Freud”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini juga diamini oleh Sanford L. Drob. Doktor Psikologi Klinis di Fielding Graduate University ini mencatat banyak persamaan antara ide-ide Kabbalah dan Hasidisme dalam basis keilmuan psikoanalisis Sigmund Freud. Bahkan pada teori Libidonya, yang menyatakan bahwa manusia selama ini digerakkan oleh hawa nafsu berangkat dari ide Ein Sof. Ein Sof secara harfiah berarti “tanpa akhir” (“without end”, “the Infinite”). Tuhan yang dalam sisi-Nya tak dapat dikenal (unknowable, indiscribable). Manifestasi Ein Sof melalui proses emanasi maka lahirlah apa yang disebut dengan sefirot. Untuk lebih jelasnya dalam tulisan, “Freud and Kabbalah”, Sanford menulis,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada banyak persamaan antara psikoanalisis dan berbagai praktek, metode hermeneutika, dan pengaturan kelembagaan Kabbalah dan Hasidism. Di sini saya hanya bisa memberikan garis besar singkat tentang kaitan antara teori Freud dan teosofi Lurianic…. Menurut Freud perkembangan individu melibatkan penyaluran energi prokreasi (libido). Energi ini sejalan dengan Kabbalist’s atau Ein-Sof (Cahaya yang tak terhingga) yg kemudian dimodifikasi kedalam struktur, ego, dan superego. Fungsi dari hal ini adalah bertugas untuk menyalurkan dan mengatur pancaran emanasi lebih lanjut kepada libido individu, sebagaimana Sefirot dirancang sebagai kapal untuk menyalurkan cahaya dan energi dari kehendak Tuhan.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu dalam beberapa tulisannya, terlihat keanehan, Freud mengkritik habis Islam dan Kristen, tapi ia tidak mengkritik konsep ketuhanan Yahudi. Apakah konsep ateisme Freud hanya dipakai untuk mengkritik Islam? Allahua’lam. (Pz/Islampos)</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-68914864423306017392012-06-18T19:22:00.001-07:002012-06-18T19:22:11.397-07:00Announcing Skill<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9RVq62MG6rWcxgqdOEUgy8xnRQrSavbrH1WJ6DePQDCnM95gsbSGETGylko752PV_Oh5z3VZwKAScUK1ln2aB5_-9kYA3PDh50OQ0lU-LkCK6R4Kn9QVpMFpkhTYmYAUopOzsfGtw3_4G/s1600/1_981268848l.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9RVq62MG6rWcxgqdOEUgy8xnRQrSavbrH1WJ6DePQDCnM95gsbSGETGylko752PV_Oh5z3VZwKAScUK1ln2aB5_-9kYA3PDh50OQ0lU-LkCK6R4Kn9QVpMFpkhTYmYAUopOzsfGtw3_4G/s400/1_981268848l.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Oleh: Agus Al Muhajir</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><i>Dibuat Untuk Materi MQ FM ISLAMIC BROADCASTING SCHOOL tahun 2012 <a name='more'></a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Bismillahirahmanirrahim</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Pendahuluan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Dulu, kerap banyak orang berpikir bahwa siaran itu mudah. Dulu juga banyak orang berpikir bahwa siaran itu adalah sebuah kegiatan “ cuap-cuap “ yang sekedar hobby dan asal mengeluarkan suara disela-sela lagu yang diputarkan di station radio tapi sesungguhnya hal tersebut tidaklah benar. Menjadi seorang penyiar yang bertanggung jawab tidaklah boleh asal-asalan, dia haruslah memiliki sebuah skill, sebuah kemampuan agar apa yang disampaikannya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki kontribusi untuk pembangunan manusia yang lebih baik lagi. Maka untuk itulah saat anda berniat dan berkeinginan untuk menjadi penyiar maka anda harus mengetahui dan menguasai terlebih dahulu apa yang dinamakan announcing skill atau keahliaan siaran… </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Baik…untuk memahami hal ini..sebuah pertanyaan layak kita ajukan. Pertanyaan itu adalah : “ sebenarnya apa sih siaran itu ? “ . Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita mulai dari berbagai definisi sehingga kita memiliki KERANGKA BERFIKIR yang bisa dijadikan sebuah pisau analisa dan konstruksi sebuah bangunan “ Taman istana Udara “ yang kita bangun.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">1. Announcing </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Sebelum kita berbicara tentang bersiaran, mari kita kenali dulu apa itu siaran atau dalam bahasa inggris disebut sebagai announcing.Berikut adalah beberapa definisi yang bisa kita kutip : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Ben G.Henneke : Annnouncing adalah usaha untuk mengkomunikasikan informasi.Untuk memberikan sesuatu. Meskipun informasi itu dapat mencapai jutaan pendengar namun ditujukan kepada pendengar secara perorangan dan komunikasi itu akan sempurna apabila si pendengar pendengar,mengerti,merasa tertarik lalu melakukan apa yang didengar itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Carl I Hovald dan Harold D Lasswell : Komunikasi untuk merubah tingkah laku atau menimbulkan efek tertentu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Nah ..sejenak mari kita konsentrasi melihat alur dari proses siaran itu yaitu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">1. Tahu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">2. Mengerti</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">3. Merasa tertarik</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">4. Melakukan apa yang didengar..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Inilah sejatinya siaran. Siaran bukan hanya sekedar bicara. Tapi bahkan sampai pada sebuah efek mempengaruhi bahkan menginspirasi dan menggerakan orang lain untuk melakukan yang kita inginkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Setelah kita mengerti bahwa siaran itu adalah sebuah kegiatan lalu-lintas ide yang seharusnya memiliki efek, selanjutnya mari kita kenali apa itu penyiar..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">2. Announcer</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Banyak ahli yang mendefinisikan tentang penyiar. Untuk itu kita akan kutip beberap definisi yang menarik untuk kita pelajari. Berikut diantara definisi tersebut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Orang Yang menyajikan materi siaran kepada Pendengar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Orang yang menyiarkan atau menyeru pada radio ( Kamus Besar Bahasa Indonesia )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Seseorang yang bertugas menyebarkan suatu informasi yang terjamin akurasinya menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui,dilaksanakan, dituruti dan dipahami. ( M Habib Bari ) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Penyiar adalah yang memberitahukan sesuatu melalui Radio ( Thorndhike dan Barnhart )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Penyiar radio dalam sebuah station radio memainkan banyak peran. Pada umumnya penyiar adalah JURU BICARA station radio.Di belakang layar studio penyiar juga mempunyai pekerjaan dan tugas lain sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya. Dengan kata lain penyiar adalah penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita, akting sebagai pembawa acara atau bahkan menjadi pelawak, menjadi pewawancara , memandu diskusi , kuis atau bahkan menjadi Narator.( Garrison, Chester dan Willis)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Dari definisi diatas kita akhirnya mengetahui betapa kompleksnya tugas menjadi seorang penyiar. Selain itu fungsi penyiarpun adalah sangat penting dan strategis bagi sebuah station radio. Jadi lagi-lagi kita berkata bahwa menjadi penyiar itu tidak bisa sembarangan dan bukan sebuah profesi asal-asalan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Menjadi penyiarpun sesungguhnya memiliki syarat-syarat umum yang mesti dimiliki, syarat itu adalah : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Mempunyai Kualitas vocal yang memadai </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Mampu melakukan script Reading dengan baik </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memahami segment radio secara mendalam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memperlihatkan simpati dan emphati kepada pendengar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kreatif dan selalu berusaha memberikan ide segar dalam siaran </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Mampu bekerja sama dengan team</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memahami format radio dan format clock, termasuk pemutaran lagu yang sesuai denngan hakikat program dan kesesuaian waktu dengan RUNDOWN programnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Untuk itu sangatlah wajib dilakukan oleh orang-orang yang ingin menjadi penyiar untuk mempelajari dan menempa diri sebelum kemudian memberanikan diri untuk terjun bebas di sebuah dunia yang begitu menyenangkan bernama dunia siaran ini… dan untuk itu ada syarat tambahan juga yang bisa dijadikan sebuah patokan ilmu untuk kita kejar yang ditetapkan oleh CBS ( Columbia broadcasting station ) yaitu : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memiliki Gaya Bicara yang baik dan pengucapan yang cermat,tidak mengandung logat daerah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kepribadian suara ( air personality ) yang khas dan tidak dibuat-buat </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Setelah kita memiliki syarat-syarat utama untuk menjadi penyiar, berikutnya kitapun harus menempa diri kita menjadi seorang penyiar yang handal dengan memiliki apa yang disebut announcing skill.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">3. Announcing Skill</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Menurut Ben G Henneke seorang penyiar handal haruslah memiliki skill seperti berikut ini : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Mampu melakukan Komunikasi Gagasan atau pesan ( comunication of Ideas )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memiliki kemampuan Komunikasi kepribadian ( comunication Of Personality ) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Proyeksi kepribadian </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Keaslian </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Kelincahan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Keramah-tamahan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Kesanggupan menyesuaikan diri </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pengucapan ( pronouncation ) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kontol Suara ( Voice control ) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Pola titi nada ( pitch )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Kerasnya suara </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Tempo</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">– Kadar suara </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">dalam modul ini kita akan lebih mengkonsentarsikan untuk membahas bagaimana mendeliver pesan sebagai satu keahlian yang harus dimiliki oleh seorang penyiar …</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Sebelum kita berbicara tentang bagaimana mendeliver sebuah pesan, sebaiknya terlebih dahulu kita tahu bagaimana mekanisme pesan bekerja yang berarti apabila hal ini tidak terjadi maka akan terjadi ketidak efektifan penyampaian pesan itu sendiri. Maka untuk itu sebuah penyampaian pesan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama dapat memahami maksud pesan yang disampaikan maupun yang diterima </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan dan menyerahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pesan harus meyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Setelah kita memahami bagaimana pesan bekerja pada seseorang, maka berikut kita harus fahami tentang komponen pesan. Apa itu komponen pesan ? Komponen pesan adalah bagian-bagian dari pesan yang ada seiring dengan tersmapikan pesan tersebut dari komunikator kepada komunikan. Komponen itu adalah : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Komposisi Pesan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Seperti layaknya sebuah seni. Komunikasipun membutuhkan sebuah komposisi agar pesan yang disampaikan mencapai tujuannya yaitu menimbulkan efek kepada komunikan. Maka untuk itu sebuah pesan haruslah dikemas sedemikian rupa oleh sang komunikator. Dan komposisi yang baik dari sebuah pesan adalah sebagai berikut : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kesatuan : Pesan harus memiliki ide pokok dan gagasan tunggal </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pertautan : Kepandaian mengaitkan sub topik dengan subtopik lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Titik berat : penekanan Sisi Penting </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Komprehensif : Menyentuh sub topik yang penting saja dengan tema sentral </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Relevansi : Kemampuan menggunakan contoh,analogi, hipotesis,statistik,pendapat para ahli dan kutipan yang relevan dengan tema sentral. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Organisasi Pesan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Agar menjadi efektif maka pesan haruslah kita organisasikan dengan baik. Analoginya adalah coba anda bayangkan saat ada seseorang yang datang kepada kita kemudian tiba-tiba berkata : “ belilah barang ini …!!” apakah anda akan langsung membeli ?..tentu tidak kan..karena kita butuh penjelasan terlebih dahulu kenapa kita harus membeli barang tersebut. Maka untuk itu pesan yang kita sampaikan ( siaran ) harus kita susun dalam sebuah bangunan yang terdiri dari : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pengantar </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pernyataan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Argumen </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kesimpulan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Kemudian agar bangunan pesan tersebut menjadi lebih menarik perlu diperhatikan pula bagaimana pendapat dari seorang ahli komunikasi yang bernama Allan H Moenroe yang mensyaratkan agar bangunan komunikasi kita menjadi indah untuk memperhatikan faktor-faktor berikut ini : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Attention : Mulailah dengan sesuatu yang bisa menarik perhatian</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Need : Hadirkan argument yang langsung menukik dan menghasilkan sebuah need yang terhubung dengan pendengar </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Satisfaction : Puaskan pendengar dengan penjelasan kita </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Visualization : Bantulah penjelasan anda dengan berbagai visualisasi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Action : Motivasi dan dorong pendengar untuk melakukan “ sesuatu “ seperti yang kita inginkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Daya Tarik Pesan : Sebuah pesan yang menarik haruslah mempunyai daya tarik. Bagaimana caranya ?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Menimbulkan Rasa : Karena radio adalah hanya mengandalkan suara sebagai media penyampaiannya maka bahasa yang dipakai haruslah sebuah bahasa yang menghujam. Misal ketika kita ingin melarang orang untuk merokok maka bahasa normative tidak lagi cukup. Kita bisa kemudian menggunakan bahasa : “ Stop Rokok atau mati “ </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Ganjaran : Keuntungan sejatinya adalah penggerak semua orang. Maka focus mempresentasikan manfaat adalah hal yang paling efektif untuk membuat orang tergerak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Motivasional : Harapan adalah hal yang bisa membuat orang bertahan hidup. Maka pembicaraan yang positif dan membangun sejatinya jauh lebih disukai ketimbang hal yang bernuansa negative.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Emosional : Hati hanya bisa disentuh dengan hati…maka jika kita ingin menyentuh emosi orang lain hal yang harus pertama kali dilakukan adalah kita terlebih dahulu yang harus melakukan internalisasi dan masuk ke dalam zona emosi tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Rasional : data..data..dan data…inilah yang akan membuat argument kita kuat dan menggerakkan apalagi kita hidup disebuah wilayah yang terdidik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Gaya Pesan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Radio adalah sebuah media yang sekilas. Tidak banyak orang yang benar-benar sangat berkonsentrasi atau mengkhususkan untuk mendengarkan radio. Kebanyakan pendengar radio adalah mendengarkan radio secara sekilas dan sambil melakukan berbagai hal. Untuk itu maka pesan yang kita sampaikan harus kita kemas dalam bentuk : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Enak Didengar dan mudah dimengerti </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Kaya pembendaharaan kata </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Mampu mengungkapkan pesan secara kongkret dan spesifik </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Menggunakan gaya bahasa pengalaman dan pengamatan komunikan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Memiliki minat insani alias realistis membumi dan benar-benar menyangkut kehidupan manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Pilihan Kata ( diksi )</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Pada akhirnya seni siaran ini adalah seni untuk menyusun kata dimana dalam seni ini pada akhirnya akan membuat sesuatu yang biasa menjadi luar biasa. Sesuatu yang tidak begitu penting menjadi begitu menarik atau bahkan sebaliknya. Maka untuk itu dalam siaran pergunakanlah pilihan kata yang baik dengan prinsip : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Jelas </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Tepat </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">• Menarik</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Inilah sekelumit tentang announcing skill. Kita baru membahas tentang deliver pesannya saja. Dan pada pelajaran berikutnya kita bisa pelajari bagaimana cara mengemas announcing skill ini dalam sebuah teknik vocal sebagai hal yang akan memperindah pesan yang kita hadirkan dalam siaran kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Akhirnya hal yang akan membuat anda berhasil menguasai skill ini adalah berlatih dan jam terbang. Semakin sering anda berlatih dan terjun ke medan siaran, maka akan semakin piawai anda dalam menguasai announcing skill ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;">Selamat Berlatih ….</span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-51037049964243055492012-03-20T03:22:00.003-07:002012-03-20T03:35:54.348-07:00Pesona Muthi'ah: Sosok Teladan Muslimah Sejati Versi Rasulullah SAW<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeheEY8eA_Dzob8NUOB5ueYUmcTovV4YOBWxSLZuiugf5cttyZ6ZP4kLGfw2AiLI2mrCIuShAo1bDP31jA8wTf5dWfmC5ubywn8H48sRwKFPmW4vzTz-RLP5h7n519FZRgNKTM2MN6lYO1/s1600/408142_339928812714659_100000926307340_1045360_795757175_a.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeheEY8eA_Dzob8NUOB5ueYUmcTovV4YOBWxSLZuiugf5cttyZ6ZP4kLGfw2AiLI2mrCIuShAo1bDP31jA8wTf5dWfmC5ubywn8H48sRwKFPmW4vzTz-RLP5h7n519FZRgNKTM2MN6lYO1/s200/408142_339928812714659_100000926307340_1045360_795757175_a.jpg" width="150" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
FATHIMAH RA bergegas menggandeng Hasan RA yang masih kecil. Terngiang di telinganya pesan sang ayahanda, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, untuk menemui seorang muslimah berakhlak mulia dan meneladaninya. Tak sabar rasanya Fathimah untuk segera mengetahui, seperti apa gerangan teladan wanita bernama Siti Muthi’ah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di depan pintu rumah yang dimaksud, Fathimah pun mengucap salam. Tak lama kemudian si pemilik rumah datang membuka pintu. Hatinya sangat heran bercampur senang karena tak menyangka yang bertandang adalah putri Rasulullah SAW. Namun, sungguh di luar dugaan Fathimah, setelah mengutarakan maksud kedatangannya, Muthi’ah malah berkata, <i>“Sungguh bahagia aku menyambut kedatanganmu Fathimah. Namun, maafkanlah aku karena aku hanya dapat menerima kedatanganmu di rumahku. Sesungguhnya suamiku mengamanatkan padaku untuk tidak menerima tamu lelaki di rumahku.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fathimah tersenyum, <i>“Wahai Muthi’ah, ini Hasan anakku dan dia masih kecil.” </i>Muthi’ah menjawab, <i>“Sekali lagi maafkan aku Fathimah, meskipun ia masih kecil tetapi ia lelaki. Sungguh aku tidak dapat melanggar amanat suamiku.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar jawaban Muthi’ah, Fathimah mulai merasakan kemuliaan akhlak Muthi’ah dan semakin ingin mengetahui lebih jauh keutamaan akhlak wanita tersebut. Akhirnya Fathimah pun pamit untuk sejenak mengantar Hasan pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama kemudian, Fathimah kembali tiba di rumah Muthi’ah seorang diri dan segera disambut dengan gembira oleh Muthi’ah. Setibanya di dalam, Muthi’ah dengan berbinar-binar menanyakan, apa penyebab kedatangannya. Fathimah pun menjelaskan bahwa ia datang karena perintah ayahnya, Rasulullah SAW untuk meneladani akhlaq Muthi’ah. Hati Muthi’ah pun segera ditutupi luapan kebahagiaan karena pujian dari Rasulullah SAW tentu tak ada bandingannya. Namun, ia kembali bertanya dengan keheranan pada Fathimah,<i> “Apakah engkau tengah bercanda Fathimah? Keutamaan akhlak seperti apa yang kumiliki? Aku hanyalah perempuan yang biasa saja,” </i>Muthi’ah kemudian tampak berpikir keras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, tak sengaja pandangan Fathimah menyapu ruangan yang sederhana tersebut. Terlihat olehnya sebilah rotan, sebuah kipas, dan sehelai handuk. Ia pun segera bertanya pada Muthi’ah, <i>“Untuk apa benda-benda itu?” </i>Wajah Muthi’ah pun seketika merona merah. <i>“Untuk apa kau tanyakan itu Fathimah, aku jadi malu.” </i>Namun, Fathimah mendesak, <i>“Katakanlah padaku Muthi’ah, mungkin benda-benda itulah yang membuat ayahku mengabarkan padaku tentang kemuliaanmu.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muthi’ah pun bercerita, <i>“Suamiku setiap harinya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami. Karena itu, aku sangat menyayangi dan menghormatinya. Begitu ia pulang dari bekerja, maka aku akan cepat-cepat menyambutnya dan mengelap keringatnya dengan handuk ini. Setelah kering keringatnya, maka ia akan berbaring di tempat tidur. Ketika itulah, aku mengambil kipas ini dan kukipasi tubuhnya sampai hilang penatnya atau ia tertidur pulas.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fathimah masih penasaran, <i>“Lalu, untuk apa rotan ini?”</i> Muthi’ah melanjutkan, <i>“Setelah ia hilang lelahnya atau terbagun dari tidurnya, maka aku akan segera berpakaian serapi dan semenarik mungkin. Karena aku tahu, seorang suami pasti sangat senang melihat istrinya yang berpakaian rapi dan hal itu akan membuatnya betah di rumah. Kuhidangkan makanan di atas meja makan dan kutunggu ia hingga selesai makan. Setelah dia selesai makan, maka aku akan bertanya, apakah ada pelayananku yang tak berkenan dihatinya. Maka aku akan menyerahkan rotan tersebut padanya untuk memukulku.”</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Lalu, apakah suamimu sering memukulmu?” </i>tanya Fathimah. <i>“Tidak, tidak pernah, yang selalu terjadi adalah dia menarik tubuhku dan memelukku penuh kasih sayang.”</i> Mendengar semua penjelasan tersebut, Fathimah terperangah. Sungguh, tak berlebihan kiranya, jika Rasulullah menyuruhnya mendatangi rumah Muthi’ah. Pesona akhlaqnya sungguh luar biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pesona yang tak mungkin dimiliki seorang perempuan yang berorientasi materialistik yang memandang segala sesuatu hanya pada kebendaan dan kasat mata saja. Sebab, cinta dan ketulusan Muthi’ah tentu tak terukur pada sebilah rotan yang digunakan untuk memukul saja. Kasih sayangnya tentu tak akan membuatnya rendah karena setia mengelap keringat di tubuh suaminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah pesona yang hanya mampu dipahami oleh seorang muslimah sejati yang mengukur segala tindakan dengan skala iman. Yang mampu melihat dengan mata hati bahwa ketaatan akan menghadiahkan kebahagiaan. Bahwa ketundukan pada perintah Allah dan Rasul-Nya, bukan hanya menuntun pada kebenaran. Namun, juga pada pembuktian bahwa setiap perempuan yang beriman dan berakhlak mulia juga akan mendapatkan seorang suami yang beriman dan penuh cinta. voa-islam.com</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-5236553454958384592012-03-15T18:37:00.001-07:002012-03-15T18:37:56.661-07:00Pergulatan Filosofis Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5IgXN_B5lXmdA3MQA4kKpOHMBOSF_CfZKh-FISVz2rwtAhpCcVD9baODFfRmZysbdZRR_DgC2aXJwXtFZ3g1UGn9n_4GIw1A__Tlfw03AwRSbxqShWJxYEMmiCUncOQ6ce6wimqWB1t3/s1600/images+%25283%2529.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5IgXN_B5lXmdA3MQA4kKpOHMBOSF_CfZKh-FISVz2rwtAhpCcVD9baODFfRmZysbdZRR_DgC2aXJwXtFZ3g1UGn9n_4GIw1A__Tlfw03AwRSbxqShWJxYEMmiCUncOQ6ce6wimqWB1t3/s200/images+%25283%2529.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Al-Ghazali dan Filsafat </b></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekelompok masyarakat begitu terpesona dengan kehebatan filsafat Yunani. Mereka lebih suka mengikuti pemikiran filsafat ketimbang ajaran Islam. Nama-nama filosof beken seperti Socrates, Hippocrates, Aristoteles dan lainnya, membuat mereka terkagum-kagum. Padahal, mereka belum memahami betul pemikiran para filosof tersebut,” demikian tulis al-Ghazali (450/1058-505/1111), Sang Bukti Islam (Hujjatul Islam) di halaman awal Tahafutul Falasifah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bermaksud menunjukkan kekeliruan filsafat, al-Ghazali menulis Tahafutul Falasifah (Ketidak-koherensian Para Filosof). Karya yang ditulis sekitar bulan Januari 1095 itu adalah jawaban bagi mereka yang terlalu mengidolakan filsafat. <a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, al-Ghazali tidak menolak filsafat secara total. Bagi al-Ghazali, pemikiran para filosof ada juga yang tidak bertentangan dengan akidah (la yasdumu mazhabuhum fihi aslan min usuliddin). Pemikiran para filosof tentang gerhana bulan (al-kusuful qamariy), yaitu hilangnya cahaya bulan disebabkan posisi bumi yang berada di antara bulan dan matahari, tidak bertengangan dengan Islam. Saat gerhana, bulan berada dalam bayang-bayang bumi, maka sinar matahari tidak dapat diserap oleh bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu juga dengan pemikiran mereka mengenai gerhana matahari (kusufus syams), tatkala posisi bulan berada di tengah antara bumi dan matahari. Al-Ghazali menegaskan, jika pendapat mereka mengenai hal-hal seperti ini ditolak dengan alasan agama, justru akan melemahkan ajaran Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, bagi al-Ghazali, filsafat itu ada sesatnya. Namun, ada pula benarnya. Selama tidak bertentangan dengan akidah, maka fisika, logika, matematika, geometri yang merupakan bagian dari ilmu filsafat, bisa diterima. Tapi, jika bertentangan dengan akidah, seperti metafisika, dan unsur-unsur dalam fisika maupun psikologi (saat itu psikologi bagian dari ilmu filsafat), maka bagian dari filsafat tersebut harus ditolak. Al-Ghazali telah meletakkan filsafat pada tempatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tahafutul Falasifah </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam karyanya, Tahafutul Falasifah, al-Ghazali menunjukkan kekeliruan pemikiran para filosof Yunani dan para pengikut mereka seperti al-Farabi (m. 950) dan Ibnu Sina (m. 1037). Tahafutul Falasifah memuat 20 persoalan filosofis. Dari kedua puluh persoalan tersebut, tiga persoalan menyebabkan kekufuran, yaitu: pemikiran para filosof bahwa alam (yang dimaksud dengan alam adalah apa saja ciptaan Allah, termasuk alamul ghaib) adalah tidak bermula; Tuhan mengetahui hal-hal partikular dengan cara yang universal, dan tidak ada kebangkitan fisik di akhirat kelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari kedua puluh persoalan filosofis, persoalan keazalian alam menyedot sekitar seperlima dari keseluruhan isi buku Tahafutul Falasifah. Bagaimana Tuhan menciptakan alam? Para filosof (tidak termasuk Plato) beranggapan bahwa alam tidak bermula. Alam ada sejak Tuhan ada. Tuhan ada maka alam ada. Jika Tuhan ada, dan alam tidak ada, maka ketiadaan hadir sebelum adanya alam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, bagi para filosof, kondisi seperti itu, mustahil bagi akal. Sebabnya, jika alam dari tiada kemudian berubah menjadi ada, maka pasti ada faktor (murajjih) yang menyebabkan perubahan dari ketiadaan menjadi ada. Para filosof menyatakan tidak mungkin jika perubahan tersebut disebabkan oleh Tuhan. Sebab jika perubahan itu terjadi (dari tiada menjadi ada), akan timbul persoalan. Mengapa Tuhan menciptakan alam itu pada saat itu, kenapa tidak sebelumnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi para filosof, tidak mungkin untuk mengatakan Tuhan “dulu Dia tidak berkehendak saat alam belum diciptakan” dan “saat alam diciptakan Dia baru berkehendak”. Hal ini, kata mereka, tidak mungkin terjadi, karena perubahan tidak terjadi pada diri Zat yang Maha Suci.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agamawan pun mengakui tidak ada perubahan pada diri Zat yang Maha Suci. Oleh sebab itu, tidak bisa tidak, alias sebuah keharusan, alam itu tidak bermula di dalam waktu. Alam ada sejak Allah ada. Namun, para filosof seperti Ibnu Sina mengingatkan, tetap ada perbedaan yang jelas antara eksistensi Allah dan eksistensi alam. Allah “lebih dulu” ada dibanding alam. Namun, makna “lebih dulu” bukan dalam katagori waktu. Tapi, dalam katagori esensi (biz-zat), seperti sebab “lebih dulu” dari akibat, ataupun angka satu “lebih dulu” dari angka dua, atau seperti matahari “lebih dulu” dari sinarnya. Tentu, perumpamaan ini tidak bisa diaplikasikan sepenuhnya kepada Zat yang Maha Suci karena Dia berbeda dengan makhluk-Nya. Namun, seperti itulah kira-kira makna “lebih dulu,” demikian menurut Ibnu Sina.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bertentangan dengan pemikiran Ibnu Sina, al-Ghazali, berpendapat tidak ada keharusan logika untuk menyimpulkan alam tidak bermula. Bagi al-Ghazali, tidak mustahil bagi akal untuk berfikir bahwa Tuhan ada dan tidak ada apa pun bersama-Nya. Tuhan mencipta alam dari ketiadaan. Adanya ketiadaan sebelum penciptaan alam bukanlah sesuatu yang mustahil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika para filosof mengajukan pertanyaan: Mengapa Tuhan menciptakan alam dari sebelumnya tiada kemudian menjadi ada? Apa kira-kira faktor yang mendorong, kehendak Sang Pencipta yang dari sebelumnya tidak mencipta kemudian ingin mencipta? Al-Ghazali menjawab: di sinilah inti persoalannya. Kehendak Tuhan tidak bisa dianalogikan dengan kehendak manusia, dari tidak mau (mencipta alam) berubah menjadi mau (mencipta alam). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehendak Tuhan tidak mengalami perubahan. Sebabnya, makna kehendak adalah pilihan, bukan perubahan. Tuhan memilih mencipta “saat itu,” dan bukan “sebelum saat itu.” Tuhan Berkehendak mencipta pada “saat itu,” bukan sebelumnya. Jika kira-kira para filosof bertanya: Mengapa Tuhan Berkehendak “saat itu,” bukan sebelumnya? Al-Ghazali menjawab, tidak ada perubahan pada Kehendak Tuhan. Sebabnya, makna Kehendak (Iradah) bukan dari tidak mau menjadi mau. Makna “Kehendak” adalah memilih. Tuhan memilih “saat itu.” Pilihan tersebut tidak mengandung makna perubahan pada Kehendak-Nya. Inilah makna Kehendak, ungkap Imam al-Ghazali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tahafutut Tahafut </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar sembilan puluh tahun kemudian -- sejak Imam al-Ghazali menulis Tahafutul Falasifah -- Ibnu Rusyd menulis Tahafutut Tahafut (Inkoherensinya Inkoherensi) sekitar tahun 1185. Ibnu Rusyd, Sang Komentator Aristoteles, mengkritik al-Ghazali paragraf demi paragraf. Ibnu Rusyd bukan saja menolak pemikiran al-Ghazali. Tapi ia juga menolak pemikiran para filosof seperti al-Farabi dan Ibnu Sina karena mereka telah menyimpang dari pemikiran Aristoteles. Namun, tetap kritikan utama Tahafutut Tahafut diajukan kepada al-Ghazali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Ibnu Rusyd, al-Ghazali telah keliru, karena berpendapat Kehendak Tuhan tetap tidak berubah dengan penciptaan alam. Menurut Ibnu Rusyd, penciptaan alam dari tiada (ex nihilo) menjadi ada, mengindikasikan perubahan pada Tuhan. Padahal, menurut Ibnu Rusyd, Tuhan tidak berubah. Kehendak Tuhan yang abadi tidak mengalami perubahan. Oleh sebab itu, Ibnu Rusyd berpendapat alam itu tidak bermula. Jika alam bermula, maka akan ada perubahan pada-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, Ibnu Rusyd menyimpulkan alam adalah azali (qadim). Alam tidak bermula dalam waktu. Alam adalah akibat yang harus dari eksistensi Tuhan. Selain itu, bagi Ibnu Rusyd, penciptaan ex nihilo (dari ketiadaan) tidak memiliki dasar pijakan dalam al-Qur’an. Jadi, menurut Ibnu Rusyd, tuduhan kekufuran terhadap para filosof tidak memiliki basis agama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah meneliti secara mendalam, Marmura dalam disertasinya yang berjudul The Conflict Over The World’s Pre-Eternity in The Tahafuts of al-Ghazali and Ibn Rushd, menyimpulkan bahwa konflik antara al-Ghazali dan Ibnu Rusyd sebenarnya berasal dari konflik premis-premis metafisika yang tidak bisa didamaikan. Kritik al-Ghazali terhadap konsep keazalian alam berpijak pada asal-usul konsep ini yang berangkat dari konsep Tuhan Aristoteles.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konsep Tuhan seperti ini bertentangan dengan konsep Tuhan yang ada dalam al-Qur’an. Konsep Tuhan Aristoteles berangkat dari konsep Tuhan yang harus mencipta alam. Tuhan --tidak bisa tidak -- harus mencipta alam. Jadi, Tuhan berbuat dengan keharusan. Bukan itu saja, Perbuatan-Nya pun selanjutnya ditentukan dengan benda-benda diluar diri-Nya. Dia tidak bertindak secara langsung ke dalam alam ciptaan-Nya. Namun tindakan-Nya melalui serial sebab-sebab esensial yang berlaku sebagai perantara. Premis-premis seperti ini yang mendorong Aristoteles untuk merumuskan alam ini tidak berpemulaan. Pemikiran metafisis ini yang mempngaruhi pemikiran al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara bagi al-Ghazali dan tentunya mayoritas kaum Muslimin, konsep Tuhan dalam al-Qur’an adalah Maha Kuasa. Dia juga Maha Berkehendak. Dia tidak berbuat dengan keharusan. Tidak ada diluar Diri-Nya yang menentukan perbuatan-Nya. Alam sepenuhnya tergantung kepada-Nya. Eksistensi alam secara total setiap saat bergantung kepada perbuatan-Nya secara langsung. Segala sesuatu di alam ini setiap saat secara langsung berada dalam genggaman-Nya. Dialah yang menyebabkan segala perubahan dan pergerakan. Tidak ada keharusan keterkaitan sebab-akibat di alam ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Salah-Paham </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kritikan Imam al-Ghazali terhadap filsafat terkadang ditafsirkan keliru. Al-Ghazali, misalnya, dituduh sebagai biang kerok kemunduran sains umat Islam. Prof. al-Ahwany, misalnya, menilai: “Sayangnya, kaum Muslimin mengikuti al-Ghazali… dan sedikit demi sedikit mengabaikan pelajaran sains. Zaman kebesaran peradaban Islam menjadi buram… Kembali kepada Ibnu Rusyd adalah salah satu insentif untuk kebangkitan kembali saat ini di Timur. Menurut al-Ahwany, Muhammad Abduh, Amir Ali dan ramai tokoh-tokoh Muslim modern setuju dengan trend pemikiran Ibnu Rusyd dibanding al-Ghazali (Ahmad Fouad al-Ahwany, “Ibn Rushd” dalam M. M. Sharif, A History of Muslim Philosophy).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para Orientalis juga menyuarakan nada yang sama. George Sarton, misalnya, menyatakan pandangan al-Ash’ari dan al-Ghazali merupakan penghambat kemajuan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan (George Sarton:Introduction to the History of Science).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya, tuduhan kepada Imam al-Ghazali terlalu berlebihan. Menurut al-Ghazali, mempelajari sains adalah fardu kifayah bagi umat Islam. Al-Ghazali telah mengingatkan dalam Tahafutul Falasifah, supaya mengkaji sains, sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu telah membuktikan pengaruh al-Ghazali kepada umat lebih besar dibanding pengaruh Ibnu Rusyd. Mayoritas umat Islam baik dalam khilafah Utsmaniyah yang berkuasa sekitar 700 tahun, dinasti Mughal di India-Pakistan selama 300 tahun, termasuk di alam Melayu, lebih banyak yang mengikuti pemikiran imam al-Ghazali dibanding Ibnu Rusyd.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah wafatnya al-Ghazali (w. 1111), sains tetap berkembang sampai abad ke-16. Observatorium Maragha misalnya dibangun tahun 1259 hingga tahun 1304. Di Samarqand, Observatorium juga dibangun tahun 1420. Observatorium Istanbul dibangun pada tahun 1577. Tentunya, berbagai Observatorium itu bisa dibangun dengan melibatkan berbagai pakar dalam bidang astronomi, matematika dan teknologi. Bahkan kritik terhadap paham Geosentris telah dilakukan para ahli astronomi Muslim di Observatorium Maragha dan Samarqand, jauh sebelum Copernicus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemunduran sains dalam peradaban Islam lebih ditentukan beragam faktor. Sains memerlukan dukungan penguasa, stabilitas politik, kemakmuran ekonomi, dan lingkungan yang kondusif. Pascawafatnya al-Ghazali, suasana kondusif tidak selalu hadir di wilayah kekuasaan Islam. Perang salib yang berkecamuk sekitar 200 tahun sangat menguras energi umat. Cengkraman bangsa Mongol yang merebut Baghdad, Samarqand, Bukhara dan Khawarism serta membantai penduduk kota-kota tersebut dan membumihanguskan infrastrukturnya sangat melemahkan kondisi umat. Munculnya kekuatan Barat dan bermulanya kolonialisasi atas berbagai wilayah Muslim semakin melemahkan kekuatan umat Islam. Sebab-sebab ini memiliki pengaruh yang besar atas kemunduran sains umat Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penting dicatat pengamatan Etienne Gilson, seorang filosof Kristen. Menurutnya, pengaruh Ibnu Rusyd di Barat telah menyebabkan masyarakat Kristen meninggalkan agamanya. Para pengikut Ibnu Rusyd (Averroisme) meraih kemajuan sains dan teknologi dengan mengorbankan ajaran agamanya. Bagi Averroisme, akal berada di atas Wahyu. Padahal dalam struktur epistemologi Islam, Wahyu adalah sumber epistemologi yang utama. Al-Ghazali menulis Tahafutul Falasifah karena filsafat -- ketika itu -- telah menggeser wahyu sebagai sumber epistemologi yang utama. Al-Ghazali berusaha meletakkan filsafat pada tempatnya. Wallahu a’lam. (***)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*http://insistnet.com/</i></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-48759180702762743042012-03-15T18:26:00.001-07:002012-03-15T18:26:16.474-07:00Apa Itu Filsafat Islam?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2AY4S_eIk9L1-Nj35-Ttj8bm18T-v7e3zOzEs2ubIevOLCLzsp53cWENQJz9FOOStg9pmeUz8b7zY3pJIgAntOsDnROVt-fY0pUlAp-ZrURpkLXdIP6gVf3IGJ9ufVQbiAUFaM2iMX5GZ/s1600/thinking.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2AY4S_eIk9L1-Nj35-Ttj8bm18T-v7e3zOzEs2ubIevOLCLzsp53cWENQJz9FOOStg9pmeUz8b7zY3pJIgAntOsDnROVt-fY0pUlAp-ZrURpkLXdIP6gVf3IGJ9ufVQbiAUFaM2iMX5GZ/s200/thinking.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika ditanya apa itu filsafat, seorang mahasiswa menjawab singkat: filsafat itu mencari kebenaran. Dengan cara berpikir dan bertanya terus-menerus.Tentang segala hal: dari persoalan gajah sampai persoalan semut, dari soal hukum dan politik hingga soal moral dan metafisika,dari soal galaksi sampai soal bakteri. Kalau begitu, berarti filsafat itu ada dimana-mana. Memang benar, filsafat ada di Barat dan di Timur. Ada filsafat Yunani, filsafat India, filsafat Cina, filsafat Kristen, dan juga filsafat Islam. Inilah makna filsafat sebagai kearifan(sophia) dan pengetahuan (sapientia) yang dicapai manusia dengan akal pikirannya.<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tiga Istilah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam tradisi intelektual Islam, kita temukan tiga istilah yang umum untuk filsafat. <i>Pertama,</i> istilah hikmah,yang tampaknya sengaja dipakaiagar terkesan bahwa filsafat itu bukan barang asing, akan tetapi berasal dari dan bermuara pada al-Qur’an. Al-‘Amiri, misalnya, menulis bahwa hikmah berasal dari Allah, dan diantara manusia yang pertama dianugrahi hikmah oleh Allah ialah Luqman al-Hakim. Disebutnya ketujuh filsuf Yunani kuno itu sebagai ahli hikmah (al-hukama’ as-sab‘ah)–yakni Thales, Solon, Pittacus, Bias, Cleobulus, Myson dan Chilon.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula al-Kindi, yang menerangkan bahwa ‘falsafah’ itu artinya hubb al-hikmah (cinta pada kearifan). Sementara Ibn Sina menyatakan bahwa: hikmah adalah kesempurnaan jiwa manusia tatkala berhasil menangkap makna segala sesuatu dan mampu menyatakan kebenaran dengan pikiran dan perbuatannya sebatas kemampuannya sebagai manusia (istikmal an-nafs al-insaniyyah bi tashawwur al-umur wa t-tashdiq bi l-haqa’iq an-nazhariyyah wa l-‘amaliyyah ‘ala qadri thaqat al-insan). Siapa berhasil menggapai ‘hikmah’ sedemikian makaiatelah mendapat anugerah kebaikan berlimpah, ujar Ibn Sina.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah barang tentu tidak semua orang setuju dengan istilah ini. Imam al-Ghazali termasuk yang menentangnya. Menurut beliau, lafaz ‘hikmah’ telah dikorupsi untuk kepentingan filsuf, karena ‘hikmah’ yang dimaksud dalam kitab suci al-Qur’an itu bukan filsafat, melainkan Syari‘at Islam yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Yang kedua </i>adalah istilah falsafah, yang diserap ke dalam kosakata Arab melalui terjemahan karya-karya Yunani kuno. Definisinya diberikan oleh al-Kindi: filsafat adalah ilmu yang mempelajari hakikat segala sesuatu sebatas kemampuan manusia. Filsafat teoritis mencari kebenaran, manakala filsafat praktis mengarahkan pelakunya agar ikut kebenaran. Berfilsafat itu berusaha meniru perilaku Tuhan. Filsafat merupakan usaha manusia mengenal dirinya. Demikian tulis al-Kindi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekelompok cendekiawan bernama‘Ikhwan as-Shafa’ menambahkan: ‘Filsafat itu berangkat darirasaingin tahu. Adapun puncaknya adalah berkata dan berbuat sesuai dengan apa yang anda tahu (al-falsafah awwaluha mahabbatul-‘ulum ... wa akhiruha al-qawl wal-‘amal bi-ma yuwafiqul-‘ilm)’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Ketiga,</i> istilah ‘ulum al-awa’il yang artinya ‘ilmu-ilmu orang zaman dulu’. Yaitu ilmu-ilmu yang berasal dari peradaban kuno pra-Islam seperti India, Persia, Yunani dan Romawi. Termasuk diantaranya ilmu logika, matematika, astronomi, fisika, biologi, kedokteran, dan sebagainya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tiga Perspektif</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Terdapat beberapa pandangan mengenai matriks filsafat Islam. <i>Pandangan pertama </i>dipegang oleh mayoritas orientalis. Filsafat Islam adalah kelanjutan dari filsafat Yunani kuno: ‘It is Greek philosophy in Arabic garb’, demikian kata Renan, Gutas, dan Adamsonyang lebih suka menyebutnya sebagai ‘filsafat [berbahasa] Arab’ (Arabic Philosophy).Dibalik pandangan ini terselip rasisme intelektual bahwa filsafat itu murni produk Yunani dan karenanya kaum Muslim sekadar mengambil danmemelihara untuk diwariskan kepada generasi sesudah mereka. Memang, dalam literatur sejarah filsafat dunia, peran dan kedudukan filsafat Islam seringkali dimarginalkan dan direduksi, atau bahkan diabaikan sama sekali. Mulai dari Hegel sampai Coplestone dan Russell, filsafat Islam hanya dibahas sambil lalu,sebagai “jembatan peradaban” (Kulturvermittler)dari Zaman Kegelapan ke Zaman Pencerahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Pandangan kedua </i>menganggap filsafat Islam itu reaksi terhadap doktrin-doktrin agama lain yang telah berkembang pada masa lalu. Para pemikir Muslim dituduh telah mencomot dan terpengaruh oleh tradisiYahudi-Kristen. Pendapat ini diwakili Rahib Maimonides: “Ketahuilah olehmu bahwa semua yang dilontarkan oleh orang Islam dari golongan Mu‘tazilah maupun Asy‘ariyah mengenai masalah-masalah ini berasas pada sejumlah proposisi-proposisi yang diambil dari buku-buku orang Yunani dan Syria yang ditulis untuk menyanggah para filosof dan mematahkan argumen-argumen mereka.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua sudut pandang tersebut di atas dikritik tajam antara lain oleh Seyyed Hossein Nasr. Orientalis yang menganut perspektif Greco-Arabic biasanya mengkaji filsafat Islam sebagai barang purbakala atau artifak museum, sehingga pendekatannya melulu historis dan filologis. Di mata orientalis semisal Van den Bergh, Walzer dan Gutas, filsafat Islam itu ibarat sesosok mummi yang hidup antara abad ke-9 hingga ke-12 Masehi. Akibatnya, lanjut Nasr, para orientalis itu tidak tahu dan tak peduli akan fakta filsafat Islam sebagai kegiatan intelektual yang terus hidup dari dahulu sampai sekarang: Islamic philosophy has remained a major intellectual activity and a living intelllectual tradition within the citadel of Islam to this day, di pusat-pusat keilmuan di Dunia Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Yang ketiga </i>adalah perspektif revisionis yang memandang filsafat Islam itu lahir dari kegiatan intelektual selama berabad-abad semenjak kurun pertama Islam. Bukankah perbincangan tentang kemahakuasaan dan keadilan Tuhan,tentang hakikat kebebasan dan tanggung-jawab manusia merupakan cikal bakal tumbuhnya filsafat? Munculnya kelompok Khawarij, Syi‘ah,Mu‘tazilah dan lain-lain,yang melontarkan pelbagai argumen rasional disamping merujuk kepada ayat-ayat al-Qur’an jelas sekali mendorong berkembangnya pemikiran filsafat dalam Islam. Contohnya sepucuk surat dari al-Hasan al-Basri kepada Khalifah perihal qadha dan qadar, dimana beliau menangkis argumen kaum fatalis maupun argumen rasionalis sekular. Perdebatan seru segera menyusul di abad-abad berikutnya seputar kedudukan logika, masalah atom, ruang hampa, masa, dan yang tak terhingga dalam hubungannya dengan kewujudan Tuhan serta keazalian dan keabadian alam semesta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pandangan revisionis ini diwakili antara lain oleh M.M. Sharif, Oliver Leaman, dan Alparslan Açıkgenç. Filsafat Islam tidak bermula dengan al-Kindi dan berhenti dengan kematian Ibnu Rusyd. Sebagai produk dialektika unsur-unsur internal Umat Islam itu sendiri, bangunan filsafat Islam dapat ditemukan fondasinya dalam kitab suci al-Qur’an yang menduduki posisi sentral dalam kehidupan spiritual-intelektual kaum Muslim. Bagi Oliver Leaman,filsafat Islam adalah nama generik keseluruhan pemikiran yang lahir dan berkembang dalam lingkup peradaban Islam, terlepas apakah mereka yang punya andil berbangsa Arab ataupun non-Arab, Muslim ataupun non-Muslim, hidup di Timur Tengah ataupun bukan,berbahasa Arab, Parsi, Ibrani, Turki, ataupun Melayu sebagai mediumnya, sejak zaman dulu sampai sekarang ini. Leaman mencermati adanya cara pandang Islami yang membingkai itu semua (framed within the language of Islam, within the cultural context of Islamic society). Artinya, filsafat Islam itu luas dan kaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Corak Filsafat</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih menurut Oliver Leaman, filsafat Islam itu sangat filosofis dalam arti logis- analitis,terus hidup dan penuh gejolak, tidak sekadar melanjutkan tradisi sebelumnya, akan tetapi juga memperlihatkan terobosan-terobosan kreatif dalam menjawab persoalan-persoalan klasik maupun modern: MuchIslamic philosophy, like much philosophy of any kind, is just the accretion of new technical representaions of existing issues .... new traditions of thinking about problems and resolving difficult conceptual issues(Lihat: History of Islamic Philosophy, London: Routledge, 1996, hlm. 1-10). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernyataan serupa diutarakan oleh pakar-pakar filsafat dari Mesir seperti Ibrahim Madkour, Musthafa ‘Abdur Raziq, dan Syekh ‘Abdul Halim Mahmud. Filsafat Islam itu ‘Islami’ dari empat segi: pertama, dari sisi masalah-masalah yang dibahas; kedua, dari aspek konteks sosio-kulturalnya; ketiga, dari sudut faktor-faktor pemicu serta tujuan-tujuannya; dan keempat, dari kenyataan bahwa para pelakunya hidup di bawah naungan kekuasaan Islam (Lihat: I. Madkour, al-Falsafah al-Islamiyyah: Manhaj wa tathbiquhu, hlm.19).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang, jika ditelusuri dan diteliti karya-karyanya, para filsuf Muslim bukan semata-mata membeo atau sekadar mereproduksi apa yang mereka pelajari dari ahli pikir Yunani kuno. Mereka tidak pasif-reseptif, tidak menerima bulat-bulat atau menelan mentah-mentah tanpa resistensi dan sikap kritis. Sebaliknya, para pemikir Muslim semisal Ibn Sina, al-Baghdadi dan ar-Razi mengupas dan mengurai, melakukan analisis dan elaborasi, menjelaskan dan menyanggah, melontarkan kritik, memodifikasi dan menyaring, mengukuhkan dan menambahkan, memperkenalkan konsep-konsep baru, atau menyuntikkan makna baru pada istilah-istilah yang sudah ada, dan menawarkan solusi-solusi baru untuk persoalan-persoalan perennial dalam filsafat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain berhasil menelurkan sintesis cemerlang dan membangun sistem pemikiran tersendiri, para filsuf Muslim terutama berhasil mengakomodasi khazanah keilmuan Yunani kuno dalam kerangka pandangan hidup (Weltanschauung) Islam. Dengan kata lain, mereka berupaya mengislamkannya. Maka yang terjadi adalah islamisasi filsafat secara negatif (pengenyahan unsur-unsur kufur) dan positif (pemasukan unsur-unsur Islami). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kontroversi Filsafat Islam </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kendati termasuk bagian dari tradisi intelektual Islam, tidak sedikit yang antipati terhadap filsafat –bukan (i) sebagai sikap mental, proses nalar dan kearifan, melainkan filsafat (ii) sebagai ‘barang impor’ yang mengandung unsur-unsur atheisme, sekularisme, relativisme, pluralisme, danliberalisme. Filsafat dalam pengertian kedua (ii) inilah yang ditolak oleh para ulama Muslim, yaitu filsafat yang menggiring pelakunya kepada sikap anti-Tuhan dan anti-agama, mendewakanakal, melecehkanNabi, dansebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di abad kelima Hijriyah, Imam al-Ghazali melepaskan pukulan keras terhadap filsafat dalam karyanya Tahafut al-Falasifah, dimana beliau menganggap kufur tiga doktrin filsafat: pertama, keyakinan filosof bahwa alam ini kekal; kedua, pernyataan mereka bahwa Tuhan tidak mengetahui perkara-perkara detil; dan ketiga, pengingkaran mereka terhadap kebangkitan jasad di hari qiyamat. Fatwa yang begitu keras melarang pengajaran filsafat juga dikeluarkan oleh Ibn as-Sholah: ‘Filsafat adalah pangkal kebodohan dan penyelewengan, kebingungan dan kesesatan. Siapa yang berfilsafat, maka butalah hatinya akan keutamaan Syari‘ah suci yang ditopang dalil-dalil dan bukti-bukti yang jelas. Siapa mempelajarinya akan bersama kehinaan, tertutup dari kebenaran, dan terpedaya oleh setan.’</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun filsafat dalam pengertian pertama, dengan tujuan ganda membenarkan yang benar (ihqaq al-haqq) dan membatalkan yang batil (ibthal al-bathil) secara rasional, persuasif dan elegan, maka bisa dikategorikan fardu kifayah. Seperti rasa ingin tahu Nabi Ibrahim yang mendorongnya bertanya bagaimana Allah menghidupkan orang mati. Allah balik bertanya, “Apakah engkau belum percaya?” Nabi Ibrahim menjawab, “Aku percaya, akan tetapi[akubertanya] supaya hatiku tentram (mantap).” Jadi, filsafat itu untuk mengokohkan kebenaran sekaligus menghapus keraguan. (****)<br /><br />*<i>http://insistnet.com/</i></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-39247254255516296612012-03-15T03:37:00.000-07:002012-03-15T03:37:23.729-07:00Kenapa Simbologi Begitu Penting Bagi Yahudi: Sebuah Perspektif Kajian Psikologi<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
Mungkin satu-satunya ras manusia di dunia ini yang begitu terpikat dengan simbol adalah Yahudi. Bagaimana tidak, simbol-simbol perusahaan yang saat ini ada adalah bagian dari simbol mereka. Katakanlah Adidas, MasterCard, Vodavone, IBM, Intel, Coca-Cola, Indosat, dan sebagainya. Tidak hanya pada perusahaan, banyak agen-agen satanisme ini menelurkan simbol-simbolnya lewat logo Grup Band Musik, Logo Klub Sepakbola, merchandishe Piala Dunia hingga syair-syair puitis. Sampai pada satu titik, penulis bertanya mendalam, kenapa Simbologi seperti “sebuah kepercayaan” dan harga mati bagi Doktrin Yahudi? Disini penulis mencoba untuk tidak melihat dari perspektif theology, tapi penulis tertarik untuk mengkajinya dalam bingkai kajian psikologis. Sebuah hal yang masih jarang kita teliti.<a name='more'></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang remaja muslim resah, akhir-akhir ini ia memiliki kebiasaan aneh. Kebiasaannya itu tampak sepele bagi orang lain, namun tidak bagi dirinya. Tanpa sadar ia kerap mendendangkan lagu cinta terlarang versi The Virgin. Padahal ia tahu betul bahwa lagu itu mengajarkan lesbianisme dan perselingkuhan. Kini pemuda muslim itu berusaha untuk tidak tergoda kembali dengan lagu mesum itu. Namun pertanyaannya, kenapa pemuda itu selama ini bisa terbuai untuk melantuntankannya secara tidak sadar?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lain lagi dengan kisah salah seorang remaja muslimah yang satu ini. Kasusnya hampir serupa. Entah mengapa ia begitu mengagumi Lady Gaga dan Raihanna, padahal ia sadar betul Raihanna dan Lady Gaga adalah dua wanita berstatus agen Kaballah dalam jagad musik dunia. Lirik lagu Umbrella Raihanna pun menyiratkan bahwa manusia berada dibawah sebuah payung Illuminati. Sebuah filosofi yang kental dalam ajaran paganisme. Lagi-lagi pertanyaannya serupa, kalau memang remaja putri tersebut telah tahu bagian dari skenario besar yang tengah dilancarkan Raihanna, kenapa justru ia malah mengaguminya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Yahudi dan Simbologi : Mewaspadai Otak Reptil</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="142" src="https://fbcdn-photos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc4/67750_1654472927473_1406577036_1686508_2406757_a.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="200" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 13px; text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Simbolisme berkaitan dengan doktrin. Sebuah simbol diciptakan untuk membawa seseorang ke alam pikiran kelompok atau orang yang membuat simbol tersebut. Karena kita berhubungan dengan alam doktrin, berarti kita harus menelaah fungsi otak. Menurut penelitian, otak manusia adalah suatu organ yang beratnya sekitar 1,5 kg atau sekitar 2 % dari berat tubuh dan dioperasikan dengan bahan bakar glukosa dan oksigen. Saat bayi dilahirkan, otaknya telah berukuran 1/4 dari ukuran otak dewasa. Otak menyerap sekitar 20 % suplai oksigen yang beredar di dalam tubuh manusia. Semua manusia sejak lahir telah memiliki 100.000.000.000 (seratus miliar) sel otak aktif dan didukung oleh 900.000.000.000 (sembilan ratus miliar) sel pendukung lainnya. Jadi, total ada 1 triliun sel otak. Manusia diberi otak yang sedemikian luar biasa kemampuannya. Namun, ini barulah potensi. Potensi ini harus dikembangkan. Meskipun memiliki jumlah sel otak yang sangat banyak, bukanlah jaminan seseorang dapat menjadi makhluk yang cerdas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="176" src="https://fbcdn-photos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc4/67405_1654475047526_1406577036_1686513_2777853_a.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="200" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang berkembang secara bertahap. Yaitu Otak Reptil, Otak Mamalia, dan Neo Cortex. Otak reptil bermula dari batang otak yang terletak di dasar otak dan terhubung ke tulang belakang. Otak ini berfungsi sebagai pusat kendali, sistem saraf otonomi, dan untuk mengatur fungsi utama tubuh seperti denyut jantung dan pernafasan. Selain itu, otak reptil juga berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya atau ancaman dengan menggunakan pendekatan “lari” atau “lawan”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun orang tidak menyadari, bahwa pada dasarnya otak reptil-lah yang menjadi bagian penting dari doktrin simbologi. Otak reptil memiliki fungsi untuk merespon segala hal terhadap apa yang ia dengar dan saksikan, termasuk sebuah simbol. Sifat responsif ini terjadi karena otak reptil memiliki kesamaan dengan otak primitif. Ia tidak mampu maksimal untuk menganalisa, berfikir, mencerna secara intelektual apa-apa saja hal yang menghampirinya. Karena sebagian fungsinya hanya untuk menjalankan fungsi instingtif seperti makan, minum, tidur dan sebagainya. Jadi ketika Ahmad Dhani banyak melakukan propaganda Simbol Mata Satu dalam video klipnya, otak reptile-lah yang sebenarnya lebih banyak menyerap dan menerima, tanpa banyak mengkritisi. Tujuan dari Yahudi mungkin tidak aneh, bahwa dengan terbiasa sebuah simbol Dajjal tersaji ke muka umum, nantinya manusia tidak akan merasa gagap jika kemudian Dajjal turun. Karena simbol itu telah memasyarakat lewat propaganda mereka. Oleh karenanya, Rasulullah dengan baiknya telah menocunter propaganda itu jauh-jauh hari, agar manusia memakai otak Neo Cortex-nya saat berbicara tentang Dajjal “Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah. sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul. ” (Shahih Bukhari)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Neo Cortex adalah lawan dari otak reptile. Otak ini adalah bagian belahan otak yang kritis, sarat pemikiran, dan tidak mudah tersugesti karena memiliki cara kerja yang menggunakan daya analisis tajam. Karena itu salah seorang Ulama pernah melarang umat Muslim untuk taklid buta terhadap perkataan dari dirinya jika memang salah. Dalam arti, menerima begitu saja suatu perkara tanpa memakai sebuah nalar dan tuntunan wahyu untuk mencernanya. “Aku hanyalah seorang manusia, terkadang benar dan salah. Maka, telitilah pendapatku. Setiap pendapat yang sesuai dengan al-Quran dan sunnah nabi, maka ambillah. Dan jika tidak sesuai dengan keduanya, maka tinggalkanlah.” (Jami’ Bayan al-’Ilmi wa Fadhlih2/32).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan, Allah memerintahkan agar hambaNya bertanya kepada ahlu adz-dzikr, yaitu ulama atau fihak yang lebih berkompetensi jika menghadapi persoalan.“Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43). Inilah sebuah landasan agar kita selalu waspada dan memakai akal kita, terlebih saat kita menyaksikan propaganda simbolis mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Doktrin Simbologi dan Back Up Gelombang Otak</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="200" src="https://fbcdn-photos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash2/68354_1654482767719_1406577036_1686537_7849471_a.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="200" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Selain pengaruh otak Reptil, gelombang otak juga memberikan faktor dominan. Dalam kajian psikologi kognisi, kita mengenal bahwa gelombang otak terdiri dari empat gelombang bagian. Yakni Gelombang Deltha dengan Frekuensi 0,1 – 4 Hz. Thetha dengan frekuensi 4 – 8 Hz, Alpha dengan frekuensi 8-12 Hz , Betha dengan frekuensi 12-25 Hz dan Gamma dengan frekuensi 25 Hz ke atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Insting sugestif terhadap simbol, lagu-lagu, serta tampilan visual yang mengandung pesan simbolisme akan maksimal terserap ketika gelombang otak manusia berada pada level kondisi alpha dan thetha. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa dan ketika kita fokus pada suatu obyek, yaitu dalam skala 4-12 Hz.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gelombang alpha sendiri memiliki peran sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alpha juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis (baca: sugesti) yang ringan. Saat kita dalam kondisi hypnosis, meditasi dalam, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar. Secara alami anda memasuki kondisi alpha dan theta setiap akan tidur dan bangun tidur. Ketika anda sudah merasa sangat rileks, tenang, dan hampir tertidur, tapi anda masih menyadari keberadaan anda, maka seperti itulah kondisi dimana kita mudah tersugesti. Ketika anda terjaga dari tidur, dan masih malas untuk beranjak dari tempat tidur karena masih ingin melanjutkan tidur lagi, maka seperti itulah kondisi saat doktrin simbologi masuk dengan kondusif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bedanya, ketika kita akan memulai tidur, kondisi otak kita mengalami defisit Hertz. Yaitu berada pada kondisi alpha-theta dalam beberapa menit saja, untuk kemudian gelombang otak kita turun ke pososi gelombang delta (tanda bahwa tubuh dan pikiran anda beristirahat total). Sedangkan dalam kondisi orang yang tersugesti, manusia bisa mengalami kondisi trance (gelombang otak alpha-theta) dalam waktu yang lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang bermeditasi, berdoa dengan khusyuk, terpana melihat sesuatu, terhanyut membaca novel atau suatu cerita, melamun dan semacamnya juga menghasilkan gelombang otak alpha sampai theta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="241" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/66327_1654492927973_1406577036_1686547_5078427_n.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="320" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Lalu apa hubungannya antara gelombang Alpha dan Thetha dengan Simbol Yahudi? Kenyataannya Yahudi tahu betul bahwa manusia tidak selamanya berada pada kondisi Betha yang penuh kesadaran. Dengan sistem medis kafir yang mereka ciptakan, manusia berkubang menjadi individu-individu rentan stress dan mudah tersugesti. Pada saat-saat itulah, Saat manusia letih atas segala aktifitasnya dalam Sistem Dajjal yang penuh fitnah ini, kita telah berada pada satu titik insting sugestif. Simbol-simbol akan masuk menyihir manusia untuk melepaskan penat yang membelenggu diri kita. Baik dengan musik, tayangan Film Holywood, sampai propaganda dalam pertandingan-pertandingan sepakbola. Jika anda dulu masih jarang mendengar Istilah “Setan Merah”, namun kini kata-kata itu acap sekali terdengar setelah MU melekatkan nama klubnya pada identitas itu. Istilah dan simbol iblis berubah menjadi biasa dan lumrah untuk dilekatkan dalam kehiduan kita. Tengok saja simbol Band Ungu dan Armada Band yang secara tidak sadar telah ikut memakai simbol satanisme dengan dua tanduk menjulang ke atas. Sekali lagi tanpa mereka sadari. Ini baru dalam segi music dan olahraga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu doktrin untuk mensugesti manusia dalam alam Thetha dan Alpha juga terjadi dalam Film Avatar. Penulis pernah memiliki pengalaman unik ketika meriset para murid di tempat penulis mengajar. Saat sebelum menonton, penulis sudah merinci doktrin-doktrin berbahaya apa saja yang termuat dalam film Avatar dan para murid telah memahaminya seperti konsep Reinkarnasi, Roh Suci, Alam Eywa dan sebagainya. Uniknya setelah satu jam kami bersama-sama menonton, para murid sudah lupa apa misi tujuan dari film ini. Aksi memikat dan sentuhan psikologis dalam Film Animasi ini ternyata memiliki efek kejut yang sempurna. Film Avatar berhasil membawa para peserta didik untuk justru menjadi bagian dari Avatar dan telah lupa pesan apa yang tersimpan rapih dalam film berdurasi tiga jam ini. “Menakjubkan”!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Alam Bawah Sadar: Ini salah satu Kunci keberhasilan Simbologi Yahudi</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img height="181" src="https://fbcdn-photos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc4/66046_1654492327958_1406577036_1686546_2736216_a.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="200" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Alam bawah sadar terletak pada bagian terbawah jiwa manusia Akhirnya muara dari itu semua akan membawa kita pada pengkajian apa yang sangat fenomenal dalam Piskologi dengan sebutan Alam Bawah Sadar. Sigmund Freud, misalnya, berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, daya-daya neurotik, atau motif yang mendorong seorang seniman atau ilmuwan berkarya. Namun anehnya, menurut Freud, kita sering terdorong untuk mengingkari atau menghalangi seluruh bentuk motif ini naik ke alam sadar. Oleh karena itu, motif-motif itu kita kenali dalam wujud samar-samar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sebenarnya, penulis tidak sependapat pada konten seksual dalam alam bawah sadar versi Freud, dan sebenarnya Islam sudah menemukan Konsep alam bawah sadar jauh sebelum Freud. Namun tempat tidak menyediakan ruang untuk kita membahas secara detail disini. Kita hanya cukup membahas pada substansi Alam Bawah Sadarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alam bawah Sadar memang seperti namanya adalah alam yang sangat unik. Ia mampu mengerakkan jiwa manusia tanpa disadari manusia tersebut. Masih ingatkah kita dua remaja di atas tadi. Mereka memiliki kebiasaan tanpa sadar untuk kerap menyanyikan lagu-lagu Illuminati. Baik saat mereka sedang melamun, kosong pikiran, bengong, dan sebagainya. Rasanya ada saja sesuatu yang mengerakkan lidah mereka saat mereka menyanyikan lagu itu. Nah itu yang disebut dengan alam bawah sadar. Mungkin anda juga pernah mengalami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara kerja dalam pemrograman alam bawah sadar adalah dengan didahului oleh stimulus eksternal. Stimjulus ini kemudian akan melaju untuk diserap aktif oleh panca indera. Setelah itu, panca indera akan mentransfer ke Alam Sadar lewat perasaan dan emosi. Setelah itu ia akan mengendap di alam bawah sadar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagu The Virgin yang memang easy listening dan enak didengar adalah kunci bagaimana sebuah lagu dapat membius seseorang. Kekuatan lirik juga mampu menopang bagian dari misi ini. Dengarlah lirik lagu “Satu” dalam salah satu album milik Ahmad Dhani. Pendengar mungkin tidak mengira bahwa lagu itu sebenarnya menyebarkan virus wahdatul wujud (Baca sejarah Al Hallaj dan Lemah Abang) berupa penyatuan manusia dengan Tuhan. Namun kekuatan lirik yang sangat indah dapat menutupi aksi tersebut. Dan alam bawah sadar merespon lagu itu dengan memuntahakannya dalam jiwa kita bahwa secara tidak sadar kita mengakui kita adalah Tuhan dan Tuhan adalah kita. Setara!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karenanya, mengapa Raihanna mau melakukan aksi teatrikal dengan biaya mahal saat ia manggung di Amerika dengan Aksi pencahayaan yang berada pada wujud All Seeing Eye. Lalu kenapa pula Ahmad Dhani kemudian memakai banyak kata dan simbol Mata Satu dalam lirik lagu Sweetest Place-nya. Sebab ini adalah bagian dari aksi psikologis tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penulis menduga ada beberapa alasan psikologis kenapa mereka memakai simbol dalam doktrin ini. Pertama, dengan adanya simbol mereka akan mudah untuk menyebarkan misinya. Sebagai contoh Ahmad Dhani dan Lady Gaga. Bahwa dengan simbol mata satu yang giat mereka gencarkan, setidaknya mereka berharap orang nantinya tidak akan aneh dengan kedatangan Dajjal, dan bisa jadi kita tergiring untuk mengikutinya. Kedua, ini adalah doktrin. Lewat simbol itu masyarakat akan terbiasa memakai symbol-simbol Yahudi (Lihat logo UIN dan Indosat) dan menjadi bagian dari trend global mewujudkan Tatanan Dunia Baru. Ini dilakukan oleh Jay Z lewat perusahaan Rock A Fella-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karenanya, umat Muslim mesti waspada untuk tidak mudah terpengaruh dan senantiasa berfikir analitis dan kritis untuk mengenali propaganda yang tidak sepele ini. Dengan cara selalu mengenali modus mereka dan bertakwa kepada Allah hingga kita mampu membentengi otak reptile, gelombak alpha dan thetha, serta alam bawah sadar kita. Karena sekalipun Yahudi melakukan tipudaya simbologi, kita mesti ingat bahwa sebaik-baiknya makar adalah makar Allah. Wallahua’lam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<i>*Oleh, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi</i></div>
<div>
<i>Aktif di Kajian Zionisme Internasional dan Peminat Kajian Psikologi</i></div>
<div>
<br /></div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-70393760419354630372012-03-09T06:30:00.000-08:002012-03-09T06:30:30.170-08:00Mengenalkan Allah kepada Anak<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB95xKMjaU6IwDyxr8eXavxKyiD0sb-YlFmta97WQ4BC1PVFht3PMw3bDJmrcshV-2YXj3f_KeGhC6H8YFW-ERSi359lXs7cDJieJTqxIF7zLmf1yp1s40HwiWWEHpz66hGopO6_XZXc2u/s1600/pas-foto-fauzil-220x300.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><i>Rasulullah saw. pernah mengingatkan, untuk mengawali bayi-bayi kita dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.” Kalimat suci inilah yang kelak akan membekas pada otak dan hati mereka </i></div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<i> </i><br />Kalau anak-anak itu kelak tak menjadikan Tuhannya sebagai tempat meminta dan memohon pertolongan, barangkali kitalah penyebab utamanya. Kitalah yang menjadikan hati anak-anak itu tak dekat dengan Tuhannya. Bukan karena kita tak pernah mengenalkan –meskipun barangkali ada yang demikian—tetapi karena keliru dalam memperkenalkan Tuhan kepada anak. Kerapkali, anak-anak lebih sering mendengar asma Allah dalam suasana menakutkan. </div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB95xKMjaU6IwDyxr8eXavxKyiD0sb-YlFmta97WQ4BC1PVFht3PMw3bDJmrcshV-2YXj3f_KeGhC6H8YFW-ERSi359lXs7cDJieJTqxIF7zLmf1yp1s40HwiWWEHpz66hGopO6_XZXc2u/s200/pas-foto-fauzil-220x300.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="146" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><small>M. Fauzil Adhim</small></td></tr>
</tbody></table>
Mereka mengenal Allah dengan sifat-sifat jalaliyah-Nya, sementara sifat jamaliyah-Nya hampir-hampir tak mereka ketahui kecuali namanya saja. Mereka mendengar asma Allah ketika orangtua hendak menghukumnya. Sedangkan saat gembira, yang mereka ketahui adalah boneka barbie. Maka tak salah kalau kemudian mereka menyebut nama Allah hanya di saat terjadi musibah yang mengguncang atau saat kematian datang menghampiri orang-orang tersayang. <br /><br /> Astaghfirullahal ‘adziim… <br /><br />Anak-anak kita sering mendengar nama Allah ketika mereka sedang melakukan kesalahan, atau saat kita membelalakkan mata untuk mengeluarkan ancaman. Ketika mereka berbuat “keliru” –meski terkadang kekeliruan itu sebenarnya ada pada kita—asma Allah terdengar keras di telinga mereka oleh teriakan kita, “Ayo…. Nggak boleh! Dosa!!! Allah nggak suka sama orang yang sering berbuat dosa.” <br /><br />Atau, saat mereka tak sanggup menghabiskan nasi yang memang terlalu banyak untuk ukuran mereka, kita berteriak, “E… nggak boleh begitu. Harus dihabiskan. Kalau nggak dihabiskan, namanya muba…? Muba…? Mubazir!!! Mubazir itu temannya setan. Nanti Allah murka, lho.” <br /><br />Setiap saat nama Allah yang mereka dengar lebih banyak dalam suasana negatif; suasana yang membuat manusia justru cenderung ingin lari. Padahal kita diperintahkan untuk mendakwahkan agama ini, termasuk kepada anak kita, dengan cara “mudahkanlah dan jangan dipersulit, gembirakanlah dan jangan membuat mereka lari”. Anak tidak merasa dekat dengan Tuhannya jika kesan yang ia rasakan tidak menggembirakan. Sama seperti penggunaan kendaraan bermotor yang cenderung menghindari polisi, bahkan di saat membutuhkan pertolongan. Mereka “menjauh” karena telanjur memiliki kesan negatif yang tidak menyenangkan. Jika ada pemicu yang cukup, kesan negatif itu dapat menjadi benih-benih penentangan kepada agama; Allah dan rasul-Nya. Na’udzubillahi min dzalik. <br /><br /> Rasanya, telah cukup pelajaran yang terbentang di hadapan mata kita. Anak-anak yang dulu paling keras mengumandangkan adzan, sekarang sudah ada yang menjadi penentang perintah Tuhan. Anak-anak yang dulu segera berlari menuju tempat wudhu begitu mendengar suara batuk bapaknya di saat maghrib, sekarang di antara mereka ada yang berlari meninggalkan agama. Mereka mengganti keyakinannya pada agama dengan kepercayaan yang kuat pada pemikiran manusia, karena mereka tak sanggup merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupan. Sebab, semenjak kecil mereka tak biasa menangkap dan merasakan kasih-sayang Allah. <br /><br /> Agaknya, ada yang salah pada cara kita memperkenalkan Allah kepada anak. Setiap memulai pekerjaan, apa pun bentuknya, kita ajari mereka mengucap basmalah. Kita ajari mereka menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tetapi kedua sifat yang harus selalu disebut saat mengawali pekerjaan itu, hampir-hampir tak pernah kita kenalkan kepada mereka (atau jangan-jangan kita sendiri tak mengenalnya?). Sehingga bertentangan apa yang mereka rasakan dengan apa yang mereka ucapkan tentang Tuhannya. </div>
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;">
Bercermin pada perintah Nabi saw. dan urutan turunnya ayat-ayat suci yang awal, ada beberapa hal yang patut kita catat dengan cermat. Seraya memohon hidayah kepada Allah atas diri kita dan anak-anak kita, mari kita periksa catatan berikut ini: <br /><b><br />Awali Bayimu dengan Laa Ilaaha IllaLlah </b><br /><br />Rasulullah saw. pernah mengingatkan, “Awalilah bayi-bayimu dengan kalimat laa ilaaha illaLlah.” <br /><br />Kalimat suci inilah yang perlu kita kenalkan di awal kehidupan bayi-bayi kita, sehingga membekas pada otaknya dan menghidupkan cahaya hatinya. Apa yang didengar bayi di saat-saat awal kehidupannya akan berpengaruh pada perkembangan berikutnya, khususnya terhadap pesan-pesan yang disampaikan dengan cara yang mengesankan. Suara ibu yang terdengar berbeda dari suara-suara lain, jelas pengucapannya, terasa seperti mengajarkan (teaching style) atau mengajak berbincang akrab (conversational quality), memberi pengaruh yang lebih besar bagi perkembangan bayi. Selain menguatkan pesan pada diri anak, cara ibu berbicara seperti itu juga secara nyata meningkatkan IQ balita, khususnya usia 0-2 tahun. Begitu pelajaran yang bisa saya petik dari hasil penelitian Bradley & Caldwell berjudul 174 Children: A Study of the Relationship between Home Environment and Cognitive Development during the First 5 Years. <br /><br />Apabila anak sudah mulai besar dan dapat menirukan apa yang kita ucapkan, Rasulullah saw. memberikan contoh bagaimana mengajarkan untaian kalimat yang sangat berharga untuk keimanan anak di masa mendatang. Kepada Ibnu ‘Abbas yang ketika itu masih kecil, Rasulullah saw. berpesan: <br /><br />“Wahai anakku, sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kata ini sebagai nasehat buatmu. Jagalah hak-hak Allah, niscaya Allah pasti akan menjagamu. Jagalah dirimu dari berbuat dosa terhadap Allah, niscaya Allah akan berada di hadapanmu. Apabila engkau menginginkan sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau menginginkan pertolongan, mintalah pertolongan pada Allah. Ketahuilah bahwa apabila seluruh ummat manusia berkumpul untuk memberi manfaat padamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali apa yang telah dituliskan oleh Allah di dalam takdirmu itu.Juga sebaliknya, apabila mereka berkumpul untuk mencelakai dirimu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakaimu sedikit pun kecuali atas kehendak Allah. Pena telah diangkat dan lembaran takdir telah kering.” (HR. At-Tirmidzi). <br /><br />Dalam riwayat lain disebutkan, “Jagalah hak-hak Allah, niscaya engkau akan mendapatkan Dia ada di hadapanmu. Kenalilah Allah ketika engkau berada dalam kelapangan, niscaya Allah pun akan mengingatmu ketika engkau berada dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang salah dalam dirimu tidak mesti engkau langsung mendapatkan hukuman-Nya. Dan juga apa-apa yang menimpa dirimu dalam bentuk musibah atau hukuman tidak berarti disebabkan oleh kesalahanmu. Ketahuilah bahwa pertolongan itu akan datang ketika engkau berada dalam kesabaran, dan bersama kesempitan akan ada kelapangan. Juga bersama kesulitan akan ada kemudahan.” <br /><br /> Apa yang bisa kita petik dari hadis ini? Tak ada penolong kecuali Allah Yang Maha Kuasa; Allah yang senantiasa membalas setiap kebaikan. Tak ada tempat meminta kecuali Allah. Tak ada tempat bergantung kecuali Allah. Dan itu semua menunjukkan kepada anak bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah. <br /><br /> Wallahu a’lam bishawab. <br /><br /> <b>Iqra’ Bismirabbikal ladzii Khalaq </b><br /><br /> Sifat Allah yang pertama kali dikenalkan oleh-Nya kepada kita adalah al-Khaliq dan al-Karim, sebagaimana firman-Nya, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5). <br /><br /> Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita berikan kepada anak saat mereka mulai bisa kita ajak berbicara. Pertama, memperkenalkan Allah kepada anak melalui sifat-Nya yang pertama kali dikenalkan, yakni al-Khaliq (Maha Pencipta). Kita tunjukkan kepada anak-anak kita bahwa kemana pun kita menghadap wajah kita, di situ kita menemukan ciptaan Allah. Kita tumbuhkan kesadaran dan kepekaan pada mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di sekelilingnya adalah ciptaan Allah. Semoga dengan demikian, akan muncul kekaguman anak kepada Allah. Ia merasa kagum, sehingga tergerak untuk tunduk kepada-Nya. <br /><br /> Kedua, kita ajak anak untuk mengenali dirinya dan mensyukuri nikmat yang melekat pada anggota badannya. Dari sini kita ajak mereka menyadari bahwa Allah Yang Menciptakan semua itu. Pelahan-lahan kita rangsang mereka untuk menemukan amanah di balik kesempurnaan penciptaan anggota badannya. Katakan, misalnya, pada anak yang menjelang usia dua tahun, “Mana matanya? Wow, matanya dua, ya? Berbinar-binar. Alhamdulillah, Allah ciptakan mata yang bagus untuk Owi. Matanya buat apa, Nak?” <br /><br /> Secara bertahap, kita ajarkan kepada anak proses penciptaan manusia. Tugas mengajarkan ini, kelak ketika anak sudah memasuki bangku sekolah, dapat dijalankan oleh orangtua bersama guru di sekolah. Selain merangsang kecerdasan mereka, tujuan paling pokok adalah menumbuhkan kesadaran –bukan hanya pengetahuan—bahwa ia ciptaan Allah dan karena itu harus menggunakan hidupnya untuk Allah. <br /><br /> Ketiga, memberi sentuhan kepada anak tentang sifat kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh Allah kepada kita, yakni al-Karim. Di dalam sifat ini berhimpun dua keagungan, yakni kemuliaan dan kepemurahan. Kita asah kepekaan anak untuk menangkap tanda-tanda kemuliaan dan sifat pemurah Allah dalam kehidupan mereka sehari-hari, sehingga tumbuh kecintaan dan pengharapan kepada Allah. Sesungguhnya manusia cenderung mencintai mereka yang mencintai dirinya, cenderung menyukai yang berbuat baik kepada dirinya dan memuliakan mereka yang mulia. Wallahu a’lam bishawab.*</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-13992050002292434952012-03-01T02:21:00.001-08:002012-03-01T02:28:19.223-08:00Hafalan Shalat Delisa<div style="text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7U8GcNVZQH4z97fIqEgFcDJHhwbTDcZLeVE5RodEmg_y8bti_Ho1CocpkXy_bciG11brm95dkKWQ-Vo1CE-1iD-YjHMVmjFiIUWn77Xt-ekzofRozl6bmDJLlH93EgiD7-ZoR0WuenHv8/s1600/hafalan.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7U8GcNVZQH4z97fIqEgFcDJHhwbTDcZLeVE5RodEmg_y8bti_Ho1CocpkXy_bciG11brm95dkKWQ-Vo1CE-1iD-YjHMVmjFiIUWn77Xt-ekzofRozl6bmDJLlH93EgiD7-ZoR0WuenHv8/s320/hafalan.gif" width="238" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Link download : http://www.mediafire.com/?m2bby7rlxf7gp1d<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebuah novel karya Tere Liye. Sebagian besar isi novel ini berlatar di sebuah daerah di pinggiran aceh, Lhok Nga. <br /> <br /> Tokoh utama di novel ini adalah Delisa, anak bungsu dari 4 bersaudara. Anak dari 2 orang tua yang begitu taat beribadah dan tulus penghambaah kepada Alloh.Abi usman dan Umi Salamah. Tipikal orang aceh yang taat beribadah. Kehidupan keluarga itu begitu harmonis, sedap dipandang mata, enak untuk diceritakan. Abi nya yang harus bekerja jauh dari keluarganya tak mengurangi wibawanya di keluarga, meskipun hanya bisa ketemu setiap 3 bulan sekali. Umi nya yang bisa merawat dan mendidik keempat anaknya, membiasakan diri dengan rutinitas islami. Anak2nya selalu di ajari untuk sholat tepat waktu, saling menyayangi dan membantu sesama saudara. Keseharian yang di isi dengan hal2 yang bermanfaat. Bagi mereka, rumah adalah syurga dunia mereka. <br /> <br /> Tapi semua itu berubah ketika air laut meluap2 ke daratan, meluluhlantakkan hampir seluruh isi daratan yang ada di sebagian besar daerah aceh pada waktu itu, tsunami aceh, 26 desember 2004. Hampir semua Lhok Nga rata sama tanah. Porak poranda daerah tersebut di hancurkan oleh air tsunami. <br /> <br /> Pada saat terjadi bencana tsunami tersebut, Delisa sedang menyetorkan hapalan sholatnya ke ibu gurunya, bu guru Nur. Bacaan dan gerakan sholat yang sudah dia hapalkan berhari2 belum sepenuhnya selesai untuk di setor tiba2 dihentikan oleh terjangan air laut. <br /> <br /> Beruntung untuk Bapak Usman (abinya Delisa), pada saat tsunami tersebut dia tidak berada di Lhok Nga, dia lagi berada jauh dari kampung halamannya, sedang berada di posisi pekerjaannya. Namun keluarganya hampir semua menjadi korban keganasan air laut. Sesegera mungkin dia pulang ke Lhok Nga. Dan yang dia temukan di sana tinggal Delisa sendirian. Kakak2 delisa, cut Fatimah, cut Zahra, dan cut Aisyah semuanya meninggal. Sedangkan uminya (umi salamah) belum juga ditemukan. <br /> <br /> Dalam kesehariannya setelah peristiwa memilukan tersebut, Delisa hanya hidup dengan abinya. Mau tak mau abinya harus bisa berperan sebagai abi, umi, kakak dan teman Delisa. Seorang anak yang bernama Delisa di novel tersebut digambarkan begitu cerdas,manis, menggemaskan dan menyenangkan. Paras mukanya yang seperti keturunan arab, kalau dilepas jilbabnya, rambut ikalnya bergoyang2 ditiup angin laut, pribadi yang menyenangkan, anak yang selalu ceria, berbicara secara alami dan apa adanya. Pantas saja kalau berkat Delisa, abinya bisa bertahan dan tabah. <br /> <br /> Delisa mengajarkan pada kita bagaimana bersabar, bagaimana menerima takdir tuhan dan bagaimana cara ikhlas dalam beramal. Dengan ikhlas akhirnya delisa pun bisa menyelesaikan setoran hapalan sholatnya ke tuhannya, Alloh. Cita2nya yang paling utama. <br /><br /><br /><br /><br /><b>‘Delisa cinta Ummi karena Allah’.</b></div>
<br />
<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-53291550061231615782012-02-29T14:32:00.001-08:002012-02-29T16:28:53.834-08:00“IZINKAN AKU MENCINTAIMU WALAU AKU LIBERAL”: KETIKA FILSAFAT DAN CINTA TIDAK LAGI BERJARAK<div style="text-align: justify;">
-Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi- </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>*Penulis adalah alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semasa kuliah aktif pada kajian-kajian Keislaman dan Filsafat di Ciputat, diantaranya HMI, Forum Kota, dan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Mantan Wakil Ketua Kongres (MPR) UIN Jakarta dan Ketua BEM Bimbingan dan Konseling Islam. Selepas kuliah, kini aktif pada diskusi sabtuan INSISTS, Kajian Zionisme Internasional, dan Kuliah Peradaban Islam DISC UI. </i><br />
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
alamat download pdf : <a href="http://www.mediafire.com/?3lz8l5i7l7j1csu">http://www.mediafire.com/?3lz8l5i7l7j1csu</a>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>“IZINKAN AKU MENCINTAIMU WALAU AKU LIBERAL”: KETIKA FILSAFAT DAN CINTA TIDAK LAGI BERJARAK </b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>(SEBUAH NOVELET FILSAFAT ) </b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi ? (QS Al ‘Ankabuut 2).<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciputat I am in Love. Saat pelupuk hamparan indah danau kecil Situ Gintung meriak-riak ingin dilempar batu. Ketika wewangian alam terhampar berserambi kalbu. Tidak ada yang bisa menulis kisah cintanya sendiri, sekalipun mata pena sudah memoncong siap melukis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska Lenila Wahid, Perempuan muda satu-satunya yang mampu menjadi Ketua Umum BEM Fakultas Ushuluddin dan Filsafat tahun ini. Frederich Nietsczhe berkelamin perempuan yang menikam “Tuhan” memang banyak, tapi yang sanggup membunuh cinta, belum ada. Ia sadar bahwa ia benar-benar jatuh cinta pada seorang ikhwan hanif itu. Hati itu muncul begitu saja, sekalipun Arisiska sendiri antara percaya Tuhan dan tidak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia termenung bingung. Tidak bisa berbuat apa-apa melawan hatinya. Hanya diam menunggu. Fokus belajar menjadi pecah. Bayangan wajah Immanuel Kant berubah menjadi Sayyid Quthb. Tampilan fresh kekasihnya lambat laun buyar berganti wajah bersih Alika Reza, ketua Forum Mahasiwa Muslim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. Arisiska tak mampu menutup hati bahwa ada candu cinta dalam hatinya, ya melebih candu yang digagas Marx. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska terdiam, matanya jarang berkedip. Persis seperti ayam sakit. Pikirannya melayang-layang pada temaram tampang lugu Reza, seakan pria baik itu berada di hadapannya berkata bahwa perempuan tidak boleh merokok. Arisika seketika mematikan tembakaunya, lalu pindah menulis catatan diary kesehariannya, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bolehkah jika aku jatuh hati kepada seorang pria alim, baik, jujur? Kendati aku hanya sanggup berjilbab sebelum sampai garis finish: Tidak panjang, tidak lebar, terlebih longgar. Membiarkan poniku mencuri-curi keluar diterpa angin dan tidak ada manset mengelilingi gelangan tanganku.” Arisiska merenung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Haruskah aku mabit di rumah Sayyid Quthb setelah sorenya baru saja pulang dari rumah Nietsczhe berdiskusi bahwa Tuhan hidup lagi? Apakah ini yang namanya cinta, akhi? Kenapa rasanya tidak merah dan warnanya mesti pahit.” Imbuhnya berfilosof lebih dari cinta. Ini Filsafat Cinta. Tidak bisa ditampung dengan Psikologi Cinta. Wadahnya tidak muat. Termasuk diuraikan oleh cinta itu sendiri. Istilah “cinta adalah kata kerja” sudah expired. Sekarang zamannya berganti dengan idiom: cinta adalah subyek yang membuat manusia akhirnya menjadi kata kerja itu sendiri. Aneh, entahlah, namanya juga Filsafat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun Arisiska sadar sepenuhnya. Jarak antara mereka bagai Madinah dan Argentina. Reza adalah seorang guru ngaji . Sedangkan Arisiska sendiri adalah guru Filsafat. Tepatnya dedengkot filsafat pengugur tema bahwa Tuhan itu ada. Reza kerap menangis kala shalat menderu sendu. Sedangkan Arisiska adalah peledek bahwa ibadah shalat adalah absurd. Persis yang diucap Albert Camus. Baginya tuhan, Tuhan, dan TUHAN itu relative. Mau ditaruh dimanapun huruf kapital itu, ilmu berdasar ketuhanan tetap saja tidak jelas juntrungannya. Jika Ahmad Wahib hanya mampu gelisah, Arisiska menjadi penggerak koordinator Pusat Feminisme Lingkar Ciputat, penampuk beasiswa shortcourse di McGill University dua bulan lalu. Program beasiswa yang jamak ditemui di UIN atas inisisasi DEPAG dan CIDA Kanada., mereka “saling paradoks”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya Arisiska bukan saja Harvey Cox muda, tapi ia Descartes berkelamin feminim, sekaligus David Hume berkerudung. Sekalipun suka gerahan bila tudung hijab itu menyelimuti rambut hitamnya. Jadilah gerutu makhota itu dikabulkan, dan kalau pergi ke kafe buku, suka tidak menutup aurat. Tidak ganjil baginya yang tergolong santriwati sebelumnya. Dan ironisnya Arisiska kelewat cantik. Manis tapi bengis. Pintar tapi menggelegar. Arisiska tak sanggup menahan kata, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Izinkan aku mencintaimu. Walau aku tidak berjilbab. Walau aku tidak shalat. Walau aku baru merasakan cinta seaneh ini” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Filsafat Arisiska sudah mentok. Bagaimana mungkin cinta dalam hatinya mengalir pada muara seorang Reza sang ikhwan hanif itu sementara ribuan lelaki menantinya. Tapi pilihan hatinya sudah bulat: Ia tidak dapat menampik, memiliki hati kepada lelaki itu. Koma! Khususnya Ikhwan yang suka meluruskannya pada diskusi-diskusi di jurnal-jurnal Filsafat Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Titik! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Haruskah Nietsczhe mengucapkan salam kepada Hasan Al Banna?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tepat berdekatan dengan kemayu gedung Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Arisiska berdiri tercenung. Matanya kosong memandang jendela kosnya menghadap Situ Gintung seakan Alika Reza menatapnya dari kejauhan. Ia memegang buku History of western Philosophy Bertrand Rusell dan Reza syahdu mengulum Tafsir Fii dzilahil Qur’an Sayyid Quthb. Kedua buku itu tebalnya lebih dari seribu. Antara Libya dan Irlandia: Ketika Filsafat dan Cinta berjarak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua insan pintar, pandai, walau yang satu masih berasa asin. Di kamar kos khas perempuan dengan cat merah jambu tipis itu, hatinya berbunga sekaligus bingung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Biarkan aku menjadi diriku sendiri untuk lebih tertarik dg Tocqville, Freud, Camus, Feurbach, Karl Marx. Ya daripada membaca Hasan Al Banna, Abul ala al Maududi, dan Sayyid Quthb. Ada yang salah? Bukankah Tuhan senang melihat muslimah pintar dan tidak hanya di dapur? Bukankah Tuhan melihat amal hambanya, dan bukan dari bacaannya?” Teka-tekinya persis seperti anak Filsafat yang suka makan logika daripada menguyah perasaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai saat itu ia teringat, merenungi dialog antara dirinya saat kali pertama bertemu Sang Ikhwan lembut itu minggu lalu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kenalkan saya Alika Reza dari Forum Mahasiswa Muslim UIN” Ucap Reza pasca mengucap salam di depan kos Siska. Reza sekuat tenaga menahan pandangan melihat soft lens oranye pada mata Siska. Cantik memang, juara Fashion Show Pakaian muslimah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, bulan silam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rambutnya berurai tanpa jilbab siap menggoda bujang lapuk plus tipis iman. Saat itu Arisiska hendak keluar. Sebuah jaket hitam sudah terpasang menutupi tubuhnya, memanjang hingga mencium tulang kering. Sisi kerahnya menjulang ke atas mengelingi leher dan ujung pipinya persis seperti orang Eropa di Musim dingin. Di tangannya tergenggam buku Anthony Gidens, Transfromacy of Intimacy. Anggun sekali. Maklum foto model freelance. Tapi jika sudah fashion show jilbab muslimah, ia siap melenggok menutup auratnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska sedikit tersenyum terpaksa, “Saya sudah kenal. Setahu saya anda mahasiswa Tafsir Hadits dan Fakultas Dakwah bukan?” balas pengusung Feminisme itu memancing. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza benar-benar kikuk. Ia tidak pernah melihat Siska secara dekat, sekaligus juga tidak berani. Candu syahwat bisa datang walau tak diundang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Posisi ikhwan yang berajut dalam kepribadiannya harus ditahan melihat wajah ayu Arisiska. Reza hanya mampu bertasbih sekaligus beristighfar, bagaimanapun jabatannya adalah Ketua Umum Forum Mahasiswa Muslim UIN. Iman tidak boleh kalah dengan hasrat dunia. “Iya saya mengambil dua jurusan. Sebelumnya saya juga sudah kenal Arisiska di Jurnal Afkar, saya sering baca tulisannya. Suka Filsafat ya?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mulai grogi, “Saya dari Aqidah Filsafat, tadinya ambil dua jurusan salah satunya di Syariah program Perbandingan Mazhab Fiqh. Tapi cukup letih jadi studi Syari’ah terpaksa dipending dulu.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooo. Hebat ya?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senyum Arisika tipis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“By the way, ada apa ya?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Begini, saya mengundang kawan-kawan BEM Ushuluddin untuk hadir di workshop kita bulan desember nanti” Tahan Reza hanya menunduk saja, tak berani menatap langsung wajah kemayu Siska lama-lama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh oke” Siska mulai welcome. “Temanya apa?” sambungnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Konsep Islam dan Negara: Bedah dari Sayyid Quthb, Taqiyudhin An Nabhani, Abdullah Azam dan Abul ala Al Maududi” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah naik level, kalau sudah urusan beginian, bau filsafatnya keluar, “Memang konsep negara Islam itu ada? Saya baru tahu. Ini kan bukan Kairo. Alexandria pun tidak merumput disini. Ini kan Jakarta, yang tidak ada Sphinx melingkarinya.” Tegas Siska membalas cepat-cepat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bukankah Islam berlaku dimana saja, Siska?” Hentak Reza tegas tapi kalem. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisika masih cool, pertanyaan model ini gaweannya anak Akidah Filsafat yang bantar tidurnya memang buku. “Tidak! Islam adalah sejarah yang terus bergulir dan heurmenetika adalah jalan keluarnya. I think so” Arisiska mulai membaca surat undangan itu. “Aku rasa sebagai mahasiswa Tafsir, mata kuliah Metode Orientalisme sudah kau lewati?” Serang balik Siska tanpa aba-aba, matanya tetap memanah tempat dan waktu acara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza gantian tersenyum. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf kalau aku agak aneh, maklum anak Filsafat” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah tidak semua mahasiswa Filsafat aneh. Saya juga suka belajar Filsafat. Saya sudah kenal Siska dari tulisan-tulisan selama ini. Jadi tidak terlalu terkejut” Balas Reza. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“It’s oke. Aku hanya berfikir bahwa Islam tidaklah dapat dinilai hitam putih.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Inikah yang namanya Reza, mahasiswa alim itu. Anaknya amanah. Sejujurnya aku suka dia. Sebagai pribadi aku melihatnya sebagai bukan tipikal aktivis yang gemar mengkorupsi uang BEM pada jabatan bendahara Ushuluddin tempo lalu.” Kisah Siska diam-diam dalam nurani. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza mengguman di hati “Inilah yang namanya Arisiska, sering melihat tapi belum pernah berbincang. Semoga ini menjadi dakwah baginya. Arisiska hanya mahasiswi pencinta ilmu yang dikelilingi pemahaman berbeda. Insya Allah ini akan menjadi lahan dakwah.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buyar! Tayangan replay dialog singkat itu mesti diakhiri. Satu-satunya mahasiwi perempuan yang mampu menjadi leader tingkatan UIN itu menopang dagunya sambil menggigit-gigit kuku. Persis anak perempuan yang gelisah. Cinta itu aneh memang benar. Bahwa subyektitas yang menentukan seperti kata Soren Abye Kierkegard bisa jadi tidak keliru pada sela hatinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku suka cendekia muslim itu. Atas gagasan Sayyed Naquib Al Attas-nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana mungkin mahasiswi Aqidah Filsafat jatuh cinta kepada Mahasiswa semester akhir Tafsir Hadits yang matanya memerah setiap selesai shalat tahajud itu. Plato dan Aristoteles saja enggan berdamai. Apalagi Plato dengan Hasan Al Banna. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sekret FMM keramaian bergeliat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kang, Arisiska, cantik ya? Tapi sayang sudah punya pacar kang.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menggunting kertas brosur acara untuk ditempel di tiap fakultas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yee si akang, diem bae. Kumaha kang?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada apa memangnya? Kamu suka Rif?” Ledek Reza. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aiiih….. Saya mah enggak masuk hitungan dia kang. Saya mah aktipis, bukan aktivis. IP saya gundul kang. Kalau tidak 0,1 ya 0,2. Mepet..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya tidak apa-apa Rif, cinta kan tidak mempersyaratkan IP?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Zaman sekarang jangankan IP, nilai UAS aja jadi syarat ikhwan ngelamar akhwat, kang” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Itu namanya, akhwat gokil et yahu dotkom, Rif. Masak komitmen cinta dikur dari UAS? Erich Fromm bisa nangis kalau begitu” Selonong Najib yang dari tadi mendengarkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahahaha” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum sempat tawa mereka reda, sekonyong-konyong Anto lari masuk ke sekret tanpa salam. Nafasnya tidak teratur, naik turun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gawat Za, Rif” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gawat apanya, Nto?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anto menyelipkan buku kecil tipis Keajaiban Al Qur’an di saku bajunya agar tangannya dapat menari-nari menguraikan kejadian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kawan-kawan kita digebuki Kang sama mahasiwa Ushuluddin di belakang Psikologi saat isi kajian” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Lho kenapa, apa alasannya?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hhh…Hhh…hhh…” Anto kehabisan kata, ia letih bukan main. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘Tenang Nto, katakan yang sejujurnya” Arah Reza rada cemas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada isu beredar, FMM bilang mahasiswa Ushuluddin itu Atheis. Isu itu entah siapa yang menyebar. Sepertinya ada permainan orang ketiga yang gak suka lihat kita bergeliat di UIN.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘”Brengsek. Lalu bagaimana kawan-kawan, Nto” Arif sudah kepalang kesal </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kantor kita di Dirosah (Islamiyah) juga dihancurkan, Rif” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar kisah itu, tiba-tiba saja sekret FMM ramai-riuh. Anggota FMM meminta pertanggung jawaban BEM Ushuluddin yang seenaknya bertindak represif tanpa ada bukti. Kasus pelecehan Tuhan yang diduga oknum BEM memang sempat menguak. Area bebas tuhan, seperti yang terjadi di UIN Bandung.!” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini tidak bisa kita biarkan” Sergah para anggota </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya maklum, menurutku ini tidak lebih karena ketua BEMF adalah perempuan yang tidak tegas kepada bawahannya. Pemikirannya pun kerap menghina Tuhan.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kafir!!!!” Pekik Jaka, menggerak-gerakkan telunjuknya kedepan-belakang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar nama Arisiska disebut-sebut, dada Reza bergetar. Ia tidak yakin Arisiska dalang dalam kasus ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Arisiska adalah musuh Islam. Antek Amerika!! Darahnya halal.” Jaka pernah beradu argument masalah Pluralisme agama bersama Arisiska. Hasilnya dua sama. Bagi Jaka, skor-nya kosong-dua. Namun kata Arisiska, hasilnya 2-0. Vonis darah halal itu dibalas Arisiska dengan stigma bahwa intelektual Jaka cetek. Jaka tidak paham logika. Nalarnya cacat. Pemikir kolot. Absurd. Baru belajar Islam. Suruh ngaji lagi. Tirani abad pertengahan yang muncul dari kuburnya. Kawan-kawan diskusi Arisiska tertawa terbahak-bahak kala itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kultur diskusi di UIN Jakarta saat itu amat massif. Segala jenis genre pemikir keagamaan bervariasi. Grup-grup diskusi ramai dihadiri. Banyak mahasiswa lebih menghabiskan kulahnya di sekret-sekret kajian, tinimbang dalam kelas bersama dosen killer. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke nanti malam kita berangkat ke markas Ushuluddin” Pungkas Reza </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tapi anak-anak Ushuluddin sedang ada pelatihan tiga hari ini” Arif memberikan info. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kita tunggu saja sampai mereka datang” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan di Puncak, saat pelatihan Filsafat bagi mahasiswa baru. Arisiska menulis konsep bagaimana Tuhan itu bisa ditembus dengan logika. Iya menulis lafazh ALLAH, lalu melingkarinya dan menulis kata terdakwa. “Pisahkan antara kesucian Tuhan dengan kebutuhan akal anda, di situ anda akan menemukan Tuhan. Jangan terjebak stigma Tuhan itu suci. Itu sama saja membunuh anda. Anda anak Ushuluddin. Harus kritis. Termasuk kepada agama anda sendiri.” Pungkas Arisiska dibalas anggukan adik-adik kelas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak para mahasiswa baru takjub dengan mahasiswi semampai ini. Cara ia mengajari mudah dicerna. Sontak hal itu memancing peserta sekedar bertanya, “Sudah punya pacar, kak?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudah?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa, kak?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Michel Foucault (baca: Fuko)” sembur sebilah asap rokok di kedua wajah anak kencur itu. Arisiska bisa leluasa membuka jilbabnya disini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Paul-Michel Foucault lahir di Poitiers, 15 Oktober 1926. Meregang hidup di Paris, 25 Juni 1984. Filosof plontos ini adalah seorang filsuf Perancis, sejarahwan, intelektual, kritikus, dan seorang sosiolog. Bukunya yang terkenal adalah Sejarah Seksualitas. Pada buku itu, Michel Foucault mengungkapkan bahwa seks merupakan bagian dari ciri manusia sebagai makhluk yang berhasrat (desiring subject). Pada zaman Yunani kuno, masyarakat Yunani menempatkan hasrat seks menjadi bagian dari aktifitas yang sejajar dengan filsafat, ekonomi, dan manajemen kesehatan (dietetics). Foucault menunjukkan bahwa kegiatan seks pun mempunyai prestis yang tinggi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lambat laun, Reza tidak dapat memungkiri bahwa ada cairan empati masuk ke arterinya. Anehnya, kenapa harus dengan Arisiska. Kenapa tidak akhwat kampus yang berbaris banyaknya. Reza tidak mau mengurusi terlalu panjang. Namun sebuah pesan sebelum penggagas FMM, almarhum Akh Ahmad meninggal, sempat terlintas, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ahmad berbaring di tempat tidur ruang emergency. “Akhi, tolong adik ana. Jika kemudian akhirnya ana meninggal. Afwan, ana titip adik si mata wayang ana kepada antum. Ana yakin dia akan berubah. Sadarkan dirinya, akhi. Ana yakin antum mampu. Nikahi jika memang antum ingin niat berdakwah. Mungkin kata-kata ini terdengar aneh nan berat. Sejujurnya ana sangat sayang kepadanya. Dia lah adik tercinta penopang amanah keluarga.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza memeluk Ahmad dalam pembaringan. Ia sangat mencintai senior dakwahnya ini. Reza menguatkan hatinya dan menyeka air matanya. Kini Ahmad sebisanya menarik tangan Reza, lantas meletakkan sesuatu, “Akhi, kitab Ma’alim Fiththoriqh ini menjadi saksi bahwa cinta itu ada” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak berapa lama, Ahmad menutup mata menjemput RabbNya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Forum Mahasiswa Muslim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menangis. Telah tiada Ustadz muda pengkaji Fihud Dakwah itu. Telah tiada murabbi ilmu berumur 22 tahun itu. Sontak, pekikan haru jihad membahana seisi ruangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua mata ikhwan memerah, tak lama menangis keras. Mereka saling berpelukan meski air amata deras mulai menetas. Sayyid Quthb muda dari Ciputat itu meregang nyawa memegang musyaf. Ikhwan yang selalu bersemangat berdakwah kendati ditopang kursi roda. Telah pergi pilar Islamisasi Ilmu dari Gontor. Hafidz Qur’an. Taujih-taujihnya masih terekam membahana di Masjid Fathullah, depan kampus UIN. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muhasabahnya mampu meluluhkan hati. Kakak kandung tersayang Arisiska menutup usia dengan senyum manisnya. Mahasiswa semester sepuluh Ushuluddin namun pengkritik keras Fakultas Ushuluddin dan Filsafat! Pengarang buku Izinkan Aku berjihad ke Palestina Meski Memiliki Sebelah Kaki yang menyerahkan seluruh royaltinya itu ke dunia Islam. Pengarang buku “Apa kabar Iman antum, saudaraku” yang ikhlash memberikan semua kost-nya bagi mahasiswa UIN yang tidak mampu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza terharu. Murabbi, musyrif, guru dan ustadz-nya itu pergi meninggalkan kenangan indah merajut dakwah bil ilmi yang berat untuk level UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Betapa amanah dakwah itu tidak mudah. Kini Ia memojok sendu, mengingat pesan almarhum untuk mengawasi adiknya. Terpaan halus bayangan Arisiska memacu hatinya. Ujian Allah menyentuh titik lemah seorang laki-laki. Ia beristighfar, dambaan memiliki pasangan solehah dan pecinta Allah adalah keinginannya. Namun secara jujur ia juga harus mengakui, “Ana Uhibukki fillah ya, ukhti”.? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pukul 18.20 setelah shalat Maghrib, sekretariat Forum Mahasiswa Muslim (FMM) UIN yang berada di Student Centre UIN Jakarta sudah ramai dihadiri seluruh aktivis muslim. Mereka hari ini berencana menyambangi sekretariat BEM Ushuluddin setelah nota protes yang dilayangkan ke Arisiska tak kunjung dibalas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
FMM sudah kepalang terendam amarah. Hari ini Arisiska harus segera ditemukan: “Hidup atau mati”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hannah Arendt dari Ciputat yang kalau sudah bicara suka nyelekit. Menstigma kader-kader FMM adalah antitesis peradaban yang lebih cocok tinggal di Arab ketimbang menganggu keutuhan Pancasila di Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Belum belajar Filsafat Sejarah Hegel dan Dekontruksi Derrida. Terlalu taklid dengan Imam Syafi’i. Orang-orang kaya Jaka itu nanti di neraka bingung. Ia bertanya-tanya kepada Tuhan, kenapa ia masuk neraka, sedangkan Bunda Theresa masuk Surga.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahahaha,” tawa terbahak-bahak kawan satu diskusinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska memang selain terkenal pintar dan cantik, juga terampil melucu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Lalu apa kata Tuhan, Sis?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tuhan malah mengutip pendapat Cak Nur.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahahahaha,” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gemuruh tepuk tangan kini membahana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sektretariat BEM Fakultas Ushuluddin dan Filsafat penuh sesak. Kantor mini yang berada di sekitar lantar dasar fakultas ini sedang menggelar surga buatan bagi satu2nya agama yang tidak memiliki neraka : Filsafat Perenialisme ! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BEM Ushuluddin memiliki empat jadwal padat kajian tiap minggunya. Dimulai pada hari senin dimana tema akan bergulir mengenai Filsafat Politik. Disini mereka banyak berdiskusi tentang kenapa Islam tidak butuh Negara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurikulumnya seperti mekanisme negara menurut Plato, sistem Politik dalam pandangan Aristoteles hingga gagasan tiranik Machiavelli. Rabu tema mulai mengarah ke arah wacana Islam Kontemporer. Materi tidak jauh2 seputar liberalisasi Islam, Heurmenetika, Dekonstruksi syariah, Homoseksual Halal, Poligami Jangan, Selingkuh Boleh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk hari Kamis sendiri tema akan mengendap pada Isu kontemporer seperti demokrasi sampai isu RUU Pornografi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari hasil kajian selama ini, alih2 ingin membuat semangat mencintai Islam masuk ke sanubari tiap mahasiswa, yang terjadi justru sebaliknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ujung-ujungnya mahasiswa UIN kini mulai ragu apa benar Al Qur’an itu asli dari Allah. Jangan-jangan Jibril salah maksud. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau yang masih moderat isunya berkisar pada tanya: Masihkah cocok Al Qur’an diterapkan pada zaman sekarang, sedangkan Karl Marx, Nietsczhe, Adorno sudah gonta-ganti menulis buku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini pas hari Jum’at tiba, mereka serius untuk berbicara perihal Tuhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulannya bisa jadi dua : pertama, Tuhan tidak ada. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua Tuhan mungkin ada. Ya mungkin! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska berdiri di depan whiteboard dengan sebuah spidol. Di hadapannya kini sekitar dua puluhan mahasiswa jurusan Akidah Filsafat, Tafsir Hadits, dan Perbandingan Agama setia menunggu limpahan kata darinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia ingin menyadarkan kawan2nya bahwa pada dasarnya semua agama memiliki cita rasa kebenaran. Tergantung bagian lidah mana yang mencicipinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ditangannya masih tergenggam sebuah buku karangan Hans Kung, seorang filsuf yang gemar mengkampanyekan Pluralisme Agama dan baru2 ini mengunjungi UIN Jakarta. Sebuah buku yang relatif tidak terlalu tebal untuk ukuran buku tentang Filsafat Ketuhanan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan di bawah kakinya ada sekitar empat belasan buku mengenai perenialisme dan tema-tema ketuhanan lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska membuka diskusinya. Tangannya menari-nari menjelaskan. Gaya bicaranya agak berat dan menekan, “Islam tidak bisa mengklaim dirinya paling benar. Kristen begitu pula. Termasuk Hindu-Budha. Tuhan2 dalam agama itu adalah tuhan historis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konsekuensinya bahwa Islam dengan ibadah shalatnya, Kristen dengan ibadah gerejanya, dan Hindu dengan ritual kuilnya adalah sederet institusi formil yang berbicara pada wilayah eksoteris belaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi, Islam dan agama2 lainnya sebenarnya menuju pada tuhan yang sama, hanya saja memiliki cara2 berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada intinya agama2 ini memang berbeda, namun kalau kita dalami, mereka sebenarnya memiliki visi serupa, yakni sebuah kepasrahan kepada ketentraman dan komitmen pada kedamaian. Inilah yang disebut filsuf seperti Fritjof Schuon dan Rene Guenon (Baca: Gino) dengan istilah Perenialisme.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Agar kawan2 tidak bingung, bisa kau jelaskan dari mana istilah Perenialisme itu. Karena selama ini kami hanya tahu pluralisme dan theosofi sebagai dampak dan akar perenialisme?” Tanya Reno, mahasiswa Akidah Filsafat semester tiga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Istilah philosophia perennis (filsafat perennial) ini sendiri digunakan pertama kali oleh Agostino Steuco, seorang pustakawan Vatikan dan Kristen Platonik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menulis De perenni philosophia pada tahun 1540 yang didedikasikan kepada Paul III. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia memaparkan dalam karya tersebut pemikiran Marsilio Ficino, tokoh penting dalam asal mula Tradisionalisme.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua peserta diskusi yang rata2 pencinta buku itu masih mencerna-cerna. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kita diskusi mengalir saja. Tidak perlu serius, tapi bisa santai. Ada yang mau bertanya lagi disini?” Ungkap Arisiska bersoftlense oranye. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rahmat angkat tangan. Kakinya bersila sambil melinting batang tembakau di jemarinya. Khas anak Ciputat yang suka selingkuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya silahkan Rahmat,” arah Siska datar </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘’Lalu apakah dengan begitu konsep Perenialisme ini dapat menjamin kerukunan antar umat beragama ? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingat walaupun tiap2 agama telah kita satukan sekalipun toh agama tetap saja memiliki klaim-klaim teologis yang tak bisa kita hindari. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contohnya dalam Islam Nabi Isa tidak di salib, namun dalam Kristen justru sebaliknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Islam yang mengakui tuhan ada tiga itu kan kafir. Sedangkan Kristen, tidak mengakui kenabian Nabi Muhammad adalah keharusan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana mungkin kita bisa menjembatani kedua hal ini ? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Islam dan Kristen dari sisi teologis memberikan ruang cukup paradoks.” Tanya Rahmat, wakil ketua BEM Ushuluddin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anaknya cukup pintar, ia berencana mengambil S2 di Leiden University. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kakak kelasnya di Paramadina sudah lebih dulu berada disana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah. Aku akan menjawab pertanyaan dari Rahmat. Aku bisa sarankan kamu untuk bisa membaca buku-bukunya Guenon. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Guenon memecahkan permasalahan yang seperti Rahmat utarakan dengan membagi perenialisme pada empat ciri mendasar.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mulai menulis berurutan di papan tulis, </div>
<div style="text-align: justify;">
<i>The unity of God. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>The Trinity of the manifested God. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>The hierarchy of beings. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Universal brotherhood. </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Matanya kini kembali menatap Rahmat, “Nah, mengacu kepada yang empat itu, Islam akhirnya dalam pandangan perenialisme, bisa jadi hanya benar bagi orang Islam saja. Kristen tidak bisa memaksakan agamanya kepada Islam. Begitu pula Hindu kepada Yahudi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena pada dasarnya semua agama sama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa Nabi Isa tidak disalib iya. Tapi kita wajib lebih mendahulukan relogio etik disini, ketimbang teologi tiranik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau sudah begitu, kebenaran itu akhirnya akan bermuara pada apa yang disebut Schuon dengan wilayah esoterisme. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan begini kita tetap bisa menyatukan semua agama tanpa mengusir kebenaran pada masing-masing agama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah kalau kita sudah berpandangan seperti ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita yakin tidak ada lagi klaim sepihak dan kekerasan antar agama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena agama dalam hal ini menjadi relatif. Tetapi tetap dinamis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa menutup ruang untuk mengeksistensikan kebenaran masing2. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
So, inilah yang saya maksud dengan…..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mengambil spidolnya kembali dan menulis besar-besar di papan tulis “Absolut yang terelatifkan, dan relatif yang terabsolutkan.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rahmat terpukau. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurutnya sanggahan Arisiska cocok bagi orang2 literalis dan skriptualis yang sering menanyakan itu kepadanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhasil, mulai detik itu ia jatuh hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jatuh hati pada seorang perempuan yang sudah dianggap Guru Besar Filsafat meski baru semester lima. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu di sekret FMM, sahut-sahutan sudah mulai menggelora. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kawan-kawan mendesak agar FMM melakukan tindakan pembalasan atas tindakan keji BEM Ushuluddin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyali Alika Reza sebagai ketua akan dibuktikan disini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka semua meminta Reza minimal melayangkan pembalasan setimpal agar pemukulan dibalas pemukulan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Foto wajah bengap anggota FMM yang dipukuli kini dipasang pada tiap fakultas dari mulai Psikologi sampai Sains dan Teknologi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lengkap dengan kop bertulis, “Inikah hasil dari diskusi Filsafat selama ini?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Isu beredar bahwa tindakan represif itu diprovokatori Arisiska yang tidak diterima dibilang kafir dan pelacur oleh Jaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska tersinggung berat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia ngotot tidak diterima dihina serendah itu oleh mahasiswa semester lima Fakultas Adab dan Humaniora yang masih bau kencur mengeja Islam menurut Arisiska. Sedang Jaka berucap bahwa hal itu wajar, “Memang Arisiska pelacur kok. Saya lihat tiap hari ia menerima uang dari salah satu Negara Eropa Barat.” Urai Jaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iblis betina. Antek Liberal.” Sahut lainnya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Usir Arisiska dari UIN,” timpal rekan sejawat Jaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“BEM Ushuluddin perusak akidah mahasiswa baru.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Antek Dajjal” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sumpah serapah lainnya yang tidak putus-putus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BEM Ushuluddin kini terpojok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka yang selama ini terkenal anti kekerasan, cinta damai, pengusung ide kerukunan antar umat beragama, ternyata terbentur pada slogan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tindakan main hakim sendiri empat hari lalu meruntuhkan wibawa BEM. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini, seluruh anggota FMM dan berbagai elemen mahasiswa muslim di UIN telah berkumpul di satu titik yang sama: Depan Student Centre UIN. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bendera Laailahailallah berkibar menampar-nampar udara bak panji-panji Shalahuddin Al Ayyubi membentang di bibir Palestina. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu langkah kini berjalan, mereka serentak berjalan diikuti pekikan takbir menuju sekret BEM Ushuluddin dan Filsafat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Barisan terdepan terlihat sangat bersemangat. Iya mereka justru mahasiswa Ushuluddin sendiri. Ada Jaka dan beberapa kawan kelasnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tidak lebih dari lima orang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka baris beraturan sambil membentangkan spanduk berwajah Arisiska dan gelimangan dolar di sekelilingnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan di sekret, kajian masih terus berlanjut. Suasana makin memanas. Arisiska meletakkan jaket hitamnya di meja ruang sekret BEM Ushuluddin hingga menyisakan kaos putih bergambar Imanuel Kant di tengahnya. Waktu maghrib mereka lewati dengan mengindahkan untuk mendirikan shalat. Baginya, shalat tidak bisa dijadikan ukuran bahwa manusia itu cinta Tuhannnya atau tidak. Apalagi inti shalat adalah pengabdian kepada Allah sekaligus mengingatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi Ibadah itu macam-macam. Diskusi juga ibadah, malah tingkat kekhusyukannya lebih tinggi dari shalat. Berfilsafat itu adalah dzikir paling elegan untuk mengingat Tuhan. Jadi orang yang namanya Immanuel Kant itu lebih soleh ketimbang anak dakwah kampus. Jangan heran kalau David Hume lebih sering menangis jika mengingat Tuhan ketimbang sederetan mahasiswa yang sering memanggil kawannya Akhi, Ukhti, Ekhu itu.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahahaha…” tepuk tangan seluruh peserta diskusi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tawa mereka riuh merespon Arisiska menyindir Lembaga Dakwah Kampus Syarif Hidayatullah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ruang sekeretariat ini sebenarnya hanya berlebar 10×10 meter. Tapi selalu penuh sesak karena massifnya kajian Filsafat rutin disini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dindingnya ada sebuah moto besar berjudul terang: BUAT APA KITA BERTUHAN, JIKA TUHAN SENDIRI SAJA TIDAK BERTUHAN ! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan di sampingnya terbentang foto Arisiska tengah memberikan orasi di depan gedung DPR menolak disahkannya RUU Pornografi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu Arisiska berteriak lantang, “Buat apa kita sibuk mengatur cara pakaian perempuan jika Tuhan sendiri juga mencintai keindahan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ingat Pak Ustadz, Tuhan tidak pernah melihat keshalehan hambanya dari aurat, tapi dari amalnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sebuah piagam besar pemberian sebuah kedubes Asing berdiri disampingnya: “Selamat Atas Terpilhnya Arisika Lenila Wahid Sebagai Srikandi Hak Asasi Manusia.” Ya gadis pintar, tapi menampar. Pecinta diskusi luar biasa untuk ukuran mahasiswi UIN seusianya. Selingkuhan abadi Michael Foucoult yang kadung membuat banyak mahasiswa ateis menyesal baru kali ini tidak bertuhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat Arisiska sedang akan menutup kajian, tiba2 dari luar sekret mulai terdengar keramaian. Sahut-sahutan mulai bergulir. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tadinya satu orang, lama kelamaan disusul satu bundel barisan mahasiswa memanjang membentangkan spanduk bertuliskan, “Pluralisme Agama Bukan Bagian Dari Islam.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekret BEM Ushuluddin panik bukan kepalang. Mereka menghentikan sejenak tawanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala mereka beradu mencuri-curi pandangan dari jendela melihat situasi mulai penuh kegaduhan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedang mereka sendiri tidak tahu apa yang terjadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika telah sampai di depan sekret, Jaka menyuruh temannya berhenti memekikkan yel-yel. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu buah jarinya menyangga kelima jarinya membentuk payung petanda Jaka meminta kawan-kawannya berhenti bersuara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rahmat selaku wakil ketua BEM maju ke hadapan. Ia adalah teman satu kelas Jaka di jurusan Tafsir Hadits. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya mencari Arisiska bukan kamu,” imbuh Jaka memegang balok. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada urusan apa kamu dengan Arisiska? Kalau berani sama laki-laki jangan perempuan,” tantang Rahmat berbadan agak jangkung dan berambut ikal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mantan Preman di sekitar Situbondo. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak urusan denganmu, Mat. Minggir kamu,” halau Jaka melempar tubuh Rahmat yang dibalas Rahmat menarik lengan Jaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kau lewati dulu mayatku! Sebelum kau ingin bertemu ketua kami!” Tunjuk Rahmat tepat ke mata Jaka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari arah belakang, Arif mahasiswa Fakultas Psikologi semester tujuh meminta keberanian Arisiska untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ariska keluar kau. Berani berbuat berani bertanggung jawab dong.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Betul. Tunjukkan batang hidungmu kalau berani,” Sergah Anto. Kawan satu kos Alika Reza. Anto adalah perwakilan Fakultas Dirosah Islamiyah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kantor FMM di fakultas yang online dengan kurikulum Universitas Al Azhar Kairo ini hancur berkeping-keping. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suasana semakin meruncing. Aroma bentrokan semakin kuat. Rahmat dan kawan-kawan mulai melakukan border melindungi pintu masuk sekret. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara Situasi Ciputat ramai riuh. Peserta Paduan Suara Mahasiswa UIN yang sedang latihan di samping sekret BEM lari berhamburan menjauh dari tempat kejadian. Duel akan berlangsung seru. Sayyid Quthb VS Immanuel Kant. Al Ghazali VS Descartes. David Hume VS Al Kindi. Islamisasi VS Dekonstruksi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para mahasiswa ekstensi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang baru keluar dari perkuliahan turun rembug melihat dua kelompok massa sudah saling berhadapan. Mereka terpecah antara bergabung ke BEM dan masuk dalam lingkuran FMM. Situasi ini mirip seperti momentum bentrok fisik setelah Pemira pada tahun 2004 (sampai kini juga masih sering terjadi) silam antara Partai Reformasi Mahasiswa dan Partai Persatuan Mahasiswa. Dua basis kekuatan politik terbesar di UIN Jakarta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara elemen mahasiswa muslim yang tergabung dalam FMM terus mendesak, “Buka…buka..buka.. buka border-nya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska terkepung, sedang Rahmat menoleh ke belakang meski tangannya tergenggam kuat mempertahankan border. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tahan dirimu di dalam Siska. Aku akan menjagamu disini.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menghindari konflik, Arisiska akhirnya menepis imbauan Rahmat. Ia memberanikan diri keluar dari peraduannya, berjalan lembut sambil merapihkan jaket hitam ketatnya persis Anna Freud keluar dari ruang prakteknya: Ayu dan tampak tak berdosa. Arisiska mengangguk kepada teman-temannya agar tidak terpancing emosi. Kini ia telah berada di depan Jaka, “Ya ini saya. Ada perlu apa?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jaka tersenyum sungging, “Akhirnya keluar juga dalang dari semua skenario ini. Pembual sejati. Mengaku bagian dari pengusung nirkekerasan (baca: ide tanpa kekerasan). Ternyata tulisan-tulisanmu selama ini hanyalan isapan jempol belaka. Murahan sekali kau Lenila. Cantik tapi berhati iblis. Berapa dolar kau dibayar Eropa?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik nama lengkap Arisiska Lenila Wahid itu mengeyampingkan wajahnya. Kedua tangannya terlipat. Dengan tenang, ia balik tersenyum. “Selamat Datang Skriptualis. Pecinta Teks. Pemikir Kolot Abad 21 yang hanya bisa menggerutu tanpa ilmu. Tiranik abad pertengahan yang bangkit dari kuburnya. Maaf ini bukan Vatikan. Aku bisa mengurus perizinanmu untuk pindah dari Indonesia. Berapa hargamu?” balas Siska pedas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ow.. bukankah kau yang selama ini punya standar bayaran wahai pelacur?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska melepas lipatan tangannya. Kedua softlense oranye di matanya tiba-tiba terdiam. Ia naik pitam mendengar stigma hina bagi seorang perempuan itu terbentang di hadapannya. Ia menunjuk wajah Jaka dengan satu telunjuk terpantau lurus, ”Jaga omonganmu. Hati-hati kalau bicara.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau kau memang tidak merasa, kenapa harus marah?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak pernah mencari uang haram demi kebutuhanku.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Owwh mendekat ke Negara adidaya itu dan meminta segenap dolar untuk membunuh Islam kau pikir bukan pekerjaan haram? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Owwh semoga aku tidak menyesal kau telah menjadi Presiden BEM saat ini.” Jaka bertepuk tangan seraya tersenyum lalu menoleh ke arah kerumunan kawan-kawannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahahahaha…” Gantian Arisiska kini menjadi bahan tawa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska sudah mati sabar, ia melempar dengan kencang sebuah buku ke wajah Jaka, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bruuk..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jaka memegangi wajahnya. Ia tidak terima dilempar buku oleh Arisiska, “Dasar jalang.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Jaka balik mengangkat tanganya ke langit dan siap menampar wajah kecil Siska. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisika menutup muka dengan kedua tangan, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat tangan Jaka hampir tiba di muka Siska, tiba-tiba dari belakang Reza menahan tangan Jaka, “Tahan emosimu, Jak. Kita boleh kesal. Tapi kita selesaikan masalah dengan baik. Bagaimanapun Arisiska adalah adik dari Almarhum Akh Ahmad.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat kehadiran Reza, Siska terdiam. Ia menaikkan wajahnya. Ia tahu betul siapa pria yang di depannya ini. Pria satu-satunya yang menyanggah tulisannya tentang Rasionalisme Descartes dengan genangan artikel dua puluh lembar yang menyala-nyala. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berjudul terang tapi tetap lembut: Kesalahan Saudari Arisiska Dalam Membandingkan Rasionalisme Descartes dan Al Ghazali. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iya, dua kakak beradik dari orangtua kandung bernama ilmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza dan Siska beradu pandangan, dan Reza membenamkan wajahnya. Ujian ini menyentuh titik terlemah seorang laki-laki sepertinya. Ia sadar bahwa ia adalah seorang leader di FMM. Statusnya adalah ikhwan. Reza berada dalam posisi dilemma. Ia harus memilih antara hatinya dan prinsipnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia tidak sadar mana yang menjadi keladi rasa cintanya kepada Arisiska. Apakah kepintarannya, kecintaannya terhadap ilmu, atau jelitanya. Namun yang pasti ucapan almarhum Akh Ahmad sebelum wafat selalu mengiang di tiap istikharahnya, “Akhi titip adik ana. Sadarkan ia. Nikahkan jika memang antum ingin berdakwah kepadanya. Mungkin permintaan ini terasa aneh. Tapi percayalah akhi, ini adalah suara lubuk hati dari nurani seorang kakak yang tak tega melihat sang adik sedang terkena tipu daya dunia. Sungguh Arisiska adalah adik perempuan kami satu-satunya pengemban amanah keluarga. Berjanjilah Akh Reza, kitab Ma’alim fiththriqh ini menjadi saksi bahwa cinta itu ada.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza ingin menangis menyadari betapa beratnya ujian Allah. Ya berat karena tepat menghantam titik lemah dirinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penggiat Islamisasi Sains dan Sayyed Naquib Al Attas Muda dari Ciputat itu akhirnya menangis dalam hatinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengungkapkan perasaan jauh lebih sulit ketimbang melukis pemikiran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza mengambil buku yang dilempar Arisiska ke wajah Jaka. Ternyata kitab Ma’alim Fiththoriqh itu. Dan Reza mengangkat kepalanya menghadap Siska. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Andai kau tahu Siska apa yang diamanahkan amarhum kakakmu kepadaku” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hebat sekali filsafat itu bahkan menimbulkan takut dan segan orang lain yang merasa jiwanya terlalu kecil buat menghadapinya. Beribu-ribu buku dikarang, beribu-ribu ahli pikir mengeluarkan pendapatnya terkadang ada setengahnya manusia yang saking asyiknya dengan filsafat, sehingga dipandangnya bahwa agama hanyalah perkara kecil yang tidak menarik hati, sebab lekas beres! (Buya Hamka, Pelajaran Agama Islam) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska terdiam. Reza menahan kata-katanya. Ia mencoba sesabar mungkin menghadapi Arisiska. Dengan penuh empati, Reza mencoba menyadarkan, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Andai kakakmu masih hidup. Engkau akan tahu betapa sakitnya ia memiliki adik sepertimu. Adik yang diamanahkan oleh keluarga untuk mengemban amanah Islam. Kamu adalah adik perempuan satu-satunya, Arisiska. Dibesarkan dalam kultur santri di Jawa Timur semata-mata kelak keshalehahanmu lah yang mengantarkan kedua orangtuamu berlipat amalnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza ingin menghindari konflik. Ia berbalik badan memunggungi Arisiska seraya berbicara kepada seluruh kawan-kawannya, “Mari kita semua pulang.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panji-panji FMM kemudian diturunkan. Satu persatu kader binaan Reza itu mulai meninggalkan tempat perkara. Ia berjalan pasti meninggalkan Arisiska seorang diri. Ciputat mendadak bungkam. Gedung Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang berlantai tujuh berhenti berderap. Angin sepoi-sepoi menambah suasana dingin. Pepohonan di tengah taman fakultas melambai-lambai dipeluk angin. Reza akhirnya benar-benar meninggalkan Arisiska seperti Carl Gustave Jung tidak ingin lagi bersahabat dengan Sigmund Freud hanya karena beda pendapat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya penggemar Taqiyudhin An Nabhani dan Said Hawa itu berjalan penuh kepastian dengan satu doa terucap: kelak gadis itu sadar atas tingkah lakunya selama ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak puas atas sikap Reza, Arisiska mengejarnya dari belakang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apakah salah jika aku berfilsafat?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langkah Reza tertahan. Tiba-tiba mulutnya tidak bisa menjawab. Ia seperti seorang remaja berumur 14 tahun dalam novel Dunia Sophie yang tak bisa berkata-apa ketika mendapati surat-surat misterius menumpuk di rumahnya. Reza baru sadar jika Arisiska adalah filosof. Bahkan sudah kadung dianggap nabi oleh sebagian mahasiswa Ushuluddin. Satu-satunya nabi berkelamin kemayu yang menyebarkan agamanya dengan memakai cinta, bukan bahasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa aku salah meminang akalku untuk mencari kebenaran?” ucap Arisiska lirih dan kemudian berubah cepat saling menyambung, “Ketika orang sudah berlari jauh, ketika Eropa sudah tercerahkan, dan ketika Yahudi sudah jauh meninggalkan kita.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska berhenti bersuara lalu menyeru dari belakang, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jawab Akhina Reza? Reza yang kukenal adalah teman baik kakakku dan selalu berkata bahwa umat Islam tidak boleh mati dengan status bodoh.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak ada yang salah dengan Filsafat, Arisiska.” jawab Reza masih membelakangi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Lalu kenapa aku selalu keliru di matamu?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Karena Filsafat adalah metode berfikir, sedangkan Perenialisme dan Heurmenetika adalah wacana.” Jawab Reza cool. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhh……” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza kemudian berbalik badan. Ia menjawab dengan gaya bicara yang nyaris melukai retorika Sayyid Quthb, “Islam tidak pernah melarang hambanya berfikir. Ia adalah rasionalitas tertinggi dalam peradaban. Yang menjadikan akal sebagai fondasi maknawi dengan ikatan Wahyu. Islam-lah satu-satunya agama yang berani menantang Yunani ketika Romawi terjajah hegemoni aqli. Rasionalitas itu jauh melampaui peradaban modern kini. Sebab ia sudah mendamaikan sengketa akal dan inderawi sejak zaman Al Ghazali, Al Kindi, Al Farabi, hingga gemintang Filosofi Qur’ani yang terlukis dalam derap nafas Ibn Qayyim Al Jauzi.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuh Perempuan adalah sebuah panggung drama. Demikian diungkapkan oleh Simone de Beauvoir (1908-1986), seorang feminis yang terkenal dengan bukunya, The Second Sex “Bangkitlah wanita peradaban dari keterpurukanmu atas keterjajahan Barat yang tidak ada apa-apanya dalam Islam. Dari satu simpul ke simpul lain saat tauhidi lepas ditanganmu. Ketika filsafat menjauhkan manusia dari kebahagiaan karena tidak disertai bimbingan wahyu. Esensi filsafat Islami jauh mendalam daripada itu. Sebuah aktivitas berfikir yang sudah satu paket membawa manusia tentram hingga kelak badan kita sudah membiru.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska berkata lirih, “Apakah kau fikir aku selama ini tidak beradab? Apakah karena aku memiliki bacaan berbeda denganmu lalu kau bisa men-just aku tidak bertauhid?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza tidak mengerti. Ia tidak maksud seperti itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Andai engkau pun tahu kenapa aku menjadi seperti ini?” ringkih Siska dengan gambar Immanuel Kant setia menggantung di bajunya. Poninya keluar melambai-lambai di tiup angin persis feminis sedang sakit hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak bermaksud seperti itu?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisisika menatapnya nanar lalu pergi. Berjalan dengan limpahan haru mendalam menyisakan aroma kesedihan. Hegelian muda itu terdampar di belakang Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, meratapi dirinya sendiri yang tidak lebih hina dari seekor anggur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Haruskah ukuran moral baik dan benar seorang wanita dilihat dari bacaannya? Ada yang salah dengan filsafatku? Apakah salah jika aku bertanya apakah tuhan itu ada? Bukankah Tuhan Maha Pengasih dan tidak perlu tersinggung dengan ucapanku.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Limpahan tangis kembali bercecer di matanya. Presiden BEM Fakultas Ushuluddin yang biasanya berteriak lantang itu kini membisu. Tidak ada lagi ucapan-ucapan lantangnya menolak RUU Pornografi. Tidak ada lagi kata-kata bernyalinya menyatakan lesbianisme adalah hak tiap wanita. Tak terdengar lagi erangannya meminta wanita boleh memberi talak kepada suaminya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga tiba-tiba HP nya berdering. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada dimana kau nak? Cepat pulang ibu butuh kamu. Uhuk…” Tanya sang Ibu yang genap berumur lima puluh tahun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska berdiri dari duduknya dan mengelap airmatanya, “Ibu kenapa? Ibu baik-baik saja?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Klik” HP nya mati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Halo..halo..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska didera ketakutan. Ia menyadari ibunya sedang diuji dengan penyakit misterius, Kankernya sudah memasuki stadium empat. Arisiska lari ke rumah menancap motornya menuju kediamannya di sekitar Ciracas, Jakarta Timur. Di dalam rumahnya sudah banyak tetangganya duduk di samping ibunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada apa dengan ibuku?” Tanya Siska gelagapan sambil membuka helm. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bu Salimah tentagga dekat Arisiska mengatakan, “Kanker ibumu semakin parah, nak Siska. Ia mesti cepat dibawa ke Rumah Sakit.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apapun akan kulakukan demi keselamatan ibuku.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunyi serene ambulance meraung-raung mengantar tubuh ibunda ke Rumah Sakit Pasar Rebo Jakarta. Arisiska mengantarnya hingga tepat di pembaringan opname. Hari ini betul-betul hari terberat dalam hidupnya. Namun setidaknya senyum seorang anak kecil cukup membuatnya tenang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oppps.. apa kabar adikku?” Ucap Arisiska menggendong tubuh besar sambil mengecup kening adik autisnya. Rasa letihnya beraktivitas seharian terbayar jika sudah bertemu dan mencumbu adik bungsunya yang berumur delapan tahun itu. Sudah tiga tahun ini Arisiska dan almarhum kakaknya menghabiskan ratusan juta membiayai terapis panggilan untuk men-threat sang adik tersayang. Arisiska bertekad akan melakukan apa saja. Rela mati asal adiknya lepas dari belenggu autis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga kemudian senyumnya sedikit mengecil menyadari darimana uangnya selama ini berasal. Kata-kata pelacur dalam ucapan Jaka sontak mengisi relung pikirannya. Arisiska sadar. Ia memang pelacur. Bukan untuk tubuh, tapi pemikiran. Apalah daya ia terdesak. Nurani bisa dibeli dengan cita-cita tentang arti ekonomi keluarga. Ia sadar telah menjilat asing, melawan fitrahnya sendiri: Sebuah tindak fatal dalam Islam. Arisiska sadar, balasan orang munafik adalah nyala api neraka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apapun akan kakak lakukan demi senyum bahagia kamu, nak.” ucapnya haru menciumi Rama tak mau lepas dari pelukannya. Menempelkan pipinya lalu mengusap punggung adiknya. Rama adalah anak kecil pengidap autis. Orangtuanya terlambat mengidentifikasi gangguan pervasif yang jamak menimpa anak kecil ini. Alhasil baru pada umur 5 tahun Rama positif ditengarai mengidap autis. Sebuah tindakan identifikasi yang tidak hanya terlambat. Tapi blunder. Sebab seharusnya kita sudah mengetahui seorang anak mengidap autis pada umur dua tahun jika tidak mau situasi kian memburuk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini, sehari-harinya Rama hanya sibuk memainkan gambaran-gambaran binatang, alat imitasi mobil, dan perangkat makanan. Kesemuanya adalah alat latihan pengenalan subyek pada terapi autis dengan pendekatan behavioristik. Arisiska selama ini memanggil pelatih professional dari Belanda yang memiliki link dengan Pusat Terapi Autis di Amerika. Per bulan ia meski merogoh kocek sebesar 3.500 USD. Nilai nominal yang sangat berat bagi perempuan sebatang kara yang sudah dianggap memiliki dua jenis kelamin bagi adik-adiknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mengangkat adiknya ke awan, “Apapun akan kulakukan demi cinta kakak padamu,dik.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rama pun hanya diam saja. Ia sudah bisa tersenyum walau sedikit. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum reda keletihannya, tiba-tiba HP di sela celananya kembali berdering. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kakak, bagaimana dengan ibu?” Panggil Fadlan adik laki-laki Arisiska menelepon dari Bandung. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ibu baik-baik saja, kakak sudah mengupayakan untuk secepatnya melakukan operasi.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tapi, dari mana uangnya kak? Biar Fadlan ikut bantu dari Bandung.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tak usah kau pikirkan itu, dik. Kau fokus saja belajar. Jangan kau risaukan kondisi ini. Biar kakak yang menanggung semuanya. Bagaimana kuliahmu?” Arah Siska mengalihkan perhatian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak…. minggu depan Fadlan mesti bayar uang cicilan kuliah. Tiga hari lagi ada praktek di Jogja. Kakak ada sisa tabungan, Fadlan ingin meminjam.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa maksudmu? Sejak kapan aku mengajarkanmu untuk meminjam uang kepadaku. Uang kakak adalah uang kamu juga.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tahu kesulitan kakak selama ini. Jerih payah kakak bekerja hingga larut malam demi kesejahteraan kami. Biarkan aku meminjam atau aku cari sendiri. Aku tidak ingin merepotkan kakak.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Keperluan praktek apa yang dibutuhkan Fadlan?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Fadlan mau beli alat mesin untuk keperluan kuliah, kak.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi butuh uang berapa?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dua puluh lima juta.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Institut Teknologi Bandung (ITB) memang tergolong mahal. Untuk pendaftaran tahun ini saja, minimal calon mahasiswa baru meski merogok koceh 1,2 juta. Itupun belum tentu diterima. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mahal sekali?!” kaget Arisiska sejadi-jadinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau tidak dibayar, Fadlan tidak bisa praktek, kak.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska terdiam mendengar kulminasi rupiah itu menggelinding di otaknya. Sekejap Arisiska beralih untuk memikirkan bagaimana cara menutupinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kakak kenapa?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kondisi seperti ini, Arisiska membesarkan hati adiknya, “Jangan kau pikirkan masalah uang itu. Sudah sepatutnya seorang kakak membiayai sekolah adiknya. Kakak mana yang tidak senang melihat adiknya sukses. Kakak mana yang tidak ingin melihat adiknya bahagia. Berkembang menjadi laki-laki muda kebanggaan keluarga. Catat janjiku, aku akan mengantarkanmu menjadi sarjana terbaik ITB dengan pekikan terkeras di dunia.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fadlan berderai haru, “Terimakasih, kak. Semenjak ayah dan kak Ahmad tiada, Kak Arisiska lah yang selama ini mencari uang untuk kita semua. Kakak lah yang membimbing kami. Perempuan muda terbaik UIN yang sudah kutekadkan bahwa seluruh cintaku hanya tertumpah untukmu. Catat janjiku. Aku akan lulus sebagai sarjana terbaik ITB dengan hasil peneltian terbaik seluruh kampus. Aku akan tulis namamu dengan pena besar di Mesjid Salman tentang hakikat perjuangan seorang kakak berkelamin perempuan yang telah menjadi ayah bagi kami semua.” ucap Fadlan yang juga Ketua Lembaga Dakwah Kampus Fakultas Geologi ITB. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan satu tetes airmata Arisiska kembali jatuh. Ia tidak sanggup berakata apa-apa. Saldo rekeningnya sudah menipis. Tiga minggu ini ia harus mendapatkan proyek. Mengingat ia juga telah tiga kali absen mengirim tulisan di Jurnal Filsafat Ketuhanan di salah satu Universitas tenar di Eropa. Perjanjian kontrak pada salah satu yayasan orientalis meminta komitmen Arisiska untuk membumikan Dekonstruksi dan Heurmenetika dalam Studi Islam. Melambungkan ajaran Feminisme sebagai acuan kepribadian wanita. Sampai menuntut pembebasan tidak mengenakan jilbab di UIN. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska berada pada posisi sulit. Bayangan ucapan Reza tadi bersanding bersama ibu dan kedua adiknya. Bagai menara gading. Sama tinggi-sama rendah. Kini segalanya harus dipertaruhkan. Mata Arisiska berembun. Isyarat ada galau di hati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Andai aku terlahir kaya dan tidak papa. Aku sudah siap menjadi muslimah sejati yang siap kau pinang, Reza.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska tergeletak meratapi situasi pahit ini. Ia menelepon salah satu kerabatnya meminta kepastian adakah proyek yang bisa ia jalani. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu bisa menulis tentang Filsafat Wanita? Sigmone De Beauvoir?” Tanya seorang wanita bule dengan bahasa Indonesia cukup fasih. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku siap,” balas Arisiska mantap. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah, kaitkan pemikirannya dengan alasan kenapa wanita Indonesia tidak perlu menikah.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah anda gila?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Lima ribu Dollar?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku minta lebih.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tujuh ribu?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sepuluh ribu! Aku akan membuat tulisan feminisme sebaik mungkin dengan menambahkan legitimasi dari pemikiran Islam. Indonesia adalah Negara religi. Jika tujuan anda adalah merubah mindset remaja dan orang dewasa., penekanan agama tetap harus dilakukan. Aku memiki channel dibeberapa madrasah Aliyah di Jakarta. Kita bisa memulainya dari pelajar hingga mahasiswa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kau pintar Arisiska. Buat buku itu sebaik mungkin. Kalau berhasil, sepuluh ribu bisa jadi adalah angka minimal bagimu.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska tersenyum, “Dimana kita bisa ketemu?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Komunitas Selara” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku catat” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska larut dengan filsafatnya. Ia tidak memejamkan mata selama 22 jam penuh. Ia menulis. Bercinta dengan logika. Ia membaca. Ia mencumbu. Ia mengada. Mengada dengan genangan pemikiran Karl Marx, Sigmone De Beauvoir, Karen Horney, Hannah Arendt, Sigmund Freud hingga Abdullah Ahmad Naim dan Mahmud Muhammad Thoha. Kesemuanya itu dilakukan untuk sekedar mengatakan: Pernikahan adalah bentuk penindasan Pria terhadap Wanita! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada seorang kakak yang tega membiarkan adik kesayangannya mengidap autis seumur hidup. Melihat adik tampannya terlunta-lunta di ITB hingga ia terperosok melihat senyum ibunya yang akan dioperasi. Inilah waktu yang tepat bagi filsafat untuk semakin berjarak dengan cinta. Beban hidup selama ini sudah cukup meyakinkannya untuk siap menjadi kontroversi. Siap untuk didemo oleh ormas-ormas Islam. Bayangan sakit ibunya, autis adiknya, dan uang kuliah Fadlan membuatnya semakin yakin: “Maafkan aku ya Rabb, jika aku menjual agamamu..” Dan bayangan Reza muncul kemudian dalam hatinya. Ya sebuah percintaan yang aneh antara mahasiswi liberal dengan mahasiswa anti liberalisme. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
#</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Glosary </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Feminisme</b> adalah suatu agenda yang mempunyai mainstream bagaimana mewujudkan kesetaraan gender secara kuantitatif, yaitu pria dan wanita harus sama-sama berperan baik di dalam rumah atau diluar rumah. Menurut kaum feminis, perempuan adalah sumberdaya manusia yang jumlahnya besar, bahkan di seluruh dunia jumlahnya melebihi pria. Akan tetapi, jumlah perempuan yang berpartisipasi di sektor publik selalu berada jauh dibawah pria. Dengan argumen-argumen seperti itulah mereka meneriakkan jargon-jargon emosional yang dapat menyentuh perasaan kaum wanita, seperti jargon perjuangan hak-hak wanita, penindasan wanita, subordinasi wanita, dan lain-lain. Dari cara itulah mereka mendapatkan dukungan untuk mencoba mengkritisi dan mendekonstruksi konsep gender dalam Islam yang jelas-jelas sudah disepakati para ulama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Heurmenetika. </b>Istilah hermeneutika agaknya masih sangat asing di telinga sebagian besar umat Islam di tanah air. Tidak demikian halnya apabila melihat historis hermeneutika itu yang ternyata sudah ada selama berabad-abad lampau serta berkembang pesat di Eropa Barat. Sebagai sebuah metode interpretasi teks Bibel, hermeneutika terutama digunakan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan zaman. Dan inilah yang lantas melahirkan tradisi sekular-liberalisme di Barat pada abad pertengahan. Kini, hermeneutika yang berasal dari tradisi Barat-Nasrani tersebut coba diterapkan pada Alquran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dekonstruksi </b>adalah sebuah metode pembacaan teks. Dengan dekonstruksi ditunjukkan bahwa dalam setiap teks selalu hadir anggapan-anggapan yang dianggap absolut. Padahal, setiap anggapan selalu kontekstual: anggapan selalu hadir sebagai konstruksi sosial yang menyejarah. Maksudnya, anggapan-anggapan tersebut tidak mengacu kepada makna final. Anggapan-anggapan tersebut hadir sebagai jejak (trace) yang bisa dirunut pembentukannya dalam sejarah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jacques Derrida menunjukkan bahwa kita selalu cenderung untuk melepaskan teks dari konteksnya. Satu term tertentu kita lepaskan dari konteks (dari jejaknya) dan hadir sebagai makna final. Inilah yang Derrida sebut sebagai logosentrisme. Yaitu, kecenderungan untuk mengacu kepada suatu metafisika tertentu, suatu kehadiran objek absolut tertentu. Dengan metode dekonstruksi, Derrida ingin membuat kita kritis terhadap teks. Salah satu bentuk dekonstruksi dalam Islam, dilakukan Cak Nur yang mendekonstruksi makna Islam menjadi sebentuk kepasrahan kepada Tuhan. Dengan begini tiap agama yang memasrahkan diri, sudah bagian dari Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Di Barat sejak zaman modern diskursus agama berpindah dari tangan teolog ketangan para filosof. Pernyataan theology was subservient to philosophy atau under the tutelage of philosophy adalah realitas yang tidak disesali. Artinya teologi menjadi bulan-bulanan para filosof. Untuk sekedar menyebut beberapa nama, Sartre, Heidegger, Jung, Ludwig Feurbach, William James, Nietzsche, Kant dan lain-lain, adalah filosof-filosof yang bicara soal agama. Padahal mereka tidak punya otoritas untuk bicara teologi. (DR. Hamid Fahmi Zarkasyi) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu sudah mengarah ke angka sembilan. Suasana malam di Ciputat berwarna remang-remang. Bohlam besar di tengah taman Fakultas Ushuluddin dan Fisafat memancarkan sinar ke lorong-lorong gelap basement. Gedung berlantai tujuh ini semakin malam semakin ramai. Canda tawa diantara mahasiswa mengalir ditemani dentuman-dentuman suara musik yang terdengar sayup dari depan student centre. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza tertunduk. Ia berjalan di lantai dasar fakultas tidak lagi melihat pandangan. Di kanan-kirinya sudah banyak para Sales Promotion Girl (SPG) bergentayangan. Berbusana ketat, dengan satu buah bungkus rokok tertawan di tangannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Rokok mas. Kita lagi promo.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Tidak-tidak,” Reza menyilang-nyilangkan tangannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
SPG itu kemudian mengejarnya, ”Dicoba satu juga tidak apa-apa, mas” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza cepat menghindar. Kepalanya terbenam malu. Ia merasa sebagai anak tiri kebenaran. Inilah UIN Jakarta. Betul kata Nirwan Syafrin, ustadz muda dari Sukabumi dengan gelas Doktor dari Malaysia itu. Liberalisme telah gagal di UIN. Boleh jadi. UIN memang sudah tidak lagi menerima pesanan untuk melahirkan pakar hadis. Jatahnya sudah habis. Expired menurut Theodor Adorno. Namun sebagai gantinya, liberalisme telah melahirkan musuh baru: Hedonisme. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza merasa jengah. Kedua tangannya terlipat. Ia berjalan semakin cepat menjauhi ”mbak-mbak” itu. Namun belum jauh ia melangkah, seorang wanita berperawakan muda kembali menghampirinya. Tubuhnya semampai. Rambutnya terburai panjang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Mas. Minumannya mas,” tawarnya dengan senyum mengembang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini mahasiswa semester tujuh jurusan Tafsir Hadits itu tidak bisa berdiam diri. Reza memberhentikan jalannya. Ia berbalik badan dan menurunkan penutup kepala di jaketnya. Dengan ucapan tegas dan telunjuk yang mengacung-ngacung, ia bergumam, ”Apa anda tidak melihat. Kampus ini adalah kawasan wajib berbusana muslimah!” bentak Reza. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wanita penjual minuman itu tersentak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Apa anda tidak sadar. Kami semua disini adalah santri,” nafas Reza mulai naik turun sebelum ia melanjutkan kata-katanya, ”Kami adalah generasi dimana pundak kami sudah tertanam amanah dari ibu-bapak kami. Kelak anaknya adalah penerus Ibnu Siena yang sudah mati. Bahwa Imam Ghazali adalah deialektika dalam saintifika kami.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penjual minuman itu masih diam, namun kakinya kini melaju mendekati Reza. Kedua tangannya bertolak pinggang, ”Saya tidak melihat kampus anda memberitahu bahwa perempuan wajib berbusana muslimah. Setahu saya, kami hanya menjalankan tugas. Sedang ada konser musik di kampus anda dan kami adalah sponsor. Pihak kampus juga sudah menyetujui. Justru kami mempertanyakan hak kami, bukan anda. Mengerti?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gantian Reza terdiam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Kami sedang cari makan, mohon jangan ganggu kami,” sibak perempuan itu di kerah baju Reza. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan mulut Reza akhirnya mengecil. Telunjuknya perlahan-lahan menurun beberapa centi dari wajah penjual minuman itu. Reza baru terbangun dari mati surinya. Ia lupa ini UIN Jakarta, bukan pesantren. Ia lupa ini Ciputat, kota satu-satunya di Asia yang langsung berbatasan dengan Frankfurt dan memiliki nama lain berupa dekonstruksi. Jangan pernah bermimpi melihat plang itu tegak menyambut mahasiswa di depan UIN, Reza. Kita adalah anak-anak muda Islam yang dipaksa ”kafir” oleh keadaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akhirnya di sepanjang perjalanan, pemuda itu disuguhkan tentang definisi sesungguhnya dari lema ”apalah arti sehelai kain”. Di depan Aula Madya ada anak-anak muda Kelompok Teater itu kini sudah tidak canggung lagi melepas jilbabnya. Membaca puisi tentang dekonstruksi definisi aurat. Sedang di depan lapangan student centre, ratusan pemuda koplo sedang sangit menyentakkan kaki mendengar alunan lagu band-band melow yang memliliki tuhan baru benama suara. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza akhirnya terbujur kaku di Mesjid Fathullah. Sebuah Mesjid terbesar di Ciputat. Berlokasi persis di samping Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di atas sajadah, Reza mengiba pada Allah betapa impian jauh dari harapan. Tangannya menengadah. Cita-citanya menjadi santri sukses mesti diganggu seorang ”mahasiswa baru” bernama Heurmenetika. Dosen-dosennya memang memiliki nama Ahmad, Thoha, Abdul, Siti, namun kenyataannya mereka hanyalah orang yang percaya derajat Nasr Hamd Abu Zayd lebih tinggi dari nabi. Bahwa Arthur Jeffrey lebih pas membukukan Al Qur’an ketimbang Usman Bin Affan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepalanya berputar. Umurnya semakin menua. Gelar sarjana sudah di depan mata. Ia hanya menyisakan satu mata kuliah, yakni Heurmenetika. Problemnya adalah bahwa mata kuliah ini mengharuskan tiap mahasiswa Tafsir Hadits di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ”membunuh” Syariat Islam dengan cara kasar. Namun Reza tidak sampai hati. Tidak ada santri manapun yang mampu mengkhianati amanah kiyainya. Hingga di tengah kegalauan hati, seorang dosen menangkap isyaratnya, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Assalamu’alaikum. Apa kabar, akh Reza?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza menghentikan lamunannya. Ia menatap pria soleh itu di sampingnya, ”Subhanallah, Ustadz Hanif.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ustadz Hanif adalah dosen Ushuluddin terkemuka di UIN. Beliau memang seperti namanya: Hanif. Berasal dari akar kata ha-ni-fa yang memiliki makna mâla, cenderung. Tetapi juga bisa bermakna istiqâma atau lurus. Betul adanya, walaupun Ustadz Hanif sedari kecil sudah mendekam di Barat dan merampungkan S3 Islamic Studies di Oxford, tapi sama sekali tak terbetik di hatinya untuk menyimpan kebenaran dan bergabung menyebarkan virus liberalisme di kampus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya, Ustadz muda berumur 40 tahun ini justru berani secara terbuka mengkritik westernisasi pemikiran di UIN. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Saya saja yang dari kecil di Barat tidak puas atas peradaban Barat, lha kok ini wong Jowo baru mengambil pasca di UIN dan hanya tiga bulan di Inggris sudah mengganggap Barat final. Keseteraan Gender sesuai dengan perkembangan zaman. TOEFL saja cuma empat setengah (baca: 450). Makan hamburger saja meriang.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Hahaha..” gemuruh para mahasiswa Forum Mahasiswa Muslim (FMM) UIN ketika mengadakan diskusi bulanan di Aula Madya UIN bertema ”Dikotomi dalam Literatur Sains Barat.” Ucapan Ustadz Hanif itu menyindir beberapa rekan-rekan dosen di UIN yang pecicilan terhadap Barat. Mental defeat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ustadz Hanif memang terkenal terampil membalikkan statement-statement relativisme. Di kelas, ia juga berkali-kali mematahkan logika Postmodernisme-nya Derrida dan Adorno pada mata kuliah Pengantar Logika. Analisisnya di kolom pemikiran Islam pada salah satu media nasional kerap membuat gerah para petinggi UIN yang masih setia akan westernisasi pemikiran. Tipe dosen kegemaran Reza yang tidak pernah terfikir untuk menjilat Barat. Reza masih ingat betul, Ustadz Hanif membeberkan pemikiran Cak Nur yang hanya menjadi muqallid dari gagasan sekuarisasi-nya Harvey Cox. ” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak ada yang baru,” pungkas dosen yang mengambil Master di Birmingham itu pada mata kuliah Metodologi Studi Islam, dua bulan silam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza tersenyum. Malam itu ia dihibur sang Ustadz. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Inilah jalan dakwah, akhi. Dakwah pasti mengalami benturan. Ia akan terjadi ketika al haqq berkonfrontasi dengan kebathilan. Kita tidak boleh menyerah. Kalau kita menyerah, justru mereka semakin senang. Belajarlah dari Imam Syafi’i bahwa keterbatasan dan ketakutan tidak menghalanginya untuk gigih berdakwah. Aktifkanlah disuksi keislaman di FMM. Mereka kajian empat sekali seminggu. Bahkan orang Yahudi mempelajari Islam 20 jam sehari. Masak kita kalah. Antum adalah aset UIN. Kami para dosen menampuk harapan besar pada antum dan kawan-kawan yang rajin membumikan dewesternisasi sains disini.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dada Reza yang gersang bagai dialiri air salsabila. Memancarlah aura muka optimisme dalam celah hatinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Jazakallah Khoiron, Ustadz. Tausiyah Ustadz-lah yang selama ini kami tunggu-tunggu.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ustadz Hanif menepuk pundak Reza, ”Jadilah mujahid muda yang membanggakan Islam, akhi. Muhammad Natsir Ciputat yang gigih walaupun pemikiran Belanda telah mengelilinginya. Tak malukah antum kepada genangan darah Sayyid Quthb, lumuran pena AnNabhani hingga derap Qur’ani dalam nafas Asy Syahid Rantisi. Semangat jihad kita belum ada apa-apanya dengan mereka. Kita! Adalah generasi Islam yang ditakdirkan Allah untuk menyelamatkan mereka, akhi. Menyelematkan Rahmat, Fauzan, Sena.. dan..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza menaikkan kepalanya menatap Ustadz Hanif, ”Dan siapa, ustadz?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ustadz Hanif seperti tersenyum sebelum melanjutkan teka-tekinya, ”Arisiska. Arisiska Lenila Wahid. Penampuk beasiswa shourt course di McGill dan Yale. Mahasiswa Terbaik UIN yang sedang kena tipu daya dunia itu.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza kembali menunduk lalu membuang muka ke samping. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba ponsel Reza berdengung. Ringtone-nya sesuai dengan semangatnya: Suci Sekeping Hati milik Saujana. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mengeluarkan dan mengangkatnya, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Assalamu’alaikum, ada apa Jaka?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jaka sedikit terisak. Ia seperti menangis. ”Adik perempuanku Reza.. adikku..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Kenapa adikmu?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melanie Klein Jaka sulit melanjutkan kata-katanya, ”Adikku Reza, dia menjadi korban feminisme.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Apa?!” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Ia tidak mau menikah dan memilih menyalurkan syahwat dengan sesama jenisnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Reza kemudian menghadapkan wajahnya ke arah Ustadz Hanif. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Klik. Ponsel Reza mati. Aura wajahnya berubah geram. Ia mencengkeram tangannya sendiri dengan kuat, ”Aku tahu siapa pelaku sesungguhnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Arisiska dielu-elukan. Mahasiswi Filsafat semester lima itu mengubah hidupnya secara drastis. Pundi-pundi uang bergelimang memenuhi koceknya. Buku-bukunya laku keras di pasaran. Semuanya itu dilakukan hanya bermodalkan satu kata: Kontroversi! </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska tiba-tiba menjadi tenar. Ia betul-betul menjadi mahasiswi cantik. Tidak hanya di pemikiran tapi juga estetik. Namanya disejajarkan dengan Ahmad Wahib. Soe hok Gie sampai Aung San Suu Kyi. Bayangan kesembuhan adik autis dan sakit ibunya seperti sudah berada di depan mata. Jika menjadi pembicara, gelarnya bukan lagi mahasiswa, tapi intelektual muda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi ketidakadilan ini dapat dilihat dari bagaimana terjadi perbedaan alat kelamin antara laki-laki dengan perempuan. Sebagian psikolog mendelegasikan bahwa hal itulah yang membuat mengapa anak perempuan senang menyiram kebun. Sebab dengan memegang selang air atau gagang penyiram, anak perempuan merasakan seolah-seolah sedang memegang penis dan kencing dengan jarak yang jauh. Seperti kisah dari Havlock Ellis tentang seorang pasien wanita yang tersentak begitu mendengar suara pancuran air mancur. Jadi menurut saya laki-laki tidak boleh merasa lebih hebat ketimbang perempuan. Sebab perbedaan ini hanyalah pada hal yang tidak elementer. Hanya sehelai tubuh. ” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska duduk di atas meja, menyalakan korek api, dan menyemburkan asapnya. Ia baru saja menjawab pertanyaan salah seorang pelajar putri dari sebuah Madrasah Aliyah dengan rujukan psikoanalisis. Pelajar putri itu heran mengapa banyak terjadi ketidakadilan dan diskriminasi terhadap perempuan. Kenapa Surat ArRahman hanya menyebut bidadari bagi laki-laki di surga sedangkan tidak ada frase bidadara bagi perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Itulah mengapa Al Qur’an tidak bisa lagi ditafsirkan secara tekstual.” pungkas Arisiska. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mengambil bak rokok dan membenturkan batang rokok melihat abu yang mulai memanjang. Ia sengaja meletakkan buku pengantar Filsafat Wanita di mejanya. Pada hari ini, ia melakukan training for trainer bagi anak-anak SMA, Pesantren, dan Madrasah Aliyah yang akan menjadi mentor bagi Pendidikan Seks untuk sejumlah murid-murid sekolah dasar. Berlokasi di sebuah vila dekat Situ Gintung, Arisiska memberikan modul-modul penunjang yang berkisar mengenai tema-tema seksualitas. Suasana training cukup menarik. Kegiatannya pun tidak membosankan. Ada games, focus group discussion, tanya jawab hingga pemutaran film. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Salam sejahtera. Selamat pagi kawan-kawan sekalian. Shalom. Kenalkan saya Rani dari SMA Relativitas. Agama saya Kristiani. Saya mau bertanya, kak Arisiska anda menulis bahwa Tuhan tidak pernah melihat seorang hamba dari orientasi seksual hambanya, tapi dari amalnya. Apakah karena ini ya beberapa Paus di kalangan agama kami, sering melakukan itu? Terimakasih.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Hahahaha…” Gemuruh tawa disusul tepukan tangan para audiens yang rata-rata remaja itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Oke pertanyaan singkat tapi menggigit. Anda jangan salah, kalau anda membaca tafsir bible justru homoseksualitas itu sah-sah saja.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Lho darimana melihatnya, kak?” Rani menggaruk-garukkan kepalanya dengan ujung pensil. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mengambil alkitab lalu meneruskan jawabannya,” Beberapa bagian Alkitab memang tak dapat kita pungkiri menjadi dasar bagi penolakan sebagian umat Kristen terhadap homoseksualitas. Biasanya ayat-ayat itu tak lepas dari Kejadian 19, Imamat 18:22, Imamat 20:13, Roma 1:26-27, I Korintus 6:9-10, 1 Timotius 1:9-10, dan Yudas 1:7. Nah problemnya kita tidak melihat konteks bagaimana munculnya ayat-ayat tersebut sebagai sebuah legitimasi teologis dalam bible.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sebagai contoh?” kejar Rani. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska mulai berdiri dari tempat duduknya. Ia meletakkan sesaat tembakau bakarnya, “Adalah kejadian 19 mengenai kisah Lot dan kota Sodom dan Gomora yang dihukum Tuhan. Penafsiran yang umum di kalangan Kristen mengenai penghukuman Tuhan kepada kota tersebut adalah dikarenakan perilaku seksual yang dianggap menyimpang di kota tersebut yakni persetubuhan laki-laki dengan laki-laki, dan ditambah lagi dengan adanya pemaksaan salah satu pihak kepada pihak lain seperti sodomi. Kisah ini menjadi dasar penolakan sebagian kaum Kristen terhadap perilaku homoseksualitas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska kemudian coba melakukan liberalisasi penafsiran pada ayat ini, “Nah, padahal teks ini tidak memberikan petunjuk jelas mengenai bentuk kebobrokan kota Sodom. Secara jernih, teks ini hanya menyatakan alasan para lelaki di kota tersebut hendak menyodomi kedua orang asing tersebut, yakni kedua orang asing yang dipandang mau menjadi hakim atas mereka (19:9). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemudi yang juga menjadi aktivis gereja ini mulai mengangguk-anggukan kepalanya. “Saya mulai bisa mencernanya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska masih belum puas. Ia lalu membengkokkan kajian pada wilayah kesejarahan, “Di dalam konteks zaman kuno di Timur Tengah, penyodomian terjadi sebagai bentuk penghinaan dan perendahan martabat dari pihak yang menang atau lebih berkuasa kepada pihak yang kalah atau lebih lemah. Biasanya hal itu terjadi kepada raja yang kalah perang, atau kepada orang asing yang datang di suatu tempat dan disodomi oleh penduduk asli sebagai tanda dominasi penduduk asli. Dengan demikian, teks Kejadian 19 ini tidak bisa dipakai sebagai legitimasi teologis untuk menolak homoseksualitas, melainkan teks yang membela kaum yang tertindas dan diperlakukan semena-mena oleh pihak yang merasa diri lebih superior.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi menurut anda homoseksual dalam agama kami sah-sah saja?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak saja hanya sah-sah saja, bahkan memiliki landasan historis. Adalah bodoh dan memiliki cacat teologis jika menjadikan keharaman homoseksualitas sebagai hukum baru. Tanpa disadari kita sudah mengambil alih peran Tuhan untuk membentuk aturan baru.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang santri gantian mengangkat tangan, “Lalu bagaimana pada agama Islam?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Arisiska kemudian berkata lantang, “Kita harus membedakan ayat-ayat hukum dan ayat-ayat kisah yang tentunya tidak dapat langsung dikaitkan melalui kaidah-kaidah hukum. Persoalannya adalah bahwa kisah Nabi Luth yang memiliki kesamaan dengan kisah Sodom dan Gomora dalam Kejadian 19 dari kitab Kristen biasanya menjadi klaim kebenaran dalam menentang homoseksualitas. Padahal kita harus ingat di dalam kisah tersebut bahwa yang sebenarnya dikatakan sebagai penyebab kota Sodom yang dihuni Luth dihukum Allah bukanlah karena praktik homoseksual, melainkan penduduk kota yang melakukan berbagai kejahatan seperti tindakan onar, pencurian, dan lain sebagainya. Dengan demikian, jika kisah Luth tersebut hanya dilihat dari satu sisi saja dan digunakan untuk pembenaran dalam menolak praktik homoseksualitas, saya khawatir Tuhan akan cemburu, karena hambaNya mencoba menggantkan posisiNya. Dan hal itu sama saja dengan musyrik.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Great..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jadi tidak ada satupun ayat di Al Qur’an yang melarang homoseskualitas!” tegas Arisiska meyakinkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa bilang tidak ada ayat di Al Qur’an yang melarang homoseks?!” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua peserta tertuju pada seorang laki-laki yang baru datang membuka pintu dari belakang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mata Arisiska terbelalak, “Reza…” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
# </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Glosary </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mazhab Frankfurt </b>ialah sebuah nama yang diberikan kepada kelompok filsuf yang memiliki afiliasi dengan Institut Penelitian Sosial di Frankfurt, Jerman, dan pemikir-pemikir lainnya yang dipengaruhi oleh mereka. Tahun yang dianggap sebagai tahun kemulaian Mazhab Frankfurt ini adalah tahun 1930, ketika Max Horkheimer diangkat sebagai direktur lembaga riset sosial tersebut. Beberapa filsuf terkenal yang dianggap sebagai anggota Mazhab Frankfurt ini antara lain Theodor Adorno, Walter Benjamin, dan Jürgen Habermas. Perlu diingat bahwa para pemikir ini tidak pernah mendefinisikan diri mereka sendiri di dalam sebuah kelompok atau ‘mazhab’, dan bahwa penamaan ini diberikan secara retrospektif. Walaupun kebanyakan dari mereka memiliki sebuah ketertarikan intelektual dengan pemikiran neo-Marxisme dan kritik terhadap budaya (yang di kemudian hari memengaruhi munculnya bidang ilmu Studi Budaya), masing-masing pemikir mengaplikasikan kedua hal ini dengan cara-cara dan terhadap subyek kajian yang berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Hedonisme</b> adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham inilah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam pandangan Epikuris yang menyatakan,”Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Homoseksualita</b>s mengacu pada interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan/atau hubungan sexual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
alamat download pdf : <a href="http://www.mediafire.com/?3lz8l5i7l7j1csu">http://www.mediafire.com/?3lz8l5i7l7j1csu</a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-38446232828524629502012-02-29T13:19:00.001-08:002012-02-29T13:19:11.825-08:00Mewaspadai Fitnah New Age Movement Dalam Membentuk Kepribadian Muslim<div style="text-align: justify;">
<img height="200" src="http://www.freeevangelism.com/images/NewAge-Small.jpg" width="200" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Oleh Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Aktif di Kajian Zionisme Internasional.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak jarang kita mengamati banyak sekali pelatihan-petihan motivasi spiritual hadir di Negara kita. Selain melejitkan potensi keimnanan, ada pula yang mengaku bisa mendekatkan spiritualitas seorang hamba kepadaNya. Caranya simpel, anda hanya disuruh kosongkan pikiran, dengarkan hati nurani, ingat dosa-dosa anda dan rasakan ada titik Tuhan hadir disitu. Pelatihan ini banyak berbandrol jutaan rupiah. Ia diisi orang-orang berdasi. Panitianya rupa-rupa warnanya. Ada yang berjilbab ketat, kerudung selempangan, sampai yang tidak menutup aurat. Yang lelaki, apalagi: necis, wangi, gagah dengan jas menyelimuti punggungnya.<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pelatihan model seperti ini mencoba meredusir Islam dari ideologi ke spiritualitas belaka. Dari tauhid menjadi macam-macam tuhan serba ada. Makanya anda jangan kaget, jika ada orang Budha, Hindu, Nashrani, Konghucu hadir di pelatihan ini. Dalihnya, bahwa mereka sama-sama memiliki suara hati seperti orang Islam. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengidentifikasi mana suara hati dan mana suara setan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sejarah New Age Movement (NAM)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus diatas adalah satu dari sekian banyak inflitrasi New Age Movement (NAM) atau gerakan zaman baru dalam kehidupan kita. NAM di Barat bukan lagi sekedar alternative dari kekosongan masyarakat Barat, namun NAM sudah menjadi “agama” baru Barat, setelah Nietszche membunyikan lonceng kematian Tuhan yang menggema di seluruh Eropa dan Amerika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti dikutip di Wikipedia, New Age Movement (NAM) sendiri adalah gerakan spiritual non-agama Barat yang berkembang pada paruh kedua abad ke-20. Fokus utamanya berkisar pada penyatuan dunia Timur dan Barat pada tradisi spiritual metafisik dan kemudian menanamkan mereka dengan pengaruh dari self-help, psikologi motivasi, kesehatan holistik, parapsikologi, penelitian kesadaran dan fisika kuantum”. Hal ini bertujuan untuk menciptakan spiritualitas tanpa batas atau dogma yang lebih inklusif dan pluralistik. Karakteristik lain dari NAM adalah bagaimana ajaran ini amat berpegang teguh pada pandangan dunia holistik, dalam arti bahwa Pikiran, Tubuh dan Roh saling berhubungan dan bahwa ada bentuk Kesatuan dan persatuan seluruh alam semesta. Lebih lanjut NAM berupaya untuk menciptakan sebuah pandangan dunia yang meliputi ilmu pengetahuan dan spiritualitas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang menarik ialah di paragraf terakhir Wikipedia menulis, “The New Age movement includes elements of older spiritual and religious traditions ranging from atheism and monotheism through classical pantheism, naturalistic pantheism, and panentheism to polytheism combined with science and Gaia philosophy; particularly archaeoastronomy, astronomy, ecology, environmentalism, the Gaia hypothesis, psychology, and physics. New Age practices and philosophies sometimes draw inspiration from major world religions: Buddhism, Taoism, Chinese folk religion, Christianity, Hinduism, Islam, Judaism, Sikhism; with strong influences from East Asian religions, Gnosticism, Neopaganism, New Thought, Spiritualism, Theosophy, Universalism, and Western esotericism. The term New Age refers to the coming astrological Age of Aquarius. Asia Timur, Gnostisisme, Neopaganism, New Thought, Spiritualisme, Teosofi, Universalisme, dan esoterisme Barat. The New Age Istilah mengacu pada Usia astrologi kedatangan Aquarius.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan begitu, dunia kemusyrikan, paganisme, dan theosofi adalah doktrin dan prinsip dasar dari NAM. Oleh karena itu, kita patut curiga bahwa gerakan ini hanyalah peralihan wujud dari ide-ide kabbalah kuno dan misi Yahudi yang berlindung di kedok pelatihan kepribadian. Bahkan Nancy Percy, seorang pengkaji worldview dari Philadhelphia Biblical University, dalam tulisannya, Modern Islam And The New Age Movement menyatakann bahwa gerakan New Age hanyalah ekspresi yang lebih baru dari kecenderungan lama untuk mengimpor panteisme Timur ke dalam budaya Barat, yang dimulai dengan Plotinus dan neo-Platonisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyambung dari pandangan Nancy Percy, JN Findlay, seorang teolog Kristen juga mengatakan demikian. Ia beranggapan ahwa pengaruh pemikiran filsafat Yunani, khususnya Plato dan Neoplatonisme, pada perkembangan dalam Kabbalah telah lama diakui. Sejumlah Kabbalah mencatat hubungan yang erat antara Kabbalah dan filsafat Platonis. Dan fakta menunjukkan Kabbalah adalah sumber tunggal untuk ide-ide Platonis dan Neoplatonis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Plato sendiri adalah seorang peletak dasar etika filsafat Yunani yang kuat atas ide-ide penyatuan manusia dengan Tuhan yang kemudian diterjemahkan orang modern lewat gagasan NAM. Oleh karena itu, David Livingstone, seorang pakar kajian Kabbalah, dalam tulisannya, Plato The Kabbalist, menyatakan bahwa “Menjadi keprihatinan kita semua bahwa gurita Filsuf Kabbalis seperti Plato ini telah menjadi pilar banyak doktrin yang telah melanda abad kedua puluh. Dan konyolnya, satu-satunya alasan dia telah mencapai reputasi besar adalah bahwa dalam rimba sejarah Barat dan Timur, tradisi okultisme Plato telah dianggap sebagai “godfather” dari berbagai doktrin, dan sebagai wakil besar dari orang-orang yang berhubungan dengan tradisi kuno Kabbalah”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Plato dalam gagasannya mengatakan bahwa jiwa manusia tidaklah mati. Ketika kematian datang kepada tiap individu, ia akan bergabung kepada Sang Maha Baik. Doktrin ini mirip dengan Film yang banyak menyebarkan gagasan NAM, yakni Avatar. Dalam film berdurasi kurang lebih tiga jam dan menjadi top seller di Amerika, digambarkan bahwa bahwa jiwa tidaklah mati, sebab mereka akan bergabung dengan Roh Eywa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peralihan Doktrin dalam film Avatar ini sebelum menjadi pegangan NAM, juga sudah diperkenalkan oleh Yahudi Hasidik. Yudaisme Hasidik sendiri dipelopori pada tahun 1600-1700 oleh Baal Shem Tov. Menurut Michael Keene dalam bukunya “Agama-agama Dunia” menjelaskan bahwa Yudaisme Hasidik meninggalkan pendekatan orthodoks pada hal-hal ilmiah dan memuaskan perhatian pada tradisi ritual dan mistisYahudi. Pemimpin Hasidik (Rebbe) dipercayai memiliki karunia spiritual melebihi karunia yang diberikan pada rabbi. Gerakan Hasidik kuat di Israel dan Amerika. Oleh karena itu, New Age Movement memliki pandangan yang sejalan dengan Kabbalah, Ide Plato, neo Platonisme, hingga theosofi. Adapun ajaran NAM berpijak pada lima hal, yakni:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li>Monisme, keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada, merupakan derivasi (penjabaran) dari sumber tunggal devine energy. Pada tingkat tertentu dapat digabungkan menjadi kesatuan dari semuanya.</li>
<li>Pantheisme, yakni gagasan God is all and all is god, Allah adalah segala sesuatu dan segala sesuatu adalah allah. God within ourself–Allah dalam diri kita.</li>
<li>Reinkarnasi, keyakinan bahwa jiwa manusia kembali pada eksistensi jas-maniah berulangkali, hingga mencapai keadaaan terbaik dan tertinggi dari Great Oneness—keesaan agung alam semesta.</li>
<li>Pencerahan, kepercayaan bahwa kita memiliki pengetahuan rahasia yang terkandung di alam bawah sadar kita. Sebagaimana disebutkan oleh Carl Gustave Jung, bawah sadar kolektif umat manusia memungkinkannya dapat memanipulasi energi dan zat [roh] dengan pikirannya, dan melaluinya dapat memperoleh kekayaan dan kesehatan.</li>
<li>Spiritisme, keyakinan bahwa ada roh-roh yang dapat dihubungi oleh orang-orang mati sehingga dapat memberi wawasan kepada seseorang mengenai etika dan makna kehidupan di bumi.</li>
</ol>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alhasil kita bisa menyimpulkan sejarah NAM adalah sejarah panjang dari kontinuitas ajaran Kabbalah yang ingin mewujudkan dunia ini dalam satu pandangan yakni Novus Ordo Seclorum. Pandangan ini tidak lebih ingin meredusir agama pada sisi spiritualitas belaka yang ujungnya akan menafikan peran Tuhan dalam agama tauhid, membentuk kerajaan tunggal dimana dunia akan digerakkan oleh satu kekuatan, yakni Al Masihuddajal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>New Age Movement: Dari Penghancuran Kristen Menuju Penghancuran Islam</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan Maria Van Tiel seorang Doktor Antropologi Kesehatan yang menetap di Belanda adalah sisi menarik lainnya. Dalam tulisannya di harian Republika Jum’at 21-01-2011, ia mencatat bahwa pada dewasa ini, buku bernapaskan NAM banyak bertebaran di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang dibumbui kata “best seller”. Judulnya menggiurkan. Sebut saja, Super Cerdas dengan Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah; The Power of Blessing; Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau Revolusi IQ/ EQ/SQ. Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku hypnoparenting dan hypnotherapy.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini mungkin cukup wajar, sebab Kristen di Eropa memang habis dibantai oleh NAM. Kristen yang tidak memiliki basis Ketuhanan yang kuat gagal membendung arus modernisasi yang memberi ruang tajam terhadap rasionalisme. Barat telah berkembang menjadi negeri-negeri dengan penafian luar biasa terhadap Tuhan. Kristen sebagai agama dominan di Barat pun tidak mampu berbuat apa-apa. Ajaran Kristen yang cenderung dogmatis dan menumpukan akal menjadi musuh yang mudah ditaklukan oleh NAM.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya, umat Kristiani sekarang memasang kuda-kuda untuk membendung ajaran NAM. Mereka memasang situs-situsnya bersama judul-judul seperti Bahaya NAM, The New Age and Kabbalah, New Age Movement and Chritianity dan segala macamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sherry Shriner, penulis buku-buku konspirasi dan pengkaji bible, sampai mengkaitkan tragedi ini dengan nubuwah dalam Bible. Ia menulis Ketika para murid bertanya kepada Yesus apa yang akan mencirikan hari terakhir tepat sebelum kedatangan-Nya, Dia menjelaskan bahwa itu akan menjadi saat terburuk penipuan agama dunia yang pernah ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. (Matius 24:24,25,26).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Instansi Keagamaan Kristen yang hanya sibuk pada hal-hal ritual liturgis belaka, namun mengabaikan sisi esensial yakni perjumpaan dengan Tuhan adalah kegagalan besar yang mengundang NAM masuk ke gereja-gereja mereka. Ini mengakibatkan banyak anak-anak muda Amerika dan Eropa saat ini lebih rajin pergi ke paranormal ketimang sekolah minggu. Mereka-para remaja itu-mulai mempelajari tulisan-tulisan yang berkaitan dengan astrologi atau berguru di tempat sepi dan terpencil (esoterisme). Saat itu pula, mereka mulai memperkenalkan gaya hidup baru seperti yang dilakukan kaum Hippies dari San Fransisco.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan NAM sebenarnya bukan saja menghancurkan Kristen. Musuh utama mereka adalah Islam. Islam lah lawan sepadan bagi mereka saat ini. Tauhid dalam Agama ini adalah target empuk untuk dihancurkan NAM. Zionisme memiliki banyak cara agar sehasta demi sehasta, sejengkal demi sejengkal berupaya gigih meporak-porandakan agama ini. Mereka boleh sulit memberangus faksi-faksi Jihad Islam. Namun mereka punya cara cantik, bagaimana memukul Islam melalui agama kita sendiri</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku-buku gagasan Pluralisme Agama, Perenialisme Islam, Theosofi Islam, yang banyak diperkenalkan oleh Lembaga Paramadina adalah kasus yang mewakili kekhawatiran ini. Bahkan di Jakarta telah berdiri Ibnu Arabi Society yang diketuai oleh Kautsar Azhari Noer seorang dosen filsafat UIN dan UI. Ibnu Arabi Society aktif menyelenggarakn seminar-seminar yang justru banyak mengaburkan pandangan-pandangan aseli Ibn Arabi tentang wahdatul wujud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam salah satu seminarnya, yang saat itu penulis hadiri, Kautsar Azhari Noer menjelaskan penyatuan manusia dengan Roh Allah. Tak hanya itu, Filsuf muslim abad 12 itu diboncengi namanya dengan faham-faham kesatuan agama-agama. Padahal Ibn ‘Arabi tegas menyatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah di dalam pandangan Allah SWT. Setelah Nabi Muhammad SAW diutus, maka pengikut agama-agama para Nabi sebelumnya, wajib beriman kepada Nabi Muhammad SAW dan mengikuti syariatnya. Sebab, dengan kedatangan sang Nabi terakhir, maka syariat agama-agama sebelumnya otomatis tidak berlaku lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan Dr Mohd Sani bin Badrun, alumnus ISTAC-IIUM, dalam tesisnya berjudul “Ibn al-‘Arabi’s Conception of Religion”, menegaskan bahwa menurut Ibn Arabi, Kaum Yahudi wajib mengimani kenabian Isa AS dan Muhammad SAW. Kaum Kristen juga wajib beriman kepada kenabian Muhammad SAW dan Alquran. Jika mereka menolaknya, maka mereka menjadi kafir. Bahkan, Ibn Arabi pun berpendapat, para pemuka Yahudi dan Kristen sebenarnya telah mengetahui kebenaran Muhammad SAW, tetapi mereka tidak mau mengimaninya karena berbagai faktor, seperti karena kesombongan dan kedengkian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, masih tak lupa dari ingatan kita mengenai kasus ESQ yang kemudian difatwa sesat oleh Ulama-ulama Malaysia. Ini juga adalah bagian tanda anya dalam diri kita bahwa, sudahkah NAM betul-betul menguasai sendi-sendi keagamaan kita? Tanpa bermaksud mendeskriditkan maksud dari penggagas ESQ, namun fakta tak bisa dipungkiri. Dalam buku “Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ” dinyatakan bahwa suara hati manusia memiliki suara hati yang sama. Ini sama saja mengakui entah ia Yahudi, Konghucu, Budha, hingga atheis sekalipun memiliki suara hati yang juga sama. Padahal Islam tidak berhenti di fitrah tapi juga Iman, termasuk pada nubuwah-nubuwah akhir zaman. Alhasil saya bingung, bagaimana nanti ketika Dajjal turun, tepat bersamaan dengan pelatihan ESQ. Para peserta berhamburan, yang Yahudi dan Nashrani masuk ke barisan Dajjal, dan Islam di belakang pasukan Imam Mahdi. Disini suara hati manakah yang mereka dengar?</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-37380411462402213932012-02-28T17:28:00.002-08:002012-02-28T17:32:28.963-08:00Merebaknya New Age Movement<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLMmcDBWQC5YBhTgATXWUFUaxEJjZrbRQqf4wgvFH-zWy-WaZAjExPw_UUrjgBL-OnIrIMBQD_XkPfw3H8Pl89QDCpIEFzRZ3rr2aWl2516K7c_5Pdq9ciOKvN6EEj_vnCs3Lg1WGJ6QM0/s1600/images+(2).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLMmcDBWQC5YBhTgATXWUFUaxEJjZrbRQqf4wgvFH-zWy-WaZAjExPw_UUrjgBL-OnIrIMBQD_XkPfw3H8Pl89QDCpIEFzRZ3rr2aWl2516K7c_5Pdq9ciOKvN6EEj_vnCs3Lg1WGJ6QM0/s320/images+(2).jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<h3 style="background-color: white; text-align: center;">
</h3>
<h3>
<div align="center" class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Julia Maria van Tiel</span></strong></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: 9pt; font-weight: normal;">Doktor Antropologi Kesehatan, menetap di Belanda</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><br />Belakangan, buku bernapaskan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New Age Movement</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> (Gerakan Zaman Baru atau GZB) banyak bertebaran di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang dibumbui kata “best seller”. Judulnya menggiurkan. Sebut saja, </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Super Cerdas dengan Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah; The Power of Blessing; Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau Revolusi IQ/EQ/SQ.</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">hypnoparenting dan hypnotherapy.</span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Aneka pelatihan terkait GZB juga marak digelar. Contohnya pelatihan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">body-mind-soul for succses, forgiveness teraphy, dan self healing.</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> Lalu, ada pelatihan motivasi </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Neurolinguistic Programing</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> (NLP) dengan teknik hypnose yang sedang populer.</span><br />
<a name='more'></a><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"><span id="more-4152" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Buku asing yang diterjemahkan juga gampang ditemui. Di antaranya, </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">The Secret</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> dari Rhonda Byrne, buku Sai Baba, Fritjof Capra, Danah Zohar, dan Stephen Covey. Mereka adalah tokoh GZB kaliber dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kini, telah beredar </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">The Third Jesus</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> karangan terbaru Depaak Chopra. Di Belanda, buku GZB tempatnya di rak buku esoteri atau spiritualitas. Buku terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Belanda, di bagian bawah buku selalu ditulis dengan huruf besar:</span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New Age.</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> Pembaca tidak akan keliru menyangka bahwa itu buku pendidikan, bisnis, agama, kesehatan, kedokteran, ataupun buku psikologi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Sebaliknya, di Tanah Air, kondisinya mengkhawatirkan. Di toko buku yang ada rak: psikologi, kesehatan, ekonomi, dan agama, bercampur dengan buku GZB. Para pembaca tak mengerti di belakang itu semua ada sebuah gerakan spiritual GZB yang mempunyai cita-cita </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New World Order</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">di bawah kepemimpinan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New Age Movement.</span></em></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Penulisnya pun tak sungkan mengaku ilmiah, penemuan baru, modern, dan fenomenal. Apalagi, pemaparannya menggunakan teori-teori psikologi, neuroscience, fisika modern, bahkan menggunakan penjelasan ayat Alquran, hadis Nabi, maupun penjelasan surat dari kitab Injil.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Banyak buku GZB ini sinkretik dengan agama, misalnya dengan agama Islam. Contohnya, buku spiritual yang mengulas keberadaan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">God Spot</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> pada diri manusiam tetapi juga membahas Rukun Iman dan Rukun Islam. Padahal, </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">God Spot </span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">merupakan ciri kepercayaan GZB.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ilmu kedokteran yang sedang populer menjadi pemoles GZB adalah </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">neuroscience. </span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Konsep ini memaparkan anatomi dan cara kerja otak. Misalnya, penggunaan neurofeedback (atau metode turunannya) yang diinformasikan bisa memberikan efek positif yang dahsyat. Klaimnya, meningkatkan konsentrasi, menyeimbangkan hormon, dan meningkatkan kecerdasan, tetapi tidak akan kita temui dalam ilmiah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Ada pula yang membahas soal gelombang otak yang bisa ditingkatkan kehebatannya. Orang dijanjikan dapat memiliki kemampuan membaca di balik tembok, mengobati orang, atau membaca buku tanpa melihat, tetapi cukup dengan menyentuhnya saja.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Selain ramai dengan penjelasan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">neuroscience,</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">/ ada pula gembar-gembor tentang energi dahsyat dari gelombang otak. Teori fisika kuantum yang sebenarnya pseudo-ilmiah menjadi landasannya. Coba saja telusuri </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Skeptic Dictionary</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> dengan kata kunci </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">quantum physic.</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> Berbagai penyalahgunaan ilmu dan pseudo-ilmiah yang banyak digunakan oleh GZB ada di sana. Fisika kuantum tidak dapat digunakan untuk menjelaskan energi spiritual. Sebab, energi spiritual tidak dapat diukur dan dirancang penelitiannya dengan matematika.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">GZB adalah gerakan spiritual atau agama baru yang awalnya berkembang di Inggris. Dan, Amerika Serikat menjadi negara berikutnya yang paling dulu terjamah oleh GZB. Dari situ, ia menyebar ke segala belahan dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">GZB lahir dari gerakan subkultur masyarakat Inggris pada sekitar 1960-an. Penggeraknya menentang kemapanan dan berhimpun menjadi kelompok </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Flower Power</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> atau </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Flower Generation.</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Adanya kekosongan agama-terutama kekristenan yang sudah dipisahkan dengan sistem politik dan pendidikan di sekolah-menjadikan kelompok ini mencari-cari sesuatu yang baru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Generasi The Beatles adalah salah satu penyebar gerakan ini dengan lagunya yang sangat terkenal, “Imagine”. GZB tidak mengenal Tuhan yang personal (di luar manusia), tetapi memercayai bahwa Tuhan ada di dalam dirinya (impersonal) berupa energi spiritual. Pengikutnya yakin setiap manusia mempunyai kekuatan Tuhan yang bisa dibangkitkan melalui meditasi, konsentrasi, visualisasi, dan imajinasi.</span><em></em></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New Ager</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> tidak mengenal imam, tetapi guru dan master. Filosofinya adalah humanisme. Mereka berbagi spiritual sehingga diharapkan kelak semua orang di dunia akan bersatu dan menjadikan dunia ini satu dan harmonis. Tidak pula mengenal kematian sebagai akhir hidup, tetapi mengenal reinkarnasi dan karma. GZB banyak mengambil filosofi agama-agama Timur seperti Buddha, Hindu, dan Tao. Dalam penyebarannya sinkretik dengan agama-agama samawi dan berbungkus klaim ilmiah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">GZB merasuk di banyak sektor. Cara penyebaran utamanya melalui perawatan kesehatan, yaitu</span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">self healing</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> dan pengobatan dari dalam serta kembali kepada </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">nature. New Ager</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> juga memopulerkan pelatihan motivasi, pencerahan, pendidikan berbasis psikologi dan otak, pengasuhan, hypnose, kedahsyatan potensi otak, aktivasi otak tengah, dan pelatihan energi spiritual. Tak luput disusupi, seolah pengajaran agama (sinkretik).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Di Indonesia tampaknya </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">new ager</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> tidak mau berterus terang pengajaran atau pelatihannya adalah pelatihan spiritual GZB. Umumnya bersembunyi, berbungkus klaim ilmiah, dan berselubung agama. Tidak heran jika ada buku tentang kedahsyatan potensi otak seolah ilmiah </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">neuroscience</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">diramu dengan ayat-ayat Alquran, tetapi di ujung buku menganjurkan meditasi. Dengan begitu, masyarakat sangat mudah terjerumus ke tempat yang sebetulnya tidak diketahui ke mana tujuannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Tampaknya bukan hanya masyarakat yang harus waspada, tetapi yang lebih penting adalah kelompok profesional, para birokrat, pemimpin perusahaan, guru, dan para pemimpin agama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Kewaspadaan ini dibutuhkan agar pihak-pihak yang selayaknya melindungi masyarakat bisa bertindak cepat memberikan peringatan secara tepat. Bukan justru mengikutinya lantaran terpikat oleh kata-kata manis retorik yang didengungkan. Semisal, membangun karakter anak bangsa, meningkatkan kecerdasan, atau menjadikan pribadi unggul adil dan bertanggung jawab. Padahal, di balik itu mengajarkan agar kita bisa menjadi Tuhan atas diri kita dan Tuhan orang di sekitar kita.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Singkat kata, mereka ingin menjadi pencerah dengan tujuan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New World Order</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> di bawah kepemimpinan </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">New Age Movement</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;"> melalui perubahan paradigma spiritual individu dan adanya transformasi sosial. Tiada agama, tiada negara, semua satu. Ide utama mereka adalah </span><em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #990000; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">oneness</span></em><span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">GZB mempunyai konflik tajam dengan berbagai agama samawi, budaya, ekonomi, pendidikan, kedokteran dan kesehatan, psikologi, filsafat, serta ilmu dan sains. Kita pun perlu meningkatkan kewaspadaan karenanya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: #333333; font-family: georgia, 'palatino linotype', palatino, 'times new roman', times, serif; font-size: 14px; font-weight: normal; line-height: 19px; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; color: black; font-family: Verdana; font-size: 9pt; font-style: inherit; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber: koran.republika.co.id</span></div>
</h3>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-20511620836395201012012-02-28T16:44:00.000-08:002012-02-28T16:51:34.954-08:00Joanna Francis : Wahai Muslimah, Aku Iri Terhadap Kalian<h2 style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; text-align: center;">
<strong style="font-size: 15px; line-height: 19px;"><br /><img alt="muslimah" height="192" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/muslimah.jpg" style="vertical-align: middle;" width="200" /></strong></h2>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<strong style="background-color: white;">Sebuah e-mail dari Ibnu Mu’min Al-Barantiy</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Joanna Francis adalah seorang penulis dan wartawan asal AS. Dalam situs Crescent and the Cross, perempuan yang menganut agama Kristen itu menuliskan ungkapan hatinya tentang kekagumannya pada perempuan-perempuan Muslim di Libanon saat negara itu diserang oleh Israel dalam perang tahun 2006 lalu.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Apa yang ditulis Francis, meski ditujukan pada para Muslimah di Libanon, bisa menjadi cermin dan semangat bagi para Muslimah dimanapun untuk bangga akan identitasnya menjadi seorang perempuan Muslim, apalagi di tengah kehidupan modern dan derasnya pengaruh budaya Barat yang bisa melemahkan keyakinan dan keteguhan seorang Muslimah untuk tetap mengikuti cara-cara hidup yang diajarkan Islam.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Karena di luar sana, banyak kaum perempuan lain yang iri melihat kehidupan dan kepribadian para perempuan Muslim yang masih teguh memegang ajaran-ajaran agamanya. Inilah ungkapan kekaguman Francis sekaligus pesan yang disampaikannya untuk perempuan-perempuan Muslim dalam tulisannya bertajuk <strong>“Kepada Saudariku Para Muslimah”</strong>;</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<img alt="hijabs" height="266" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/hijabs.jpg" style="vertical-align: middle;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Ditengah serangan Israel ke Libanon dan “perang melawan teror” yang dipropagandakan Zionis, dunia Islam kini menjadi pusat perhatian di setiap rumah di AS.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Aku menyaksikan pembantaian, kematian dan kehancuran yang menimpa rakyat Libanon, tapi aku juga melihat sesuatu yang lain; Aku melihat kalian (para muslimah). Aku menyaksikan perempuan-perempuan yang membawa bayi atau anak-anak yang mengelilingin mereka. Aku menyaksikan bahwa meski mereka mengenakan pakaian yang sederhana, kecantikan mereka tetap terpancar dan kecantikan itu bukan sekedar kecantikan fisik semata.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Aku merasakan sesuatu yang aneh dalam diriku; aku merasa iri. Aku merasa gundah melihat kengerian dan kejahatan perang yang dialami rakyat Libanon, mereka menjadi target musuh bersama kita. Tapi aku tidak bisa memungkiri kekagumanku melihat ketegaran, kecantikan, kesopanan dan yang paling penting kebahagian yang tetap terpancar dari wajah kalian.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Kelihatannya aneh, tapi itulah yang terjadi padaku, bahkan di tengah serangan bom yang terus menerus, kalian tetap terlihat lebih bahagia dari kami (perempuan AS) di sini karena kalian menjalani kehidupan yang alamiah sebagai perempuan. Di Barat, kaum perempuan juga menjalami kehidupan seperti itu sampai era tahun 1960-an, lalu kami juga dibombardir dengan musuh yang sama. Hanya saja, kami tidak dibombardir dengan amunisi, tapi oleh tipu muslihat dan korupsi moral.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<strong>Perangkap Setan</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Mereka membombardir kami, rakyat Amerika dari Hollywood dan bukan dari jet-jet tempur atau tank-tank buatan Amerika.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Mereka juga ingin membombardir kalian dengan cara yang sama, setelah mereka menghancurkan infrastruktur negara kalian. Aku tidak ingin ini terjadi pada kalian. Kalian akan direndahkan seperti yang kami alami. Kalian dapat menghindar dari bombardir semacam itu jika kalian mau mendengarkan sebagian dari kami yang telah menjadi korban serius dari pengaruh jahat mereka.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Apa yang kalian lihat dan keluar dari Hollywood adalah sebuah paket kebohongan dan penyimpangan realitas. Hollywood menampilkan seks bebas sebagai sebuah bentuk rekreasi yang tidak berbahaya karena tujuan mereka sebenarnya adalah menghancurkan nilai-nilai moral di masyarakat melalui program-program beracun mereka. Aku mohon kalian untuk tidak minum racun mereka.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<img alt="american_girl" height="232" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/american_girl.jpg" style="vertical-align: middle;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Karena begitu kalian mengkonsumsi racun-racun itu, tidak ada obat penawarnya. Kalian mungkin bisa sembuh sebagian, tapi kalian tidak akan pernah menjadi orang yang sama. Jadi, lebih baik kalian menghindarinya sama sekali daripada nanti harus menyembuhkan kerusakan yang diakibatkan oleh racun-racun itu.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Mereka akan menggoda kalian dengan film dan video-video musik yang merangsang, memberi gambaran palsu bahwa kaum perempuan di AS senang, puas dan bangga berpakaian seperti pelacur serta nyaman hidup tanpa keluarga. Percayalah, sebagian besar dari kami tidak bahagia.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br />
Jutaan kaum perempuan Barat bergantung pada obat-obatan anti-depresi, membenci pekerjaan mereka dan menangis sepanjang malam karena perilaku kaum lelaki yang mengungkapkan cinta, tapi kemudian dengan rakus memanfaatkan mereka lalu pergi begitu saja. Orang-orang seperti di Hollywood hanya ingin menghancurkan keluarga dan meyakinkan kaum perempuan agar mau tidak punya banyak anak.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Mereka mempengaruhi dengan cara menampilkan perkawinan sebagai bentuk perbudakan, menjadi seorang ibu adalah sebuah kutukan, menjalani kehidupan yang fitri dan sederhana adalah sesuatu yang usang. Orang-orang seperti itu menginginkan kalian merendahkan diri kalian sendiri dan kehilangan imam. Ibarat ular yang menggoda Adam dan Hawa agar memakan buah terlarang. Mereka tidak menggigit tapi mempengaruhi pikiran kalian.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Aku melihat para Muslimah seperti batu permata yang berharga, emas murni dan mutiara yang tak ternilai harganya. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan agar kaum perempuan menjaga kesuciannya, tapi banyak kaum perempuan di Barat yang telah tertipu.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<img alt="sad-woman" height="265" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/sad-woman.jpg" style="vertical-align: middle;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Model pakaian yang dibuat para perancang Barat dibuat untuk mencoba meyakinkan kalian bahwa asset kalian yang paling berharga adalah seksualitas. Tapi gaun dan kerudung yang dikenakan para perempuan Muslim lebih “seksi” daripada model pakaian Barat, karena busana itu menyelubungi kalian sehingga terlihat seperti sebuah “misteri” dan menunjukkan harga diri serta kepercayaan diri para muslimah.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Seksualiatas seorang perempuan harus dijaga dari mata orang-orang yang tidak layak, karena hal itu hanya akan diberikan pada laki-laki yang mencintai dan menghormati perempuan, dan cukup pantas untuk menikah dengan kalian. Dan karena lelaki di kalangan Muslim adalah lelaki yang bersikap jantan, mereka berhak mendapatkan yang terbaik dari kaum perempuannya.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br />
Tidak seperti lelaki kami di Barat, mereka tidak kenal nilai sebuah mutiara yang berharga, mereka lebih memilih kilau berlian imitasi sebagai gantinya dan pada akhirnya bertujuan untuk membuangnya juga.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Modal yang paling berharga dari para muslimah adalah kecantikan batin kalian, keluguan dan segala sesuatu yang membentuk diri kalian. Tapi saya perhatikan banyak juga muslimah yang mencoba mendobrak batas dan berusaha menjadi seperti kaum perempuan di Barat, meski mereka mengenakan kerudung.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Mengapa kalian ingin meniru perempuan-perempuan yang telah menyesal atau akan menyesal, yang telah kehilangan hal-hal paling berharga dalam hidupnya? Tidak ada kompensasi atas kehilangan itu. Perempuan-perempuan Muslim adalah berlian tanpa cacat. Jangan biarkan hal demikian menipu kalian, untuk menjadi berlian imitasi. Karena semua yang kalian lihat di majalah mode dan televisi Barat adalah dusta, perangkap setan, emas palsu.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<img alt="sad_woman" height="375" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/sad_woman.jpg" style="vertical-align: middle;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<strong>Kami Butuh Kalian, Wahai Para Muslimah!</strong></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Aku akan memberitahukan sebuah rahasia kecil, sekiranya kalian masih penasaran; bahwa seks sebelum menikah sama sekali tidak ada hebatnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Kami menyerahkan tubuh kami pada orang kami cintai, percaya bahwa itu adalah cara untuk membuat orang itu mencintai kami dan akan menikah dengan kami, seperti yang sering kalian lihat di televisi. Tapi sesungguhnya hal itu sangat tidak menyenangkan, karena tidak ada jaminan akan adanya perkawinan atau orang itu akan selalu bersama kita.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Itu adalah sebuah Ironi! Sampah dan hanya akan membuat kita menyesal. Karena hanya perempuan yang mampu memahami hati perempuan. Sesungguhnya perempuan dimana saja sama, tidak peduli apa latar belakang ras, kebangsaan atau agamanya.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Perasaan seorang perempuan dimana-mana sama. Ingin memiliki sebuah keluarga dan memberikan kenyamanan serta kekuatan pada orang-orang yang mereka cintai. Tapi kami, perempuan Amerika, sudah tertipu dan percaya bahwa kebahagiaan itu ketika kami memiliki karir dalam pekerjaan, memiliki rumah sendiri dan hidup sendirian, bebas bercinta dengan siapa saja yang disukai.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Sejatinya, itu bukanlah kebebasan, bukan cinta. Hanya dalam sebuah ikatan perkawinan yang bahagialah, hati dan tubuh seorang perempuan merasa aman untuk mencintai.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<img alt="cry" height="300" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/pics-RabiulAwwal1433H/cry.jpg" style="vertical-align: middle;" width="400" /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Dosa tidak akan memberikan kenikmatan, tapi akan selalu menipu kalian. Meski saya sudah memulihkan kehormatan saya, tetap tidak tergantikan seperti kehormatan saya semula.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Kami, perempuan di Barat telah dicuci otak dan masuk dalam pemikiran bahwa kalian, perempuan Muslim adalah kaum perempuan yang tertindas. Padahal kamilah yang benar-benar tertindas, menjadi budak mode yang merendahkan diri kami, terlalu resah dengan berat badan kami, mengemis cinta dari orang-orang yang tidak bersikap dewasa.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Jauh di dalam lubuk hati kami, kami sadar telah tertipu dan diam-diam kami mengagumi para perempuan Muslim meski sebagaian dari kami tidak mau mengakuinya. Tolong, jangan memandang rendah kami atau berpikir bahwa kami menyukai semua itu. Karena hal itu tidak sepenuhnya kesalahan kami.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Sebagian besar anak-anak di Barat, hidup tanpa orang tua atau hanya satu punya orang tua saja ketika mereka masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang. Keluarga-keluarga di Barat banyak yang hancur dan kalian tahu siapa dibalik semua kehancuran ini. Oleh sebab itu, jangan sampai tertipu saudari muslimahku, jangan biarkan budaya semacam itu mempengaruhi kalian.<br />
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Tetaplah menjaga kesucian dan kemurnian. Kami kaum perempuan Kristiani perlu melihat bagaimana kehidupan seorang perempuan seharusnya. Kami membutuhkan kalian, para Muslimah, sebagai contoh bagi kehidupan kami, karena kami telah tersesat. Berpegang teguhlah pada kemurnian kalian sebagai Muslimah dan berhati-hatilah!</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: left;">
Sumber: Un2kmU</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-88754983851034521862012-02-28T16:24:00.000-08:002012-02-28T16:46:48.719-08:00Kita dan Protokol Zion : Institusi Pendidikan bagaikan Aquarium<h2 style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; text-align: center;">
<br /><img alt="protocol" height="312" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/Januari2011/protocol.gif" style="font-size: 15px; line-height: 19px; vertical-align: middle;" width="400" /></h2>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
Oleh: Noorul Ummay Hidayantie</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
[untuk akhirzaman]</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Sistem pendidikan, sebuah bagian penting dalam fase kehidupan manusia. Baik pendidikan dalam arti formal, maupun pendidikan dalam arti nonformal. Pendidikan nonformal atau pendidikan yang berhubungan dengan kehidupan dimaknai berbeda bagi tiap orang, Lain halnya dengan pendidikan formal, yang biasanya diidentikkan dengan sistem pendidikan institusional di lembaga-lembaga pendidikan yang kita kenal selama ini.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Institusi pendidikan negeri dan swasta. Apa perbedaannya? Pendidikan di lembaga pemerintah dikenal lebih ketat dalam peraturan dan kurikulum. Dari segi biaya, lembaga pemerintah lebih murah karena mendapatkan subsidi langsung (zaman kiwari disebut BOS, yang juga menjadi sasaran korupsi) dari Departemen Pendidikan Nasional sebagai pemegang keputusan atas seluruh sekolah atau perguruan tinggi negeri di Indonesia. Mulai dari kurikulum pembelajaran, pengajar/pendidik, hingga anggaran pendidikan. Pendidikan swasta sangat tergantung kepada pemilik institusi tersebut. Maka belajar di sekolah atau perguruan swasta, kita harus rela untuk mengeluarkan uang lebih, dengan jaminan 'keleluasaan' atau 'hak'. Kurikulum pembelajaran dan pengajar/pendidik masih disesuaikan dengan Departemen Pendidikan Nasional.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Anda mungkin juga dapat menyebutkan perbedaan konseptual yang lainnya antara institusi pendidikan negeri dan swasta. Namun bagaimana setelah kehadiran istilah privatisasi lembaga pendidikan pemerintah? Istilah ini yang kemudian dianggap sama dengan komersialisasi. Sama seperti beberapa perusahaan milik negara yang sahamnya dibeli oleh orang perorang. Yang paling menjadi pertaruhan adalah keterjangkauan biaya pendidikan bagi mereka yang dikategorikan masyarakat menengah ke bawah. Pendidikan kenudian seakan hanya ditujukan bagi mereka yang mampu memberikan 'jaminan' besar. Aturan-aturan khas institusi pemerintah yang ketat, mulai luntur seiring dengan waktu dan kebutuhan lembaga untuk mendapatkan lebih.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Kehadiran era reformasi memang mendorong berbagai reaksi dari elemen-elemen masyarakat ... termasuk pendidikan. Institusi bertransformasi menjadi lebih komersial. Di saat yang sama, muncul ide kebebasan di kalangan siswa/mahasiswa. Mekanisme pembelajaran seperti penugasan dan absensi menjadi lebih longgar, karena 'jaminan' pembayaran biaya pendidikan. Menurut pola pikir sebagian mereka, selama tidak menunggak biaya kuliah, penugasan pun bisa diatur (pengalaman pribadi rekan penulis yang tengah menempuh pendidikan di perguruan tinggi ternama di Indonesia).</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Dari segi kurikulum pengajaran, dominasi kurikulum wajib (pelajaran umum) tak mampu dihindari. Kita melihat di sekolah-sekolah negeri, pelajaran yang berbau 'agama' tidak mendapat porsi yang memadai. Terlebih di perguruan tinggi, pengajaran agama dianggap hanya ada di wilayah privat sehingga tidak semestinya lagi diajarkan di wilayah formal. Dengan kenyataan ini, kita telah dapat menebak output apa yang dihasilkan melalui pendidikan formal. Religiusitas telah jauh tergeser oleh sekularisme.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Apa yang terungkap di atas merupakan dampak dalam sisi institusi atau formal. Di sisi lain, ada yang juga tak mampu dipisahkan dari fenomena pendidikan kita saat ini. Cara 'perubahan nilai' tidak formal yaitu melalui budaya modern dan paham-paham alternatif yang siap menampung gejolak idealisme generasi muda.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Salahkah pernyataan bahwa pergaulan yang terjadi melalui institusi pendidikan kini lekat dengan proses difusi budaya modern yang destruktif? Bagaimana kita melihat kenyataan bahwa institusi pendidikan telah menjadi bagian dari ajang persaingan eksistensi diri dari para siswa? Mungkin jika saya salah, tidak banyak orang tua yang kebingungan mencari sekolah yang 'aman' bagi putera-puterinya agar tidak terjerumus ke dalam budaya destruktif seperti narkoba, sex bebas, dan tindakan-tindakan kriminalitas. 'Perubahan nilai' dalam bentuk lain menyasar mereka yang berada di perguruan tinggi. Institusi pendidikan ini seakan menjadi kawah candradimuka untuk membentuk pola pikir para calon cendekiawan negeri ini melalui jalur gerakan-gerakan mahasiswa atau kelompok pemikiran. Mereka dapat saja memilih berhaluan ekstrimis, moderat, demokratis, liberal, kiri (komunis), atau cenderung pada agama yang dikelompok-kelompokkan.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Menarik apa yang dinyatakan oleh Henry Makow Ph.D dalam tulisannya berjudul How University Betrays Students menjelaskan bahwa: "Universitas modern tidak diabdikan untuk kebenaran, akan tetapi justru sebaliknya. Represif femanism tidak terkendali di kampus tapi sebenarnya ini hanya merupakan gejala dari masalah yang jauh lebih mendalam. "Budaya" Barat Modern didasarkan pada asumsi yang bersifat menipu dari "Pencerahan," gerakan intelektual yang berasal dari abad ke-18. Hal ini pada gilirannya merupakan hasil dari program Illuminati dalam rangka menciptakan sebuah tatanan dunia baru yang bersifat (sekuler) dengan menyangkal eksistensi Tuhan dan hukum-hukum spiritual-Nya. Dalam prakteknya berarti mahasiswa Sosial mempelajari kumpulan pemikiran atheis yang disajikan seolah-olah Dewa mereka. Profesor mereka yang bertindak sebagai imam agung. Seperti orang tuli yang menyelaraskan nada piano, mereka mencoba untuk menjelaskan kondisi manusia namun tanpa merujuk kepada Sang Pencipta, Rancangan atau Ketuhanan. Mereka menggambarkan manusia sebagai hewan yang menyedihkan dalam sebuah dunia yang a-moral, dilukiskan dengan perjuangan tanpa belas kasihan dalam rangka mempertahankan hidupnya. Mereka memuliakan "kebebasan" manusia dimana dengan hal tersebut berarti kebebasan untuk menolak Hukum-hukum Tuhan, dan menuruti hawa nafsu binatang dengan menciptakan serta menjauhkan fungsi kepribadian perorangan.1)</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Illuminati adalah sebuah perkumpulan rahasia penyembah Lucifer yang sangat powerful yang dewasa ini sedang mengendalikan dunia melalui cengkraman kekuasaan ekonomi ribawi dan politik sekuler atheis, pemikirannya berasal dari Babilonia, Yahudi Kabbalah, Ksatria Templar, Freemasonry dan perkumpulan rahasia sejenisnya yang didedikasikan kepada penyembahan kepada Setan dan kekuasaan mutlak. Illuminisme adalah doktrin Luciferian. (Komunisme adalah produk lain dari Illuminisme. Semua Pemimpin Komunis adalah Freemason.) Toga yang dipakai oleh lulusan universitas adalah lambang Freemasonry. Baju (Gaun) Hitam melambangkan okultisme. Mahasiswa Sosial tanpa menyadarinya sedang dilantik menjadi seorang pengikut Lucifer/pemuja Komunis. Tokoh utama Illuminati adalah keluarga Rothschild dari Inggris.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Proses difusi budaya modern yang destruktif ternyata tidak terjadi secara alami namun berjalan sesuai dengan skenario yang telah digariskan oleh para penggagas perubahan nilai yang bisa kita temukan dalam The Protocols of the Elders of Zion" yang notabene merupakan Rencana Induk Illuminati yang bertujuan:2)</div>
<ol style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: left;">
<li>Menguasai Dunia</li>
<li>Menghapuskan Bentuk Kerajaan</li>
<li>Menghapuskan Kepemilikan Pribadi</li>
<li>Menghapuskan Warisan</li>
<li>Menghapuskan Patriotisme</li>
<li>Menghapuskan Konsep Agama yang Menyembah Tuhan menjadi Pemujaan Terhadap "akal" – Rasionalisme.</li>
<li>Pembentukan Tata Dunia Baru</li>
</ol>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Dalam kaitan dengan dunia pendidikan, kita temukan pada Protokol Illuminati dalam merancang perubahan nilai yang disesuaikan dengan arah dan tujuan Illuminati a.l. sbb:</div>
<blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(229, 229, 229); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(229, 229, 229); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(229, 229, 229); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 10px; padding-left: 20px; padding-right: 20px; padding-top: 10px; text-align: left; width: auto;">
<div style="text-align: justify;">
<em><img alt="marx" height="134" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/Januari2011/marx.jpg" style="float: left; margin-right: 10px;" width="119" />Jangan anggap sejenak pun bahwa pernyataan ini hanyalah kata-kata kosong; camkan baik-baik keberhasilan yang telah kita buat dalam Darwinisme, Marxisme, dan Nietzsche-isme. Bagi kita orang-orang Yahudi, bagaimanapun juga, haruslah secara gamblang memahami dahsyatnya pengaruh merusak dari arahan ini pada pikiran orang-orang goyim. Protokol no. 2</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<em><img alt="darwin" height="134" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/Januari2011/darwin.jpg" style="float: right; margin-left: 10px;" width="119" />Kita telah membodohi, mencekoki, dan merusak para pemuda dari kalangan goyim dengan membina mereka dalam prinsip-prinsip dan teori-teori yang kita ketahui sebagai sesuatu yang salah, walaupun oleh kita jugalah hal itu telah ditanamkan pada mereka. Protokol No.9</em></div>
<div style="text-align: justify;">
<em><img alt="plato" height="134" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/Januari2011/plato.jpg" style="float: left; margin-right: 10px;" width="119" />Agar dapat melakukan penghancuran semua kekuatan kolektif kecuali kekuatan kita, kita harus mengebiri tahap pertama dari kolektivisme, yaitu universitas, dengan mendidik ulang mereka ke suatu arah yang baru. Para pejabat kampus dan profesor-profesornya akan disiapkan untuk tugas mereka melalui program-program kegiatan rahasia yang rinci yang dengannya mereka tidak akan menyimpang, bahkan secuil pun, dengan imunitas terhadap hukuman kita. Mereka akan diangkat dengan pertimbangan khusus dan akan ditempatkan sedemikian rupa hingga sepenuhnya bergantung pada pemerintah. Protokol no.16</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<img alt="montesquieu" height="134" src="http://www.akhirzaman.info/images/stories/Januari2011/montesquieu.jpg" style="float: right; margin-left: 10px;" width="119" />Sebagai contoh, Anda dapat menelisik latar belakang para pencetus teori yang dijadikan materi pendidikan seperti Montesquieu, dengan teori Trias Politica, Darwin dengan Teori Evolusi, Karl Marx dengan Komunisme atau Plato filosof Yunani, seorang Kabalis dengan Republik-nya.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Sudahkan kita mengetahui siapa sebenarnya para pelopor yang mendobrak sistem feodal di Perancis dan memulai Revolusi Besar, mereka adalah Montesquieu, Voltaire, J.J. Rousseau, Diderot si pemuka materialisme, dan para Ensiklopedis yang berada di sekeliling mereka. Mereka semua orang-orang Mason, dan revolusi Perancis sendiri direkayasa oleh Illuminati.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Ide-ide materialistik dan anti-agama yang kian berkembang pada masa seusai Revolusi Perancis itu mencapai puncaknya pada abad ke-19. Bila kita amati pemimpin-pemimipin pergerakan ini, lagi-lagi kita jumpai freemasonry.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Di samping itu, perlu diperhatikan juga, terdapat banyak orang Yahudi di antara tokoh-tokoh itu. Ini menunjukkan, orang-orang Yahudi yang bersekutu dengan para mason berusaha sekeras-kerasnya untuk melemahkan agama-agama samawi seperti Nashrani dan Islam; mereka menganut pandangan keduniaan yang materialis, yang menyediakan tujuan yang sama, dengan landasan filosofis.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Bukan tanpa alasan dan bukti jika fenomena yang terjadi saat ini benar-benar memiliki dasar cetak biru sejak ratusan tahun yang lalu. Protokol Zion dirancang oleh mereka yang tidak membutuhkan keberadaan tuhan (karena telah digantikan oleh iblis), pelaku dalam dan luar (useful idiots, shills, dan morons) merencanakan dan mengeksekusi strategi di lapangan sesuai dengan bidangnya, kemudian terbentuk sebuah sistem pendidikan dilengkapi aspek pendukungnya. Sistem pendidikan ini yang lalu menjerat para 'korban' dan mengarahkan mereka dengan pola pikir yang diharapkan.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Perhatikan apa yang dikatakan oleh Samuel Zwemmer, seorang orientalis Yahudi pada tahun 1935, sbb:</div>
<blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(229, 229, 229); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(229, 229, 229); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(229, 229, 229); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 10px; padding-left: 20px; padding-right: 20px; padding-top: 10px; text-align: justify; width: auto;">
<em>"Tugas kita adalah mengeluarkan kaum muslimin dari Islam. Membuat mereka mengekor pada pengajaran, kekuasaan, dan pemikiran kita. Dalam masalah ini kita telah berhasil dengan gemilang. Kita melihat bahwa setiap orang yang lulus dari lembaga-lembaga pendidikan - bukan saja lembaga-lembaga pendidikan missionaris, tetapi lembaga-lembaga pendidikan umum baik negeri maupun swasta - yang menganut kurikulum yang telah kita susun dan telah kita tatarkan kepada ahli-ahli pendidikan, mereka telah keluar dari Islam dalam perilakunya, walaupun namanya tetap muslim. Mereka kemudian masuk dalam orbit politik kita tanpa terasa atau menjadi orang yang tidak membahayakan bagi eksistensi kita. Sungguh, ini keberhasilan kita yang tidak ada bandingnya."</em></blockquote>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Jadi sangat jelas sekali bahwa pendidikan mengabdi kepada tujuan Illuminati dan keberhasilan mereka dalam mensekulerkan pola pikir umat Islam seperti yang digambarkan oleh Samuel Zwemmer sampai dengan hari ini sudah berlangsung selama 75 tahunan, artinya semakin banyak umat Islam yang melaksanakan program mereka, baik disadari maupun tidak. Mengapa demikian?, salah satu sebabnya adalah al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam sudah tidak lagi dijadikan sumber rujukan oleh mayoritas umat Islam dan hal ini memang sudah dinubuatkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bagaimana umat Islam menyepelekan al-Qur'an seperti diabadikan dalam al-Quran sbb:</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(229, 229, 229); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(229, 229, 229); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(229, 229, 229); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 10px; padding-left: 20px; padding-right: 20px; padding-top: 10px; text-align: left; width: auto;">
<div style="text-align: justify;">
<em>"Berkatalah Rasul: "Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur'an itu sesuatu yang tidak diacuhkan".[QS al-Furqan 25:30]</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Tokoh Illuminati di Amerika Serikat adalah keluarga Rockefeller dan mereka menganggap manusia sebagai hewan piaraan. Hal ini terkandung dalam "Occasional Paper # 1" Dana Pendidikan Umum:</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(229, 229, 229); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(229, 229, 229); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(229, 229, 229); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 10px; padding-left: 20px; padding-right: 20px; padding-top: 10px; text-align: left; width: auto;">
<div style="text-align: justify;">
<em>"Dalam mimpi kita, kita memiliki sumber daya yang tak terbatas dan orang-orang yang menyerahkan diri dengan kepatuhan yang sempurna sebagai hasil cetakan tangan-tangan kita. Konvensi pendidikan saat ini yang menurunkan nilai-nilai moral mahasiswa berasal dari pikiran kita, dan tidak terhalangi oleh tradisi, ... " ("The Rockefeller Empire" in Josephson, "The Strange Death of FDR" 1948, p. 69)2)</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Dengan kata lain, para pengikut Illuminati telah mempengaruhi manusia dengan ilusi bahwa mereka sedang membangun nilai-nilai idaman berdasarkan akal, padahal sebenarnya mereka sedang membangun tirani neo-feodal. Ini adalah esensi dari "globalisasi" serta prinsip di balik peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Walaupun mereka sudah berhasil mensekulerkan umat Islam sebagaina dinyatakan oleh Samuel Zwemmer di atas dan memang realitas dewasa ini membuktikan kata-katanya, namun sadarilah bahwa agama Islam satu-satunya yang belum berhasil dikebiri, dua agama samawi sebelumnya, baik agama Yahudi maupun Nashrani sudah sepenuhnya dikendalikan oleh tipu muslihat Illuminati. Oleh karena itu tidak berlebihan bila Francis Fukuyama, tokoh penting dalam neokonservatisme dan think thank dalam the Project for the New American Century [PNAC] menjelaskan bahwa: ... kita berada di "Akhir Sejarah - End of History". Yaitu, kita telah mencapai puncak dari kemajuan intelektual manusia. Kita tidak bisa maju lebih jauh, dan "demokrasi liberal" gaya Barat merupakan produk akhir. Namun, salah satu benteng Abad Pertengahan mencegah langkah terakhir kita untuk maju ke depan: yaitu Islam "militan". Oleh karena itu, menurut Samuel Huntington, sebagaimana untuk pertama kalinya diterbitkan dalam majalah Foreign Affairs Dewan Hubungan Luar Negeri - the Council on Foreign Relations, sebuah kelompok rahasia garis depan dan elusif Illuminati, Barat menuju konfrontasi yang tak terhindarkan dengan Islam, atau Clash of Civilizations.4)</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Dunia pendidikan dengan cetak biru pasal-pasal Protokol Zion bagaikan sebuah akuarium. Terlihat indah, namun sesungguhnya apa yang berada dalam isinya tidak pernah mampu berpindah ke tempat lain. Ketika kita menuju sisi yang lain, ternyata sisi tersebut hanyalah dinding akuarium yang menghalangi kita untuk benar-benar bebas. Para pelajar dan mahasiswa yang rajin, ternyata menjadi komoditas pendidikan sekuler. Pengajar dan cendekiawan yang ahli di bidangnya ternyata justru menyebarluaskan teori-teori untuk membentuk pola pikir sesuai dengan tujuan mereka. Sementara para aktivis pemuda yang mempertahankan idealismenya, ternyata tengah melawan Tuhannya sendiri.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Memang sulit untuk kita keluar dari akuarium raksasa ini ketika telah berada di dalamnya. Namun bukan berarti kita hanya mampu pasrah. Tetap berpikir kritis mengenai apa saja yang didapatkan melalui institusi pendidikan. Kita pun justru dapat menggunakan 'ilmu' mereka untuk memahami sepak-terjang dan tipu-daya konspirasi Illuminati penyembah setan untuk memberikan perlawanan semampu mungkin. Pelajari arus namun jangan ikuti ke mana 'mesin pencuci' berputar. Atau menjadi ikan di akuarium yang terkadang bisa melompat ke luar daripada terus terperangkap di dalamnya.</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Sebagai penutup, marilah kita renungkan bersama peringatan Allah Azza wa Jalla dalam kaitan permasalahan di atas berikut ini:</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<blockquote style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(229, 229, 229); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(229, 229, 229); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(229, 229, 229); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(229, 229, 229); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 22px; margin-bottom: 15px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; padding-bottom: 10px; padding-left: 20px; padding-right: 20px; padding-top: 10px; text-align: left; width: auto;">
<div style="text-align: justify;">
<em>"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." [QS al-Mai'dah 5:54]</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Wallahu'alam</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
Referensi:</div>
<div style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: justify;">
</div>
<ol style="background-color: white; color: #111112; font-family: Georgia, serif; font-size: 15px; line-height: 19px; text-align: left;">
<li>Digital Qur'an Version 3.1</li>
<li>Henry Makow Ph.D, "Bagaimana Universitas Mengkhianati Mahasiswa"</li>
<li>Protokol Zion menurut versi Doc Marquis yang judul lengkapnya The [decoded] Illuminati's Protocols of the Learned Elders of Zion menyebutkan bahwa ayat-ayat di dalamnya telah 'didekode'. Salah satunya adalah kata Yahudi yang terdapat di dalam protokol sebenarnya yang dimaksud adalah Illuminati.</li>
<li>William G. Carr, "Yahudi Menggenggam Dunia",</li>
<li>David Livingstone, "Terrorism and the Illuminati, a Three Thousand Year History"</li>
<li>Harun Yahya, "Mengenal Allah Lewat Akal"</li>
</ol>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-19934181832610983752012-02-28T15:33:00.001-08:002012-06-14T18:23:24.797-07:00Jogja D' tour...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7tkexJaiACQWL11XyEnKpXIlfWD9R45mykapFJAAksnkCKnRXKSc4EeQvr3ru04jwy78jXuT2XPtANDPx12psCfuPNe_YcvK8IQ8YDQnM4hHSiA4eOhyZOvTBQuNUSJZY_Mr1UpnyvmI/s1600/31012012(021).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiF7tkexJaiACQWL11XyEnKpXIlfWD9R45mykapFJAAksnkCKnRXKSc4EeQvr3ru04jwy78jXuT2XPtANDPx12psCfuPNe_YcvK8IQ8YDQnM4hHSiA4eOhyZOvTBQuNUSJZY_Mr1UpnyvmI/s320/31012012(021).jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRQ0qmw0sC9JvuEnRI4wuN4ETLqMiAs0ocWj_N1cE9WLE402RQMe6-oMU4bpCkXdNZNcn8KWyUSZPQAqt0ek4M0n_kFp9HL8DC1u4AsfzzhFJMsQ8LV_soLukN0BGN9bTTLEG_nfmjMPNZ/s1600/Foto0034.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRQ0qmw0sC9JvuEnRI4wuN4ETLqMiAs0ocWj_N1cE9WLE402RQMe6-oMU4bpCkXdNZNcn8KWyUSZPQAqt0ek4M0n_kFp9HL8DC1u4AsfzzhFJMsQ8LV_soLukN0BGN9bTTLEG_nfmjMPNZ/s320/Foto0034.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5tbLsZdQmQBntF8-XDqYULtWjp_VmpRaNwo01BOY13KdjeQDSKpanmrr6vYbKbjKJ8SoZu3YhFaTWajKFeiaxukq65yNylZPDoN2xx7VA5Lz_EqwWYB4Rp-y48QJn2JhT53-u0rzSrOc/s1600/Foto0039.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe5tbLsZdQmQBntF8-XDqYULtWjp_VmpRaNwo01BOY13KdjeQDSKpanmrr6vYbKbjKJ8SoZu3YhFaTWajKFeiaxukq65yNylZPDoN2xx7VA5Lz_EqwWYB4Rp-y48QJn2JhT53-u0rzSrOc/s320/Foto0039.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimwvzufmX-2wEVBpB27eeetyNDUivP491X_X3K4IMRnIJGCLPWLNvlkN27x5ehioTn64yN-sWy3E_2sljbjcaJSLob4YDG_M6Qw2kW2Jc1ziFVx48aSyLrSwRhyphenhyphen-JpT6xO5-kagm2FVsZx/s1600/Foto0040.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimwvzufmX-2wEVBpB27eeetyNDUivP491X_X3K4IMRnIJGCLPWLNvlkN27x5ehioTn64yN-sWy3E_2sljbjcaJSLob4YDG_M6Qw2kW2Jc1ziFVx48aSyLrSwRhyphenhyphen-JpT6xO5-kagm2FVsZx/s320/Foto0040.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMYhyphenhyphenc0ueZCZcRwFBoBmnsNu21cq-MV7Y-IqjGfN7mFHiShEP6_LMfHxbAzy52FmBKtQqfFCThfpaw0dQnHUblIxgTkkapoBvWIfwP48DuTwNTPS0nUsHcY2AYbB1TZ8qit0UAhmhKgxhS/s1600/31012012(050).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMYhyphenhyphenc0ueZCZcRwFBoBmnsNu21cq-MV7Y-IqjGfN7mFHiShEP6_LMfHxbAzy52FmBKtQqfFCThfpaw0dQnHUblIxgTkkapoBvWIfwP48DuTwNTPS0nUsHcY2AYbB1TZ8qit0UAhmhKgxhS/s320/31012012(050).jpg" width="320" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-77239999697019461492012-02-28T15:06:00.001-08:002012-02-28T15:06:39.214-08:00a true story "Aku nikahkan suamiku dengan 72 bidadari"<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizGUWfZErC-kosyIt_gzuUMI07jhvawgO1NR_C7b6zilzg_jAyEcfkbmZ5oyy8LmlfWhtytzWgoUkP8P_y46iYk1OUF6HGweQ1Urg7tCMDRPICtfx9jhgGKFtVznYkX98aUBbB8QmrkoAJ/s1600/419530_339928592714681_1130790755_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizGUWfZErC-kosyIt_gzuUMI07jhvawgO1NR_C7b6zilzg_jAyEcfkbmZ5oyy8LmlfWhtytzWgoUkP8P_y46iYk1OUF6HGweQ1Urg7tCMDRPICtfx9jhgGKFtVznYkX98aUBbB8QmrkoAJ/s400/419530_339928592714681_1130790755_n.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<b><div style="text-align: justify;">
<b>SubhanAllah, apakah ada orang yang ingin untuk berbuat seperti itu?</b></div>
</b><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
seorang saudari memberitahukan kita…..</div>
<div style="text-align: justify;">
seorang saudari memberitahukan kita…..</div>
<div style="text-align: justify;">
dia pergi dan meninggalkan aku, dia pergi ketika aku</div>
<div style="text-align: justify;">
menghapus air mata</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ya muslimin ini adalah benar yang mana terjadi pada ku dan aku akan menceritakannya kepadamu</div>
<div style="text-align: justify;">
aku menikah dengan seorang pemuda, dimana tidak seorangpun didunia ini yang sepertinya</div>
<div style="text-align: justify;">
setelah dua bulan pernikahan dia mengatakan padaku bahwa dia mencintai wanita lain dan cintanya pada wanita itu melebihi cintanya padaku</div>
<div style="text-align: justify;">
aku memikirkan itu dan merenungkannya beberapa saat dan kemudian aku bertanya padanya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDn4hft8Jo7kEyeyK1R8MvkGtaRzn4RYiKF2p4VndGODmgkUwun3nssaakoN5yF2GKQlJiq77P-jjqYNtC2LzM3MoNGisrWmjfGZRz1PzwoEpv7ehDIkv4wBlzah4H82Yx9jspYTi9hwaX/s1600/408142_339928812714659_100000926307340_1045360_795757175_a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDn4hft8Jo7kEyeyK1R8MvkGtaRzn4RYiKF2p4VndGODmgkUwun3nssaakoN5yF2GKQlJiq77P-jjqYNtC2LzM3MoNGisrWmjfGZRz1PzwoEpv7ehDIkv4wBlzah4H82Yx9jspYTi9hwaX/s200/408142_339928812714659_100000926307340_1045360_795757175_a.jpg" width="150" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
“apakah cintamu padanya melebihi cintamu padaku?”</div>
<div style="text-align: justify;">
dia menjawab “ya, aku mencintainya melebihi cintaku padamu”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun berkata “<b><i>Oh suamiku pergilah dan nikahi wanita itu, karena kebahagiaanmu adalah kebahagiaan ku dan kesenanganmu adalah kesenanganku”</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
diapun menjawab, bahwa ia tidak memiliki uang yang cukup untuk menikahi wanita itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun berkata padanya <b><i>”ambillah perhiasan yang aku miliki, jual-lah itu dan kemudian nikahi perempuan yang kau cintai”</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Diapun mengatakan “itu mungkin akan kubutuhkan suatu hari nanti”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi dedikasiku membuatnya menerima apa yang aku berikan. Ia mengambilnya dan menjualnya kemudian di berangkat untuk mencari cintanya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia meninggalkan aku, walaupun itu tidak berlangsung lama setelah kami menikah. <i>Satu bulan berlalu, dua bulan, satu tahun, dua tahun, tiga tahun… namun suamiku tercinta tidak mengunjungiku</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia mengatakan melalui telepon bahwa dia terikat dengan pekerjaan dan dia tidak dapat mengunjungiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menyeka air mataku, siang dan malam dengan merasakan kepahitan dari perpisahan</div>
<div style="text-align: justify;">
Apakah kau berfikir bahwa aku akan membencinya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak, aku tidak pernah membencinya. Dia adalah cintaku…aku berdiri disampingnya dan mempercayainya karena dia adalah orang yang benar (beriman) dan menepati janji. Aku rindukan untuk berbicara dengannya. Pendengaranku sangat senang ketika aku medengar kata-katanya yang baik, suaranya yang manis (merdu) menenangkan pendengaranku dan tubuhku. Kadang itu lewat satu bulan dan dia tidak mengabariku</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Oh betapa dinginya hati ini dan tidak berperasaannya dia. Oh betapa dinginnya hati ini dan tidak bijaksananya dia</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana beraninya kau itu tanpa berbicara denganku?</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak dapat berani selama itu, tetapi bagaimanapun lelaki, selalu lebih kuat, mereka lebih berani dan lebih berguna (patut).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia meneleponku. Aku merasa bahwa seluruh dunia berada dalam genggamanku.aku menyembuyikan suaraku dan suara sengauku untuk menunjukkan padanya bahwa aku tidak sedih. Aku berbicara dan air mata membasahi pipiku suaraku menyebabkan berkas kepedihan. Aku menyembunyikan rasa dukaku dalam diriku. Aku menutup rintihan dan rasa sakitku di dalam empat dinding hatiku. Aku harus menunjukkan bahwa aku kuat, sehingga aku tidak membuat suamiku sedih. Lelaki seperti apa dia, yang meninggalkan perempuan yang baru dinikahinya untuk mencari wanita lain? Perempuan seperti apa dia, yang menjual perhiasannya untuk pernikahan suaminya aku kagum. Aku heran pada kalian berdua….</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam hari-hari kegelapan dan kesedihan, tidak ada sebuah hari yang membahagiakan…..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*************Telepon berbunyi, Heyya cepat-cepat mengangkat telepon***********</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sebuah suara yang berat “aku ingin berbicara kepada saudari Heyya”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya, aku adalah Heyya”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dia mengatakan “aku seorang ikhwan dari Chechnya, bersabarlah dan berharaplah pada pahala Allah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
KARENA SUAMIMU MENINGGAL DALAM KEADAAN SHAHIID SETELAH PERANG YANG BERAT MELAWAN RUSIA DI CHECHNYA HARI INI</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersabarlah dan berharaplah akan pahala dari Allah”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku memegang diriku sendiri dan mengatakan “Alhamdulillah”</div>
<div style="text-align: justify;">
aku menutup telepon dan masuk pada sebuah kehisterisan , penderitaan, rasa sakit, kebahagiaan. Dan semua emosi datang pada saat yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
tetapi ibuku bersedih</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Heyya, Heyya, ada apa, siapa yang menelepon?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak dapat mengatakan padanya. Aku menangis dan tertawa</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia merangkulku dengan berkata “Heyya, katakana padaku apa yang terjadi, tolong”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan cara yang panjang aku katakan pada ibuku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ibuku, siapa yang ingin mengucapkan selamat padaku maka aku terima. Dan siapa yang ingin meratapi ku maka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruanganku”</div>
<div style="text-align: justify;">
Allahhu AKBAR. Yang datang hanyalah sedikit yang mana dapat dihitung dengan jari-jari. SubhanAllah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh suamiku akhirnya kau menemukan kekasihmu</div>
<div style="text-align: justify;">
Oh suamiku kau sekarang pengantin dan kau akan menikah dengan 72 bidadari Hoor ul ayn</div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka semua lebih cantik dibandingkan dengan Heyya dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan Heyya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Oh suamiku aku berharap aku dapat berbagi dengan si cantik dan menyenangkan Hoor ul ayn</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
apakah kau akan melupakan Heyya? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan pernah, aku tidak berfikir bahwa kau dapat melupakan Heyya</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama tiga tahun aku merasakan kepahitan dari perpisahan kita dan tidak pernah mempercantik mataku</div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi aku berharap untuk diriku sendiri, aku berharap untuk diriku sendiri bahwa aku akan menemuimu in surga Firdaus</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cintaku kau adalah pahlawan dan shahiid InshaAllah!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kau telah meninggalkan rumahmu yang nyaman untuk tinggal di dalam hutan dan gua-gua di Chechnya</div>
<div style="text-align: justify;">
Dibawah dentuman Bom-bom dan granat-granat. Kau harus meninggalkan seorang perempuan muda untuk tidur dalam salju dan bukit-bukit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku teringat apa yang kau katakana padaku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>“Heyya, aku tidak dapat tidur dengan nyenyak, situasi ini membuat saudari-saudari kita di Chechnya telah direndahkan,</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena situasi ini-lah hatiku berduka cita dan air mata mengalir dari mataku”</div>
<div style="text-align: justify;">
Oh suamiku, kau adalah seoarang pria dengan karakter yang baik, nasib yang menimpa ummat ini mengganggumu dan kau menyelesaikan kesusahan umat muslimin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengucapkan selamat kepadamu atas surga bi idhnillah</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengucapkan selamat kepadamu atas.persahabatan mu dengan Hamza, Ja’far, Abu bakr, Mus’ab</div>
<div style="text-align: justify;">
aku mengucapkan selamat kepadamu atas kehadiranmu bersama nabi kita tercinta nabi Muhammad saw….</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berharap untuk mu jalan yang tidak berliku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aamiin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
____________________________________</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alih bahasa || Milestones </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Unduh: Jahizuna site</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(saif al battar/arrahmah.com)</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-22614754687741334722012-02-27T10:56:00.004-08:002012-02-27T10:57:16.754-08:00Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinK-4KQRBytqNJ8sO51zRRBJ9KPBabagtpTLqngP9yKE1dtLNt8LZaIrwn__iEOSoSc_8tN0l57VH3RobjBsh_uVm_GpydzliffDMJ_jDifG93Xm3B_15NTOCpiH8AMi6l_vMQ3TIjbn7r/s1600/3991968-islam-muslim-mother-and-child.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinK-4KQRBytqNJ8sO51zRRBJ9KPBabagtpTLqngP9yKE1dtLNt8LZaIrwn__iEOSoSc_8tN0l57VH3RobjBsh_uVm_GpydzliffDMJ_jDifG93Xm3B_15NTOCpiH8AMi6l_vMQ3TIjbn7r/s320/3991968-islam-muslim-mother-and-child.jpg" width="224" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Muslimah, hebat rasanya ketika mendengar ada seorang wanita lulusan sebuah universitas ternama telah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji jutaan rupiah per bulan. Belum lagi perusahaan sering menugaskan wanita tersebut terbang ke luar negri untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Tergambar seolah kesuksesan telah dia raih. Benar seperti itukah?<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebanyakan orang akan beranggapan demikian. Sesuatu dikatakan sukses lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi akan dianggap remeh. Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita ‘menunjukkan eksistensi diri’ di luar. Menggambarkan seolah-olah tinggal di rumah menjadi seorang ibu adalah hal yang rendah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita bisa dapati ketika seorang ibu rumah tangga ditanya teman lama “Sekarang kerja dimana?” rasanya terasa berat untuk menjawab, berusaha mengalihkan pembicaraan atau menjawab dengan suara lirih sambil tertunduk “Saya adalah ibu rumah tangga”. Rasanya malu! Apalagi jika teman lama yang menanyakan itu “sukses” berkarir di sebuah perusahaan besar. Atau kita bisa dapati ketika ada seorang muslimah lulusan universitas ternama dengan prestasi bagus atau bahkan berpredikat cumlaude hendak berkhidmat di rumah menjadi seorang istri dan ibu bagi anak-anak, dia harus berhadapan dengan “nasehat” dari bapak tercintanya: “Putriku! Kamu kan sudah sarjana, cumlaude lagi! Sayang kalau cuma di rumah saja ngurus suami dan anak.” Padahal, putri tercintanya hendak berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Disana ia ingin mencari surga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ibu Sebagai Seorang Pendidik</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara: Pertama, perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah. Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah. Hal ini sebagaimana difirmankan Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab: 33)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertumbuhan generasi suatu bangsa adalah pertama kali berada di buaian para ibu. Ini berarti seorang ibu telah mengambil jatah yang besar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi. Ini adalah tugas yang besar! Mengajari mereka kalimat Laa Ilaaha Illallah, menancapkan tauhid ke dada-dada mereka, menanamkan kecintaan pada Al Quran dan As Sunah sebagai pedoman hidup, kecintaan pada ilmu, kecintaan pada Al Haq, mengajari mereka bagaimana beribadah pada Allah yang telah menciptakan mereka, mengajari mereka akhlak-akhlak mulia, mengajari mereka bagaimana menjadi pemberani tapi tidak sombong, mengajari mereka untuk bersyukur, mengajari bersabar, mengajari mereka arti disiplin, tanggung jawab, mengajari mereka rasa empati, menghargai orang lain, memaafkan, dan masih banyak lagi. Termasuk di dalamnya hal yang menurut banyak orang dianggap sebagai sesuatu yang kecil dan remeh, seperti mengajarkan pada anak adab ke kamar mandi. Bukan hanya sekedar supaya anak tau bahwa masuk kamar mandi itu dengan kaki kiri, tapi bagaimana supaya hal semacam itu bisa menjadi kebiasaan yang lekat padanya. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk membiasakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Sebuah Tanggung Jawab</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya: “Peliharalah dirimu dan keluargamu!” di atas menggunakan Fi’il Amr (kata kerja perintah) yang menunjukkan bahwa hukumnya wajib. Oleh karena itu semua kaum muslimin yang mempunyai keluarga wajib menyelamatkan diri dan keluarga dari bahaya api neraka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang Surat At Tahrim ayat ke-6 ini, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,“Ajarkan kebaikan kepada dirimu dan keluargamu.” (Diriwayatkan oleh Al Hakim dalamMustadrak-nya (IV/494), dan ia mengatakan hadist ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, sekalipun keduanya tidak mengeluarkannya)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muqatil mengatakan bahwa maksud ayat tersebut adalah, setiap muslim harus mendidik diri dan keluarganya dengan cara memerintahkan mereka untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan maksiat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa beberapa ulama mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang anaknya pada hari kiamat sebelum si anak sendiri meminta pertanggungjawaban orang tuanya. Sebagaimana seorang ayah itu mempunyai hak atas anaknya, maka anak pun mempunyai hak atas ayahnya. Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.” (QS. Al Ankabut: 7), maka disamping itu Allah juga berfirman, “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang berbahan bakar manusia dan batu.” (QS. At Tahrim: 6)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Qoyyim selanjutnya menjelaskan bahwa barang siapa yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, lalu ia membiarkan begitu saja, berarti telah melakukan kesalahan besar. Mayoritas penyebab kerusakan anak adalah akibat orang tua yang acuh tak acuh terhadap anak mereka, tidak mau mengajarkan kewajiban dan sunnah agama. Mereka menyia-nyiakan anak ketika masih kecil sehingga mereka tidak bisa mengambil keuntungan dari anak mereka ketika dewasa, sang anak pun tidak bisa menjadi anak yang bermanfaat bagi ayahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun dalil yang lain diantaranya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala yang artinya:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>“dan berilah peringatan kepada kerabatmu yang dekat.” (QS asy Syu’ara’: 214)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi keluarganya di rumah, dia bertanggung jawab atas keluarganya. Wanita pun pemimpin yang mengurusi rumah suami dan anak-anaknya. Dia pun bertanggung jawab atas diri mereka. Budak seorang pria pun jadi pemimpin mengurusi harta tuannya, dia pun bertanggung jawab atas kepengurusannya. Kalian semua adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari 2/91)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari keterangan di atas, nampak jelas bahwa setiap insan yang ada hubungan keluarga dan kerabat hendaknya saling bekerja sama, saling menasehati dan turut mendidik keluarga. Utamanya orang tua kepada anak, karena mereka sangat membutuhkan bimbingannya. Orang tua hendaknya memelihara fitrah anak agar tidak kena noda syirik dan dosa-dosa lainnya. Ini adalah tanggung jawab yang besar yang kita akan dimintai pertanggungjawaban tentangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Siapa Menanam, Dia akan Menuai Benih</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana hati seorang ibu melihat anak-anaknya tumbuh? Ketika tabungan anak kita yang usia 5 tahun mulai menumpuk, “Mau untuk apa nak, tabungannya?” Mata rasanya haru ketika seketika anak menjawab “Mau buat beli CD murotal, Mi!” padahal anak-anak lain kebanyakan akan menjawab “Mau buat beli PS!” Atau ketika ditanya tentang cita-cita, “Adek pengen jadi ulama!” Haru! mendengar jawaban ini dari seorang anak tatkala ana-anak seusianya bermimpi “pengen jadi Superman!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jiwa seperti ini bagaimana membentuknya? Butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten. Bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat. Seorang yang sabar untuk setiap hari menempa dengan dibekali ilmu yang kuat. Penuh dengan tawakal dan bergantung pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lalu… jika seperti ini, bisakah kita begitu saja menitipkannya pada pembantu atau membiarkan anak tumbuh begitu saja?? Kita sama-sama tau lingkungan kita bagaimana (TV, media, masyarakat,…) Siapa lagi kalau bukan kita, wahai para ibu -atau calon ibu-?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kita memahami besarnya peran dan tanggung jawab seorang ibu sebagai seorang pendidik, melihat realita yang ada sekarang sepertinya keadaannya menyedihkan! Tidak semua memang, tapi banyak dari para ibu yang mereka sibuk bekerja dan tidak memperhatikan bagaimana pendidikan anak mereka. Tidak memperhatikan bagaimana aqidah mereka, apakah terkotori dengan syirik atau tidak. Bagaimana ibadah mereka, apakah sholat mereka telah benar atau tidak, atau bahkan malah tidak mengerjakannya… Bagaimana mungkin pekerjaan menancapkan tauhid di dada-dada generasi muslim bisa dibandingkan dengan gaji jutaan rupiah di perusahaan bonafit? Sungguh! sangat jauh perbandingannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anehnya lagi, banyak ibu-ibu yang sebenarnya tinggal di rumah namun tidak juga mereka memperhatikan pendidikan anaknya, bagaimana kepribadian anak mereka dibentuk. Penulis sempat sebentar tinggal di daerah yang sebagian besar ibu-ibu nya menetap di rumah tapi sangat acuh dengan pendidikan anak-anak mereka. Membesarkan anak seolah hanya sekedar memberinya makan. Sedih!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal anak adalah investasi bagi orang tua di dunia dan akhirat! Setiap upaya yang kita lakukan demi mendidiknya dengan ikhlas adalah suatu kebajikan. Setiap kebajikan akan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak inginkah hari kita terisi dengannya? Atau memang yang kita inginkan adalah kesuksesan karir anak kita, meraih hidup yang berkecukupan, cukup untuk membeli rumah mewah, cukup untuk membeli mobil mentereng, cukup untuk membayar 10 pembantu, mempunyai keluarga yang bahagia, berakhir pekan di villa. Tanpa memperhatikan bagaimana aqidah, bagaimana ibadah, asal tidak bertengkar dan bisa senyum dan tertawa ria di rumah, disebutlah itu dengan bahagia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika usia senja, mata mulai rabun, tulang mulai rapuh, atau bahkan tubuh ini hanya mampu berbaring dan tak bisa bangkit dari ranjang untuk sekedar berjalan. Siapa yang mau mengurus kita kalau kita tidak pernah mendidik anak-anak kita? Bukankah mereka sedang sibuk dengan karir mereka yang dulu pernah kita banggakan, atau mungkin sedang asik dengan istri dan anak-anak mereka?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika malaikat maut telah datang, ketika jasad telah dimasukkan ke kubur, ketika diri sangat membutuhkan doa padahal pada hari itu diri ini sudah tidak mampu berbuat banyak karena pintu amal telah ditutup, siapakah yang mendoakan kita kalau kita tidak pernah mengajari anak-anak kita?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masihkah kita mengatakan jabatan ibu rumah tangga dengan kata ‘cuma’? dengan tertunduk dan suara lirih karena malu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wallahu a’lam</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>ref: - Dapatkan Hak-Hakmu, Wahai Muslimah oleh Ummu Salamah as Salafiyyah. Judul asli:Al-Intishaar li Huquuqil Mu’minaat</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>- Mendidik Anak bersama Nabi oleh Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid. Judul Asli:Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah lit- Thifl</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>– Majalah Al Furqon Edisi: 8 Tahun V/Rabi’ul Awwal 1427/April 2006</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
disadur dari: muslimah.or.id</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-77415048702585770252012-02-27T10:06:00.002-08:002012-02-27T10:06:33.152-08:00Kisah Mahar Paling Mulia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgasB_1Ad_XMGQ0ObuBVLwXZspaqfQ2CRt5I1kWF2BC4Qeo_hyphenhyphenz8MC6MDLzgC8h9aezkBN38Dwb5Axym6YRSTFss8Nv5ld-GHYoT6vhHIsKKk6sEjhP1aHnEsH_gaZQ3wY5iZ-eBzk0Gtmd/s1600/bunga29.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgasB_1Ad_XMGQ0ObuBVLwXZspaqfQ2CRt5I1kWF2BC4Qeo_hyphenhyphenz8MC6MDLzgC8h9aezkBN38Dwb5Axym6YRSTFss8Nv5ld-GHYoT6vhHIsKKk6sEjhP1aHnEsH_gaZQ3wY5iZ-eBzk0Gtmd/s320/bunga29.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah telah berbicara tentang berbagai kisah yang bisa kita jadikan pelajaran dalam menapaki kehidupan. Sejarah pun mencatat perjalanan hidup para wanita muslimah yang teguh dan setia di atas keislamannya. Mereka adalah wanita yang kisahnya terukir di hati orang-orang beriman yang keterikatan hati mereka kepada Islam lebih kuat daripada keterikatan hatinya terhadap kenikmatan dunia. Salah satu diantara mereka adalah Rumaisha’ Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin Haram bin Jundub bin Amir bin Ghanam bin Adi bin Najar Al-Anshariyah Al-Khazrajiyah. Beliau dikenal dengan nama Ummu Sulaim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Siapakah Ummu Sulaim ?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ummu Sulaim adalah ibunda Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam yang terkenal keilmuannya dalam masalah agama. Selain itu, Ummu Sulaim adalah salah seorang wanita muslimah yang dikabarkan masuk surga oleh Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau termasuk golongan pertama yang masuk Islam dari kalangan Anshar yang telah teruji keimanannya dan konsistensinya di dalam Islam. Kemarahan suaminya yang masih kafir tidak menjadikannya gentar dalam mempertahankan aqidahnya. Keteguhannya di atas kebenaran menghasilkan kepergian suaminya dari sisinya. Namun, kesendiriannya mempertahankan keimanan bersama seorang putranya justru berbuah kesabaran sehingga keduanya menjadi bahan pembicaraan orang yang takjub dan bangga dengan ketabahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Dan, apakah kalian tahu wahai saudaraku???</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kesabaran dan ketabahan Ummu Sulaim telah menyemikan perasaan cinta di hati Abu Thalhah yang saat itu masih kafir. Abu Thalhah memberanikan diri untuk melamar beliau dengan tawaran mahar yang tinggi. Namun, Ummu Sulaim menyatakan ketidaktertarikannya terhadap gemerlapnya pesona dunia yang ditawarkan kehadapannya. Di dalam sebuah riwayat yang sanadnya shahih dan memiliki banyak jalan, terdapat pernyataan beliau bahwa ketika itu beliau berkata, “Demi Allah, orang seperti anda tidak layak untuk ditolak, hanya saja engkau adalah orang kafir, sedangkan aku adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta selain dari itu.” (HR. An-Nasa’i VI/114, Al Ishabah VIII/243 dan Al-Hilyah II/59 dan 60). Akhirnya menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah dengan mahar yang teramat mulia, yaitu Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kisah ini menjadi pelajaran bahwa mahar sebagai pemberian yang diberikan kepada istri berupa harta atau selainnya dengan sebab pernikahan tidak selalu identik dengan uang, emas, atau segala sesuatu yang bersifat keduniaan. Namun, mahar bisa berupa apapun yang bernilai dan diridhai istri selama bukan perkara yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesuatu yang perlu kalian tahu wahai saudariku, berdasarkan hadits dari Anas yang diriwayatkan oleh Tsabit bahwa Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “Aku belum pernah mendengar seorang wanita pun yang lebih mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya adalah Islam.” (Sunan Nasa’i VI/114).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang kita untuk bermahal-mahal dalam mahar, diantaranya dalam sabda beliau adalah: “Di antara kebaikan wanita ialah memudahkan maharnya dan memudahkan rahimnya.” (HR. Ahmad) dan “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikianlah saudariku muslimah…</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga kisah ini menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan kita dan menjadi jalan untuk meluruskan pandangan kita yang mungkin keliru dalam memaknai mahar. Selain itu, semoga kisah ini menjadi salah satu motivator kita untuk lebih konsisten dengan keislaman kita. Wallahu Waliyyuttaufiq.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sumber: muslimah</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-16316496572689411012012-02-27T09:03:00.001-08:002013-05-13T08:03:09.814-07:007 Surga eh... 7 Jingle Radio<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyk6MZN_DOBSsEj9Fmru-vbmK_DiHS58m-BFifTPNCYqTVaOwZB-dSm64AI-m4ahDSD8-sRozZz3etsoJfmYvwkQbofDIbKsQnEDb7pReELXAvsVeOzT4B2WGHP-f9vZBTJi0d3z9cHx93/s1600/Foto0720.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyk6MZN_DOBSsEj9Fmru-vbmK_DiHS58m-BFifTPNCYqTVaOwZB-dSm64AI-m4ahDSD8-sRozZz3etsoJfmYvwkQbofDIbKsQnEDb7pReELXAvsVeOzT4B2WGHP-f9vZBTJi0d3z9cHx93/s320/Foto0720.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jangan cuma lihat dapur, lihat hasil penyajiannya...</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div>
Bermula postingan saya berupa hasil rekaman sendiri di forum diskusi elektronika di fb khususnya Radio , eh ternyata banyak yang respon tapi ampun... Cukup 7 radio aj, yang lain kalau mau juga minta dibikinin harus ada negoisasi (bahasa apa itu). Wkwkwk, bagi yang berminat bisa hubungi saya ok, masalah harga bersahabat barter peralatan juga boleh !!! </div>
<div>
<br /></div>
Pass FM Trenggalek<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?lqzv7ab0ta8hy26">http://www.mediafire.com/?lqzv7ab0ta8hy26</a> <br />
Gaboz FM Banyumas<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?g5m6jax97dk5zju">http://www.mediafire.com/?g5m6jax97dk5zju</a> <br />
Fresh FM Rembang<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?pcwn8aujgbddrlt">http://www.mediafire.com/?pcwn8aujgbddrlt</a><br />
<div>
Annajiyah FM Bandung<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?u08niad1idagutd">http://www.mediafire.com/?u08niad1idagutd</a> <br />
FRI FM Sleman<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?g8nyylpycdehst1">http://www.mediafire.com/?g8nyylpycdehst1</a> <br />
Cap Singo FM Tayu<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?6x58o2js26m9aoo">http://www.mediafire.com/?6x58o2js26m9aoo</a><br />
Vin FM Jakarta Timur<br />
<a href="http://www.mediafire.com/?jkl8pq5urpqs6vs">http://www.mediafire.com/?jkl8pq5urpqs6vs</a><br />
<br />
UPDATE<br /><br />Alhamdulillah akhirnya bisa memiliki alat rekam standar dan insyaallah bisa memproduksi dengan kualitas suara yang lebih bagus...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSy_V8dYjv5-l8RP2Ky8BY6QWvM9ALeg5fApLDGO9eTCWy4BaHgSN7EMg0038I1W384USJbcumFdX15JKTa9rdHQthRb0O5BOf0eyDu8ZO9yyswwTuF5eFwR9k4nEldy1HBZJMBVGZcEj4/s1600/IMG_1637.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSy_V8dYjv5-l8RP2Ky8BY6QWvM9ALeg5fApLDGO9eTCWy4BaHgSN7EMg0038I1W384USJbcumFdX15JKTa9rdHQthRb0O5BOf0eyDu8ZO9yyswwTuF5eFwR9k4nEldy1HBZJMBVGZcEj4/s320/IMG_1637.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<i>Contoh hasil...</i><br />Radio Angling Darma Tulungagung<br /><a href="http://www.mediafire.com/?nczitzth3l9yi8i" rel="nofollow nofollow" style="background-color: white; color: #3b5998; cursor: pointer; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 17px; text-decoration: none;" target="_blank">http://www.mediafire.com/<wbr></wbr><span class="word_break" style="display: inline-block;"></span>?nczitzth3l9yi8i</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-75692340346870790992012-02-24T07:24:00.000-08:002012-02-24T07:24:40.067-08:00Facebook vs Dinding Ratapan<div style="text-align: justify;">
Tahukah anda apa makna WALL?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yup... Ia bermakna DINDING. Lalu kenapa dengan dinding?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya lanjutkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapakah yang membuat FB? Mark Zuckerberg seorang berbangsa YAHUDI. Apa kaitannya WALL & YAHUDI? Kaitan keduanya sangat erat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DINDING RATAPAN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Didinding itu mereka menangisi dosa-dosa mereka,meluahkan harapan,ratapan dan segalanya. Itulah tujuan mereka membuat FB.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tanpa kita sadari, kita lebih banyak mengadu masalah diFB daripada mengadu kepada ALLAH SWT, lebih mengutamakan update status daripada shalat dan dzikir kepada ALLAH SWT. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Hati-hatilah sahabat, bisa-bisa kita nanti menjadi ''Tassyabuh'' atau menyerupai kaum lain (Yahudi). Nabi melarang dalam sabdanya: <i>'' Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongannya."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, jangan jadikan WALL FB sebagai tempat luahan perasaan seperti mereka. Tapi jadikanlah ia sebagai tempat membagi ilmu dan nasehat kebaikan kepada umat Nabi Muhammad SAW. Walaupun hanya kepada 1 orang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadikan Wall FB sebagai media untuk menyebarkan dakwah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika anda belum percaya silahkan buka Google dan Search:'' Wailing Wall Of Israel''.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita renungkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>'' Sungguh kalian akan mengikuti langkah2 orang2 sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Bahkan seandainya mereka masuk lubang biawakpun niscaya kalian ikut masuk pula kedalamnya. Para sahabat bertanya:'Siapakan mereka itu Ya Rasulullah?'. Beliau menjawab:'' Ahli Kitab (Nasrani & Yahudi). ! Siapa lagi kalau bukan mereka? " [HR. Imam Bukhari]</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi postkanlah kata2 hikmah / nasehat / ayat Al-Quran, Hadits,Ulama terdahulu tentang agama Islam. Gunakan peluang Yahudi/Nasrani yang akan merusak umat Islam dengan membangunkan agama Islam melalui platform mereka.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini ilmu baru. Yuk kita amalkan dan dishare keteman yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Mari kita jalani kehidupan ini dengan ilmu dan iman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah Ridho....</div>
<div style="text-align: justify;">
(disadur dari fb: Pendidikan Quran Habiburahman)</div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-46656817522804456362012-02-23T22:41:00.000-08:002012-02-23T22:42:40.680-08:00Bolehkah Memukul Anak?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNxC3EAvZKadTHVMXVsJ8JAxQw7YpQkhXLSkKvCZPkLmYf1x1WDGobcDWFIF9N7UbIyLVeXxLFYs5nlMFrCHDuCV1FkVvYdzLkc9s7M-bXELvPLALPacIv1KNyHXcNcmZwIPQzbnrIsfHJ/s1600/unduhannakal.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="216" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNxC3EAvZKadTHVMXVsJ8JAxQw7YpQkhXLSkKvCZPkLmYf1x1WDGobcDWFIF9N7UbIyLVeXxLFYs5nlMFrCHDuCV1FkVvYdzLkc9s7M-bXELvPLALPacIv1KNyHXcNcmZwIPQzbnrIsfHJ/s320/unduhannakal.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Saudaraku… permasalahan ini termasuk masalah yang wajib dipahami oleh setiap orangtua. Sikap yang diambil tentunya beragam sesuai dengan kesalahan yang dilakukan anak. Perlu diperhatikan apakah anak memahami kesalahan itu dan mengetahui dosa dan bahayanya ataukah tidak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keutamaan berlemahlembut</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِنَّ الرِّفْقَ لاَيَكُوْنُ فِيْ شَيْئٍ إِلَّا زَانَهُ وَمَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْئٍ إِلَّا شَانَهُ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidaklah kelemahlembutan ada pada sesuatu kecuali akan menghiasainya dan tidaklah dicabut darinya melainkan akan memperjeleknya ” (HR. Bukhari 2594 dair ‘Aisyahradhiallahu’anha)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sabda beliau shallallahu’aaihiw asallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
مَنْ يُحْرَمُ الرِّفْقَ يُحْرَمُ الخَيْر</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Siapa saja yang dihalangi dari kelemahlembutan maka dihalangi pula dari kebaikan” (HR. Muslim 2542 dari Jabir bin Abdullah radhiallahu’anhu)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Juga sabda beliau shallallahu’alaihi wasallam,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِنَّهُ مَنْ أُعْطِيَ حَظُّهُ مِنَ الرِّفْقِ فَقَدْ أُعْطِيَ حَظُّهُ مِنْ خَيْرِالدُّنْيَاوَالأَخِرَة</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sungguh orang yang telah diberi bagian kelembutan berarti ia telah diberi bagian kebikan dunia dan akhirat” (HR. Ahmad 6/159 dari ‘Aisyah radhiallahu’anha)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan beliau bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِأَهْلِ بَيْتٍ خَيْرًا أَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika Allah menginginkan kebaikan bagi sebuah anggota keluarga maka Dia akan memasukkan kelembutan kepada mereka” (HR. Ahmad 6/71, 6/104-105, hadits shahih)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sabda beliau,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِنَّ اللهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan mencintai kelembutan.” (HR. Muslim 2593 dari ‘Aisyah secara marfu’)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Nasehat lebih baik daripada memukul</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selama dalam perbaikan tidak memerlukan pemukulan maka janganlah memukul. Karena Nabi shallallahu’alaihi wasallam sendiri bila harus memilih antara dua pilihan maka beliau memilih yang paling mudah selama bukan dosa. (HR. Bukhari 3560 dan Muslim 2327 dari ‘Aisyah secara marfu’)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Telah diriwayatkan pula bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tidak pernah memukul sesuatu dengan tangannya sama sekali, tidak kepada istri beliau ataupun pembantu beliau. Beliau hanya memukul ketika berperang dijalan Allah. (HR. Muslim 2328)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka kita sebaiknya menggunakan kata-kata nasehat jika ingin memperbaiki perilaku anak atau dengan menggunakan dorongan dan motivasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kata-kata yang baik tidak berpengaruh maka kita gunakan kata-kata yang berisi teguran dan ancaman sesuai dengan kesalahan anak. Bila juga tidak bermanfaat maka saatnya memukul. Untuk itu kondisi tabiat anak berbeda-beda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantara mereka ada yang cukup dengan isyarat mata untuk menghukum dan menegurnya. Isyarat mata ini memberikan pengaruh yang kuat pada dirinya dan menjadi sebab berhenti dari kesalahan yang ia lakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantara mereka ada yang jika Anda membuang muka darinya maka dia segera paham maksud Anda dan berhenti dari kesalahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diantara mereka ada yang berubah dengan kata-kata baik. Maka gunakan kata-kata yang baik untuk anak yang seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan diantara mereka tidaka ada yang membuatnya sadar kecuali harus dengan pukulan dan perlakukan keras. Maka untuk anak tipe seperti inilah kita lakukan pemukulan dan berlaku keras. Akan tetapi sesuai dengan kebutuhan saja serta tidak menjadikannya kebiasaan. Seperti halnya seorang dokter yang memberi suntikan kepada pasiennya walaupun suntikan itu menyakitkan akan tetapi suntikan itu sebatas kadar penyakitnya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Orangtua diperblehkan bersikap keras kepada anak bila anak malas beribadah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun dalil-dalil lainnya yang menunjukkan bolehnya memukul anak bila diperlukan karena anak tidak taat dalam hal yang ma’ruf atau karena mengabaikan perintah kebaikan atau berbuat maksiat, dzalim secara terus menerus diantaranya adalah</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
وَاللهُ لَايُحِبُّ الفَسَادَ</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan Allah tidak menyukai kerusakan.” (QS. AL-Baqarah: 205)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Firman Allah Ta’ala,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
فَلَوْلَا كَانَ مِنَ القُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُوا بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الفَسَادِ فِى الأَرْضِ إِلَّا قَلِيْلاً مِمّنْ أنْجَيْنَا مِنْهُم</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maka mengapa tidak ada dari umat-umat sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan melarang dari mengerjakan kerusakan di bumi. Kecuai sebagian kecil diantara orang-orang yang telah Kami selamatkan diantara mereka.” (QS. Hud: 16)</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila kerusakan dan kedzaliman yang timbul dari ulah si anak tidak dapat hilang kecuali dengan pemukulan maka saat itu juga dia harus dupukul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam, “Perintahkanlah anakmu shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.”(HR. Abu Daud no 495 dengan sanad hasan)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Sikap tegas Abdullah bin Umar kepada anaknya Bilal bin Abdullah bin Umarradhiallahu’anhuma</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari abdullah bin Umar radhiallahu’anhuma berkata, Aku mendengar Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam bersabda, ‘Jangan kamu cegah istrimu kemasjid jika mereka izin kepadamu keluar menuju kesana.’”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Bilal bin Abdullah bin Umar berkata, “Demi Allah aku akan mencegah mereka.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Ibnu Umar menoleh kepadanya lalu mencela dengan celaan yang belum pernah aku (perowi) dengar sebelumnya dan berkata, “Aku kabarkan kepadamu hadits Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam dan kamu katakan,’Demi Allah aku akan cegah!.’”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Tatkala melihat kecerdasan dan keunggulan Ikrimah yang saat itu masih kecil sehingga senang bermain dan lari-lari maka Ibnu Abbas mengikatnya dengan tali agar mau memperlajari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ikrimah berkata, “Ibnu Abbas pernah merantai kakiku ketika sedang mengajariku Al Qur’an dan Sunnah.” Dalam riwayat lain, “Ketika sedang mengajariku AlQur’an dan ilmu waris.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas bagaimana kondisi Ikrimah setelah mendapat hukuman itu? Dia menjadi salah seorang ulama besar ahli hadits yang banyak meriwayatkan hadits Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam dari Ibnu Abbas dan menjadi ahli tafsir yang handal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
• Begitu juga sikap tegas Abu Bakar Ash Shidiq kepada ‘Aisyah radhiallahu’anhuma. Abu Bakar memukul putrinya karena menyebabkan pasukan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tertunda keberangkatannya dan karenanya sahabat lain mengeluh. Dan kisah lainnya sangatlah banyak sekali untuk disebutkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Larangan memukul wajah</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jika salah seorang diantara kalian memukul saudaranya maka hendaknya dia menghindari memukul wajah.” (HR. Muslim 2616 dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu secara marfu’).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
***</div>
<div style="text-align: justify;">
Diringkas dari buku “Bagaimana Nabi shallallahu’alaihi wasallam Mendidik Anak” (Terjemahan dari kitab Tarbiyatul Aulad), Syaikh Musthafa Al Adawi, Media Hidayah. (muslimahzone.com)</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-75002678059052559192012-02-23T14:11:00.000-08:002012-02-23T14:52:56.754-08:00Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita?<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85nhUSPL3rm7S742j5k3b3L76BWUGGnWBnd0j286lvMXWEjWdfWqatBC6Z29EBMd_F-CCRpeki-E6_99zl1_wLZ-Au99zppnvvsQCG_FeaV8s4Nzb81HfV_Z15RqSjizXDmZH8g_AIobq/s1600/oh_muslimah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh85nhUSPL3rm7S742j5k3b3L76BWUGGnWBnd0j286lvMXWEjWdfWqatBC6Z29EBMd_F-CCRpeki-E6_99zl1_wLZ-Au99zppnvvsQCG_FeaV8s4Nzb81HfV_Z15RqSjizXDmZH8g_AIobq/s400/oh_muslimah.jpg" width="268" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (1) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Selasa, 16/08/2011 14:27 WIB</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Seorang anak yang rusak masih bisa menjadi baik asal ia pernah mendapatkan pengasuhan seorang ibu yang baik. Sebaliknya, seorang ibu yang rusak akhlaknya, hanya akan melahirkan generasi yang rusak pula akhlaknya. Itulah mengapa yang dihancurkan pertama kali oleh Yahudi adalah wanita.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ucapan diatas dilontarkan oleh Muhammad Quthb, dalam sebuah ceramahnya puluhan tahun silam. Muhammad Quthb adalah ulama Mesir yang concern terhadap pendidikan Islam sekaligus pemikir ulung abad 20.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia tidak hanya dikenal sebagai aktivis yang gencar melakukan perlawanan terhadap rezim Imperialisme Mesir, namun juga cendekiawan yang terkenal luas ilmunya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa bukunya pun telah beredar di Timur Tengah dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa yang diantaranya adalah Shubuhāt Hawla al-Islām (literally "Misconceptions about Islam"). Hal nahnu Muslimūn (Are we Muslims?). Al-Insān bayna al-māddīyah wa-al-Islām. (Man between the Material World and Islam). Islam and the Crisis of the Modern World dan masih banyak lagi. Maka tak heran, lepas dari penjara ia pun mendapatkan gelar Profesor Kajian Islam di Arab Saudi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Muhammad Quthb menekankan bagaimana pentingnya peran yang dimiliki seorang ibu dalam Islam. Ibu tidak saja adalah pihak yang dekat secara emosional kepada seorang anak, tapi ia juga memiliki pengaruh besar terhadap masa depan akhlak dari generasi yang dilahirkannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Muhammad Quthb anak yang pada kemudian hari mendapatkan ujian berupa kehancuran moral akan bisa diatasi, asal sang anak pernah mendapatkan pengasuhan ibu yang solehah. Pendidikan Islami yang terinternalisasi dengan baik, akan membuat sang anak lekas bangkit dari keterpurukannya mengingat petuah-petuah rabbani yang pernah terekam dalam memorinya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya, ayah yang memiliki istri yang sudah rusak dari awalnya, maka ia pun hanya akan melahirkan sebuah keturunan yang memiliki kepribadian persis dengan wanita yang dipinangnya. Sifat alami anak yang banyak mengimitasi perilaku sang ibu akan membuka peluang transferisasi sifat alami ibu kepada anaknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka kerusakan anak akan amat tergantung dari kerusakan ibu yang mendidiknya. Oleh karena itu, dalam bukunyaMa’rakah At Taqaaliid, Muhammad Quthb mengemukakan alasan mengapa Islam mengatur konsep pendidikan yang terkait dengan arti kehadiran ibu dalam keluarga. Ia menulis: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dalam anggapan Islam, wanita bukanlah sekadar sarana untuk melahirkan, mengasuh, dan menyusui. Kalau hanya sekedar begitu, Islam tidak perlu bersusah payah mendidik, mengajar, menguatkan iman, dan menyediakan jaminan hidup, jaminan hukum dan segala soal psikologis untuk menguatkan keberadaannya… Kami katakan mengapa ‘mendidik’, bukan sekedar melahirkan, membela dan menyusui yang setiap kucing dan sapi subur pun mampu melakukannya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, konsep inilah yang tidak terjadi di Negara Barat. Barat mengalami kehancuran total pada sisi masyarakatnya karena bermula dari kehancuran moral yang menimpa wanitanya. Wanita-wanita Barat hanya dikonsep untuk mendefinisikan arti kepribadian dalam pengertian yang sangat primitif, yakni tidak lain konsep pemenuhan biologis semata. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dosen dan pelacur bisa jadi sama kedudukannya mirip dengan perkataan Sumanto Al Qurtubhy, kader Liberal didikan Kanada yang berujar, “Lho, apa bedanya dosen dengan pelacur? Kalau dosen mencari nafkah dengan kepintarannya, maka pelacur mencari makan dengan tubuhnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Qurthuby hanyalah muqollid (pengikut) dari Sigmund Freud, psikolog kenamaan asal Austria yang membumikan konsep psikoanalisis. Ia mengatakan ketika dorongan seksual sudah menggelora dalam diri pria maupun wanita, maka sudah selayaknya mereka tuntaskan lewat jalan perzinahan, tanpa harus melalui alur pernikahan. Maka itu Freud menuding orang yang senantiasa menjaga akhlaknya rentan terserang gangguan psikologis seperti neurosis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Freud memang telah mati, namun gagasan itu membekas dalam pribadi orang Barat. Jika anda kerap menyaksikan berita Olahraga, pembawa acara sering memberitakan bahwa salah seorang pemain sepakbola di Inggris telah memiliki anak dari pacarnya, ya pacar dan bukan istri. Karena konsep pernikahan sudah mendebu di benua biru. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pasca kematian Freud, muncul banyak pengganti yang tidak lebih ekstrem, salah satunya Lawrence Kohlberg. Ia adalah pengusung metode pendidikan Karakter. Metode ini sudah gagal di Barat dan sekarang diimpor ke negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wajah pendidikan Karakter terlihat manis. Ia mentitah agar para siswa berperilaku jujur dan memegang komitmen. Namun ia tidak memliki dasar agama, jika seorang remaja memilih untuk hidup tanpa tuhan, tidak menjadi persoalan dalam pendidikan karakter, asal itu dapat dipertanggungjawabkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu pula masalah hubungan seks. Bagi Kohlbergian, kita tidak boleh menyalahkan seorang anak perempuan yang hamil di luar nikah, sebab masalah baik atau buruk menjadirelative. Pendidikan Karakter pun tidak boleh menghakiminya, karena anak akan jatuh salah jika ia tidak bisa mempertanggungjawabkan hubungan seksnya. Jadi jika remaja perempuan hamil masih bisa terbebas dari "dosa", asal ia siap menjadi ibu. Urusan benar atau salah tergantung tanggung jawab, bukan agama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka tak heran, ketika Lawrence Kohlberg lebih memilih bunuh diri dengan menyelam di laut yang dingin pun disambut gembira oleh masyarakat Barat. Alasannya bisa membuat kita sebagai umat muslim tertawa: Kohlberg telah memilih jalan yang memang ia kehendaki. Ya terlepas dari dia yang akan masuk neraka jahnam. Sebuah metode berfikir yang terlalu konyol untuk kita fahami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita kembali lagi ke masalah perempuan. Kehidupan Barat yang bebas sejatinya diawali dari kehendak dari kalangan wanita untuk hidup bebas dan meredeka sesukanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
M. Thalib, cendekiawan muslim yang telah menulis puluhan buku tentang pendidikan Islam juga menekankan bagaimana proyek Zionis dibalik wacana pembebasan wanita di Barat. Menurutnya kaum Yahudi memiliki peran kuat dibalik slogan Liberty, Egality dan Fraiternity(kebebasan, persamaan dan persaudaraan) kepada bangsa Perancis. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini dipropagandakan oleh Zionis dan disebarkan ke penjuru dunia hingga kita bisa merasakan apa yang disebut Hak Asasi Manusia dan Feminisme pada saat ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bukunya, “Pergaulan Bebas, Prostitusi, dan Wanita”, M. Thalib menulis, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Slogan-slogan inilah yang membuat orang-orang bodoh turut serta mengulang-ulanginya di seluruh penjuru dunia di kemudian hari, tanpa berfikir dan memakai akalnya lagi.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin terasa ganjil bagi kita, mengapa Yahudi sebagai bangsa yang pongah begitu takut dengan perempuan? Jawabannya sederhana: membiarkan seorang wanita tumbuh menjadi solihah adalah alamat “kiamat” bagi mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika seorang ibu yang solehah bisa mengasuh 5 anak muslim di keluarganya untuk tumbuh menjadi generasi mujahid. Kita bisa hitung berapa banyak generasi yang bisa dihasilkan dari 800 juta perempuan muslim saat ini? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah, "Siapakah manusia di muka Bumi ini yang harus diperlakukan dengan cara yang paling baik ?". Rasul menjawab, "Ibumu". "Setelah itu siapa lagi ya Rasul". Sekali lagi Rasul menjawab, "Ibumu". Sahabat bertanya kembali, "Kemudian siapa?". Lagi-lagi Rasul menjawab "Ibumu, baru Ayahmu". [Shahih, Diriwayatkan oleh Imam Bukhari). (pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (2) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Selasa, 23/08/2011 13:16 WIB</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuvmMed4tOnVybXE2m-Z5AjLwXsjUObnK7-upcGeLQMrJt9S1XD-B_ZpuxPr4G288rB_ZfMsY0cGTo8U8r5i51C1c19Zfhqm8cetnrUY1Txr2DAq04jzeNNirjQyfGLn_ea5WVFtqgUxmd/s1600/muslim-family.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuvmMed4tOnVybXE2m-Z5AjLwXsjUObnK7-upcGeLQMrJt9S1XD-B_ZpuxPr4G288rB_ZfMsY0cGTo8U8r5i51C1c19Zfhqm8cetnrUY1Txr2DAq04jzeNNirjQyfGLn_ea5WVFtqgUxmd/s400/muslim-family.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Jadi saya pikir pada saat itu setiap wanita akan bereaksi dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa wanita pada saat itu tidak akan memasak, sedangkan yang lainnya akan terlibat dialog dengan suami mereka. Di Seluruh negeri beberapa wanita akan keluar untuk berunjuk rasa. Mereka akan menekan anggota Kongres Senator agar meluluskan undang-undang yang mempengaruhi peran wanita. " </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimat diatas diucapkan Betty Friedan untuk menyambut demo besar-besaran wanita pada tanggal 26 Agustus 1970 di Amerika Serikat. Friedan adalah seorang tokoh feminis liberal yang ikut mendirikan dan kemudian diangkat sebagai presiden pertama National Organization for Woman pada tahun 1966. Ia menjadi pemimpin aksi massa perempuan untuk mendobrak UU di Amerika yang melarang aborsi dan pengembangan sifat-sifat maskulin oleh wanita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Betty Friedan sendiri terlahir dengan nama Betty Naomi Goldstein pada tanggal 4 Februari tahun 1921. Pada giliranya Friedan berkembang menjadi seorang aktivis feminis Yahudi Amerika kenamaan pada durasi medio 1960-an. Puncak momentumnya terjadi setelah ia berhasil mengarang "The Feminine Mystique". Buku yang menjadi rujukan kaum feminis ini menggambarkan peranan wanita dalam masyarakat industri. Friedan mengkritik habis peran ibu rumah tangga penuh waktu yang baginya sangat mengekang dan jauh dari penghargaan terhadap hak wanita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku Freidan pun terjual laris. The Feminine Mystique berubah menjadi “kitab suci” bagi kaum wanita dan Freidan pun digadang-gadang menjadi pencetus feminisme gelombang kedua setelah ombaknya pernah menyapu dunia abad 18. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori yang sangat ternama sekali darinya adalah apa yang disebut oleh Freidan dengan istilah Androgini. Androgini sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan pembagian peran yang sama dalam karakter maskulin dan feminin pada saat yang bersamaan. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu ανήρ (anér, yang berarti laki-laki) dan γυνή (guné, yang berarti perempuan) yang dapat merujuk kepada salah satu dari dua konsep terkait tentang gender. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sejatinya, kata Androgini muncul pertama kali sebagai sebuah kata majemuk dalam Yudaisme Rabinik sebagai alternatif untuk menghindari kata hemaprodit yang bermasalah dalam tradisi Yahudi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi, sekalipun telah menapaki karir yang sangat memuncak dalam dunia feminism, gagasan Freidan pun juga menjadi sasaran kritik. Menariknya orang yang mengkritik Friedan adalah seorang feminis lainnya bernama Zillah Eisenstein. Eisenstein sendiri adalah Profesor Politik dan aktivis feminis dari Ithaca New York. Ia menulis kritikan tajam terhadap gagasan konsep wanita bekerja milik Friedan. Dalam bukunya, Radical future of Liberal Feminism, Eisenstsein mengkritik, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak pernah jelas apakah pengaturan ini seharusnya meringan beban ganda perempuan (keluarga dan pekerjaan) atau secara signifikan menstruktur ulang siapa yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak. Bagaimana tanggung jawab ini dilaksanakan?" </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perdebatan antara Eisenstein dan Freidan yang sama-sama aktivis feminis hampir tidak pernah ditemukan dalam dunia Islam. Karena Islam bukanlah sebuah produk dari akal manusia, tidak juga lekang dimakan waktu, lebih-lebih relatif dalam standar manusia. NamunIslam adalah agama genuine yang langsung turun dari Allah SWT. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam sebagai agama mulia, secara tegas mengatur posisi wanita sebagai madrasah utama dalam pendidikan di rumah. Ibu, dalam Islam mendapat posisi penting sebagai guru pertama anaknya, dan bukan kakek dari anaknya, nenek dari anaknya, bahkan ayah dari anaknya sendiri. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu peran istri dalam Islam bagai guru besar pendidikan pertama yang harus dihormati oleh suaminya. Al Qur’an sendiri secara jelas melekatkan peran mulia seorang ibu yang simetris dengan peranan membangun rumah tangga mulia. Dalam surah Al Ahzab ayat 33, Allah berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang salah kira, bahwa surat Al Ahzab ayat 33 hanya berlaku spesifik kepada istri nabi, anggapan ini sungguh keliru. Karena Al Qur’an adalah petunjuk bagi orang beriman dan Rasulullah SAW telah ditugaskan sebagai nabi yang menjadi panutan umat manusia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam disini bukan berarti melarang seorang istri bekerja, karena bekerja diperbolehkan dalam Islam. Tapi Islam hanya mendelegasikan bahwa sekalipun perempuan bekerja itu harus dalam kondisi darurat dan pekerjaan bukanlah sebagai pokok tugas utamanya, karena tugas utama mencari nafkah ada pada fihak suami sedangkan istri memiliki beban yang lebih mulia: orang pertama yang menyiapkan generasi rabbani. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perihal peran wanita dalam menyiapkan generasi emas Islam, Muhammad Quthb dalam bukunya Ma’rakah At Taqalidpun menulis, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Islam memperhatikan pria dan wanita karena mereka akan menjadi ibu-bapak produk baru. Tetapi Islam lebih memperhatikan wanita, karena wanitalah pembangun hakiki dari generasi. Sedangkan ayah baru menyusul kemudian. Mungkin ayah yang akan mendidik tapi itu nanti sesudah peranan sang ibu. Itulah sebabnya Islam mengusahakan terjaminnya belanja hidup sang ibu, agar ia tidak usah bekerja di luar rumah.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kebenaran Al Qur’an dan konsep Islam dalam mendudukkan perang seorang wanita menjadi ibu di rumah memang terbukti benar dalam serangkaian penelitian. Di Inggris kini telah terjadi tren dimana para wanita sudah terfikir meninggalkan karirnya dan memilih untuk berkonsentrasi di rumahnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebuah majalah wanita, Genius Beauty, maret lalu memberitakan bahwa para psikolog dan sosiolog Inggris menemukan bahwa 70% wanita Inggris meninginkan membangun sebuah keluarga yang bahagia bersama dengan pasangan mereka. Mereka memiliki kecendrungan untuk menjadi wanita yang lebih dekat kepada anaknya, ketimbang dengan “bos” nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan Kathy Caprino dalam bukunya "Breakdown, Breakthrough" juga memiliki kesimpulan hampir sama. Ia meneliti banyak wanita yang terjun ke dunia pekerjaan cenderung tidak bahagia. Lima alasan terpopuler mengapa mereka tidak bahagia akan pekerjaan yang disandangnya menurut Caprino adalah: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Merasa tidak akan bisa seimbang antara bekerja dan mengatur keluarga</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Menderita Masalah Finasial parah</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Tidak sungguh-sungguh menjalani bakat dan keahlian dengan hati</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Merasa tidak berharga dan dihormati</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Hanya mendapatkan sedikit hal positif dan kesenangan dalam pekerjaan </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu dalam sejarah Islam, kita melihat bagaimana peran ibu memiliki porsi terbesar dibalik tumbuh kembangnya seorang anak menjadi ulama kelas dunia. Imam Syafi’i misalnya, dibesarkan oleh seorang ibu yang begitu sabar. Ketiadaan suami tidak membuat Ibunda Imam Syafi’i menyerah pada keadaan dan melupakan hak seorang anak untuk mendapatkan pendidikan terbaik dalam bidang agama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemiskinan pun tidak lantas membuatnya sungkan “melobi” seorang guru di al-kuttab (Sekolah Mengahafal Qur’an) untuk curhat bahwa dirinya tidak memiliki biaya bagi sekolah Imam Syafi’i. Bayangkan karena tidak punya uang untuk membeli kertas, Imam Syafi’i sampai harus menulis di pecahan tembikar, tulang belulang, hingga pelepah kurma. Dan berkat kegigihan sang ibulah, guru di Al Kuttab itu merasa luluh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Imam Syafi’i lantas betul-betul memanfaatkan momen belajar yang telah dibuka oleh ketegaran seorang ibu. Bayangkan, Imam Syafi’i sudah hafal Qur’an sejak kecil dan di umur 15 tahun telah diizinkan untuk mengeluarkan fatwa. Subhanallah. Tanpa kehadiran seorang ibu, mungkin saat ini kita hanya mengenal nama Imam Syafi’i sebagai orang biasa, bukan ulama kesohor yang kejeniusannya dalam perkara fiqh menjadi peneman kita saat mengalami kebingungan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayyid Quthb pun demikian. Ketika ditanya tentang masa kecilnya, Ulama Mesir itu hanya bisa berujar, “Setiap aku bermain, tidak ada suara yang kudengar selain tilawah Qur’an yang dibawa oleh ibuku”. Ibu seperti itulah yang melahirkan generasi penghafal qur’an dan pelawan imperialisme dalam satu keluarga, baik Sayyid Quthb, Muhammad Quthb, Aminah Quthb, Hamidah Quthb. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Konsep Ibu yang paralel dengan pembinaan generasi berperadaban inilah yang tidak kita temui dalam agama-agama lainnya, seperti Yahudi maupun Kristen. Mereka memang berbicara tentang perempuan, tapi bukan perempuan yang melahirkan peradaban. Sebab jika memang perempuan mulia, tidak mungkin wanita dipanggil para pria dengan sapaan femina atau kurang iman. “The Very word to describe woman, femina, according to the authors (of Witchess Hammer) is derived from fe and minusinterpretated as less in faith,” kata Walter L. Liefeld dalam buku berjudul Daughter of Church. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlepas apakah dasar etimologis kata femina itu benar atau sekedar olok-olok yang pasti perempuan di Barat dalam sejarahnya memang diperlakukan seperti manusia kurang iman. Tidak heran pada masa Inquisisi wanita menjadi korban penyiksaan dan pemerkosaan. Jadi Barat memang tidak memiliki pengalaman untuk membangun wanita beradab. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebaliknya Islam menurunkan hikmah dan ibrah tentang dominasi peran ibu di dalam rumah yang tidak mesti dipusingkan oleh atribut karir dunia. Merekapun bahagia-bahagia saja. Maka tak heran, perintah menghargai ibu lebih pertama dititahkan oleh Allah ketimbang ayah. Dalam surah Al Ahqaf ayat 15, Allah berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri". (pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (3) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Senin, 29/08/2011 09:26 WIB</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam tidak menyukai wanita dilelahkan syarafnya dengan bekerja memeras tenaga. Wanita yang bekerja pulang ke rumah sudah dalam keadaan lelah seperti halnya si pria sendiri. Syarafnya tegang dan otot kaku. Lalu timbullah pergeseran-pergesaran tegang antara dia dengan suaminya. Kedua-duanya tidak mau mengalah. Anak-anaknya pun lalu merasa tidak punya ibu. Yang terasa oleh mereka adalah mereka punya dua ayah, yang sama-sama pria. (Muhammad Quthb) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada 4 Januari tahun 1988, koran New York Times merilis hasil penelitian mengenai psikologi wanita karir Yahudi di Amerika yang dilakukan seorang sosiolog di Gratz College, Philadhelphia. Survey bertajuk "Jewish Women on the Way Up: The Challenge of Family, Career, and Community'' ini melibatkan tidak sedikit para wanita Yahudi. Beberapa organisasi Yahudi pun mengumpulkan sekitar 1000 orang wanita Yahudi baik sebagai pebisnis maupun wanita professional untuk menjadi objek garapan dari penelitian serius ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penelitian sendiri disponsori oleh Komite Yahudi Amerika dan Majalah triwulanan berhaluan Feminis Yahudi bernama Lilith. Seribu wanita itu kemudian diberikan kuesioner dan diwajibkan untuk mengisi seluruh pertanyaan agar riset berjalan maksimal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hasilnya, cukup menarik. Kesimpulan dari survei itu adalah bahwa sementara perempuan lain masih banyak menemukan diri mereka harus memilih antara pernikahan, karir dan melahirkan anak, wanita karir Yahudi justru berhasil memadukan ketiganya. Ini adalah sebuah temuan yang memang mendukung opini sebelumnya dimana perhatian Yahudi terhadap keluarga tergolong sangat tinggi. Wanita Yahudi yang bergelar sarjana, master, ataupun doktor mampu membagi peran antara seorang pekerja dengan status mereka sebagai seorang ibu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meningkatnya jumlah wanita karir Yahudi yang membanjiri sektor ekonomi sebenarnya tidak terlepas akan dua hal.Pertama, faktor finansial Yahudi. Jika kita berkaca kepada sejarah, dominasi wanita Yahudi yang mewarnai lapangan pekerjaan tidak terlepas dari peran dinamika kehidupan mereka di Eropa. Lambannya Yahudi dalam menguasai sektor perekonomian, memaksa mereka memutar otak untuk membiayai kehidupan. Terlebih jumlah Yahudi sangat sedikit. Mereka juga banyak mengalami krisis identitas saat mengarungi diaspora ke berbagai Negara. Walhasil, diskriminasi Eropa terhadap mereka membuat banyak elite Yahudi memainkan peran wanita untuk menyambung keluarga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun peran yang begitu signifikan ada pada faktor kedua, yakni peran di balik layar mereka dalam memainkan skenario Revolusi Perancis. Perlu dicatat bahwa Revolusi Perancis sama sekali bukan garapan orang-orang Perancis yang ditujukan demi kebaikan rakyat Perancis itu sendiri. Revolusi Perancis digerakkan oleh agen-agen kepentingan asing (yahudi kapitalis internasional) dengan tujuan menghancurkan seluruh stuktur masyarakat dan negara Perancis untuk digantikan dengan "orde baru" yang sesuai dengan kepentingan mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini pun dikonfirmasi oleh dokumen Protocols of Learned Elders of Zion (Protocols of Zion), dokumen rahasia yang memuat rencana dominasi dunia oleh tokoh-tokoh yahudi. Protokol ketujuh dan pertama dokumen itu mengatakan: </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ingat dengan Revolusi Perancis yang kepadanya kita menyebutkan sebagai keberhasilan besar. Rahasia dari persiapannya dikenal luas di kalangan kita karena sesungguhnya itu adalah pekerjaan kita." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kitalah yang pertama kali berteriak di antara massa 'Liberty, Equality, Fraternity.' Orang-orang gentile (non-yahudi) bodoh berdatangan dari seluruh penjuru untuk memakan umpan itu, dan bersama mereka melakukan 'kebaikan untuk dunia'. Bahkan orang-orang bijak dari gentile sedemikian bodohnya sehingga tidak mengerti bahwa pentingan asing." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan semboyan equality inilah feminisme menemukan momentumnya. Sebuah buku berjudul Vindication of The Rights of Women yang dikarang Mary Wollstronecraft pada tahun 1792 bisa kita ambil sebagai bahan kajian lebih jauh. Seperti dikatakan Rosemarie Putnam Tong dalam bukunyaFeminist Thought, Mary adalah wanita yang mendelegasikan feminisme gelombang pertama. Ia menggambarkan bahwa kerusakan psikologis dan ekonomi yang dialami perempuan disebabkan oleh ketergantungan perempuan secara ekonomi kepada laki-laki dan peminggiran peran perempuan dari ruang publik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Marry Wollctronecraft yang mencoba bunuh diri sebanyak dua kali dan menolak menikah hingga usia yang lebih lanjut ini kemudian menginginkan bahwa perempuan bukanlah “mainan laki-laki atau lonceng milik laki-laki”. Dengan kata lain, perempuan bukanlah “sekedar alat” atau isntrumen untuk kebahagiaan atau kesempurnaan orang lain. Sebaliknya perempuan adalah tujuan yang memiliki harga diri untuk menentukan nasibnya sendiri. dalam realitas tidak pernah ada persamaan dan kebebasan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam perkembangannya, tren wanita karir menjadi suatu fakta yang tidak terelakkan. Feminisme berkembang menjadi ‘wahyu’ untuk menuntun para wanita dalam menuntaskan struktur keluarga yang sangat mengekang bagi perkembangan perempuan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun pemikiran Yahudi yang menggembar-gemborkan kebebasan untuk wanita dalam berkarir mulai menimbulkan dampaknya. Efek daripada ini berimbas kepada mulai dipertanyakannya kesimpulan bahwa wanita Yahudi mampu memadukan antara karir, keluarga, dan mengurus anak. Bahwa tidak semua wanita Yahudi bisa digambarkan sebagai sosok perempuan ideal seperti penelitian Lilith tahun 1988. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam catatan tingkat perceraian yang dirilis Divorcemag.com, pada tahun 2002 saja, tingkat perceraian di Israel yang hanya sebuah Negara kecil, mencapai angka 14%.Menariknya survey itu tidak mencatumkan negara-negara muslim sebagai Negara yang memiliki tingkat perceraian tinggi. Tercatat Negara mayoritas muslim seperti Turki hanya mencantumkan angka 6%. Itu pun jika kita mau mendebat penyebutan Turki sebagai Negara muslim mengingat bahwa Negara para Fatih tersebut masih setia dalam menerapkan hukum sekuler, dan bukan hukum Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan tingkat peceraian di Israel semakin tajam dari waktu ke waktu. Pada tahun 2006 saja, Pengadilan Administrasi Rabbinis mengemukakan bahwa di Yerusalem, kota yang didominasi religiusitas Yahudi, ada kenaikan tajam 10,4 % perceraian di kalangan keluarga Yahudi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menariknya para pelaku perceraian di Israel justeru berasal dari kalangan religius Yahudi yang terkenal militan, radikal, fundamentalis atau bisa disebut sebagai kelompok ultra ortodoks yang diwakili oleh komunitas Yahudi Haredim. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Komunitas Haredim sendiri adalah sebuah kelompok masyarakat Yahudi ultra-ortodoks yang menjadikan Taurat sebagai pegangan hidup. Jumlah mereka mencapai 10 % dari total 7,8 juta penduduk Israel. Dalam masyarakat Yahudi Haredim, semua yang berbau sekuler sangat dilarang. Kelompok ini juga mengharamkan para pengikutnya untuk memiliki radio dan televisi, terlebih lagi menontonnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kehidupan mereka sendiri sering diisi dengan saling bertukar kabar melalui poster yang ditempelkan di tembok jalanan. Lelaki dan perempuan yang bukan muhrim juga tidak diperkenankan untuk berduaan, apalagi berpacaran. Pernikahan pun diatur dengan sistem perjodohan. Gambar perempuan otomatis dilarang tampil di muka umum, dan tiap hari Sabbath, mereka mengeluarkan kebijakan untuk tidak boleh ada yang mengemudikan kendaraan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun yang menjadi menarik adalah bahwa kelompok yang memegang teguh Taurat seperti Heredim pun menjadi penumbang saham terbesar dalam perceraian keluarga Yahudi di Israel. Menurut Rabi Yitzhak Ralbag, petinggi di kantor pernikahan Yahudi (semacam KUA di Israel) banyaknya pasangan religius yang bercerai adalah suatu fakta yang menjadi pukulan telak bagi Yahudi. Seperti dikutip dari Jerusalem Post, Ralbag mengatakan, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"I see it even among haredim when they come to register for marriage. More and more requests to marry are being made by haredi divorcees. Once it was an embarrassment." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika tingkat perceraian saja, sudah menggerogoti kaum ortodok Yahudi, maka kaum sekuler pasti akan memiliki riwayat sama, jika tidak secara matematis mengalami hal yang lebih buruk. Nomor perceraian keluarga sekuler di Tel Aviv melonjak naik meski pada tingkat yang lebih moderat. Masih, menurut laporan Jerusalem Post, tercatat ada sekitar 3.007 orang Yahudi yang memilih untuk mengakhiri pernikahan mereka pada tahun 2006. Dalam data pengadilan, angka perceraian keluarga sekuler Yahudi ini naik 4,4% dari tahun 2005. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan menariknya salah satu alasan perceraian dikalangan keluarga Yahudi disebabkan karena kesibukan ekonomi yang sedikit banyak membuat para wanita mengambil sektor pekerjaan. Kesibukan wanita Yahudi ini tentunya membuat mereka banyak menelantarkan keluarga. Wanita yahudi juga banyak menjalin kasih dengan pria lain dari hubungan pekerjaanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai umat Islam, kita bisa mengambil pelajaran dari runtuhnya tatanan keluarga di kalangan Yahudi. Islam sebenarnya sudah bisa memprediksi kehancuran sebuah keluarga yang tidak hanya menimpa kaum kafir tersebut. Menurut Muhammad Quthb, dalam bukunya Ma’rakah At Taqalid, Islam memang tidak menyukai posisi wanita yang mengambil jalan karir sebagai pilihan hidupnya. Sebab Islam, kata Muhammad Quthb tidak suka wanita dilelahkan fisiknya dengan bekerja memeras tenaga. Secara lebih jauh, Profesor Kajian Islam dari Universitas Arab Saudi itu menulis sebuah hal yang menarik, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wanita yang bekerja pulang ke rumah sudah dalam keadaan lelah seperti halnya si pria sendiri. Syarafnya tegang dan otot kaku. Lalu timbullah pergeseran-pergesaran tegang antara dia dengan suaminya. Kedua-duanya tidak mau mengalah. Anak-anaknya pun lalu merasa tidak punya ibu. Yang terasa oleh mereka adalah mereka punya dua ayah, yang sama-sama pria.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, menurut Muhammad Quthb, Islam adalah agama yang gigih menjamin seluruh esensial hidup wanita, tanpa mengharuskannya memburu, memeras keringat, demi mendapatkan sesuap nasi. Namun hal ini bukan berarti Islam kemudian melarang wanita bekerja. Karena bekerja diperbolehkan dalam Islam. Paling banter, Islam tidak menyukainya. Meski perlu juga dicatat bahwa keputusan wanita bekerja dapat dilakukan jika dalam situasi terdesak, darurat, dan memaksa perempuan untuk turun tangan, seperti ketika ia ditinggalkan suaminya. Namun terlepas dari situasi itu, perempuan tidak diwajibkan untuk bekerja. Karena hak memberikan nafkah ada pada suami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” (Annisa: 34) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka bila seorang wanita menikah, hamil, lalu melahirkan, amanah perempuan yang pertama kali tertumpu pada dirinya adalah sektor rumah tangganya. Kenapa? Sebab perempuan memiliki peran strategis lagi mulia, yakni mempertahankan status tauhid seorang anak yang telah diberikan oleh Allah dan itu jauh lebih mulia ketimbang mereka mendahulukan karirnya. Maka itu tidak heran dalam sebuah hadis mengenai fitrah anak, Rasulullah SAW menyebut ibu pada posisi pertama sebelum ayah dalam mendidik agama anaknya, “Setiap bayi lahir dalam keadaan fitrah (bertauhid). Ibu bapaknyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan proses seorang wanita menjadi sebenar-benarnya wanita tidak akan pernah berjalan baik, jika ia melupakan status utamanya sebagai seorang ibu. Proses ini pun juga mustahil terjadi jika seorang wanita lebih mendekatkan dirinya kepada karirnya ketimbang amanah besar yang diberikan Allah untuk menuntaskan hadis Rasulullah tersebut. Dalam hal ini, Islam bukan kemudian melarang wanita meraih pendidikan tinggi di luar rumahnya, karena menuntut ilmu wajib bagi seluruh umat muslim. Namun Islam mendelegasikan bahwa tugas keilmuan pertama yang mesti dipelajari seorang wanita adalah ilmu rumah tangganya, setelah itu baru ia bisa memilih jenjang pendidikan lain yang ia sukai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena Islam adalah agama satu-satunya yang tidak mengenal dikotomi keberhasilan seorang wanita yang sukses di luar rumah, namun meninggalkan jejak kehancuran di dalam rumahnya. Seperti Marry Wollstronecraft, yang katanya “sukses” menjadi feminis, tapi justeru sudah melakukan percobaan bunuh diri berkali-kali dan membunuh fitrahnya dengan tidak menikah sampai usia lanjut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu Islam sangat adil meletakkan proporsi perempuan baik sebagai ibu, penuntut ilmu, dan pengurus suami. Jauh lebih berkeadilan dan beradab ketimbang instrumen Lilth dalam menilai wanita Yahudi, yang pada perkembangannya bahwa keutuhan rumah tangga Yahudi tidak bisa dipertahankan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, meminjam bahasa seorang penyair Arab maka peran ibu muslim disini bagaikan sebuah madrasah yang akan simetris, tidak saja pada perannya mendidik seorang anak, tetapi juga pada kadar kualitas generasi dimana ia tinggal.“Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan) yang jika kamu menyiapkannya. Berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya.”(pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (4) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kamis, 08/09/2011 13:33 WIB</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada sebuah kisah menarik ditulis oleh Hamid Fahmi Zarkasy pada jurnal Islamia INSISTS Volume III no. 5 tahun 2010 yang berjudul “Equality”. Nancy, sebut saja begitu, tiba-tiba minta cerai dari James, suaminya yang seorang professional. Padahal ia sudah 10 tahun menikah. Sebagai itu rumah tangga dengan 2 orang anak, Nancy begitu menikmati kehidupannya. Penghasilan suami, sekolah anak-anak, dan kehidupan rumah tangganya tergolong sejahtera. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di kepalanya serasa ada yang terus membisikkan tulisan Peter Berger, "The family now appears as an age-old evil. Heterosexual is rape, motherhood is slavery, all relation between the sexes are struggle of power" (Keluarga sekarang Nampak seperti setan tua. Hubungan seks pria wanita adalah perkosaan; peran keibuan adalah perbudakan; semua hubungan antarjenis kelamin adalah perjuangan untuk kekuasaan). Maka, sukses suaminya dirasa menambah rasa superioritas dan penguasaan terhadap dirinya. Meski itu tidak secuilpun terbesit dalam pikiran suaminya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah cerai ia berharap akan bebas dari suami, bisa berkarir sendiri, dan tidak terikat di dalam rumah tangga. Tapi itu hanya harapan. Setelah cerai ternyata karirnya tidak sejaya mantan suaminya. Rumah tangga dan anak-anak masih diurusnya sendiri dan nyaris kehilangan perhatian. Di dunia kerjanya banyak masalah yang tidak mudah dihadapi. Di dalam benaknya terbetik penyesalan, “ternyata sendiri itu tidak nyaman”. Tanpa suami hidupnya terasa pincang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benarlah wisdom dari Nabi: “Sungguh miskin! Wanita tanpa laki-laki. Sungguh miskin! Laki-laki tanpa wanita”. Kalau saja Nancy pernah membaca hadith ini dia tentu akan mengumpat para feminis atau berfikir panjang untuk cerai. Asalkan dia tidak membaca hadith itu dengan hermeneutika. Ya sebuah penafsiran yang awalnya ingin melihat kitab suci lebih dinamik, tetatpi justru membunuh kitab suci itu sendiri. Dan Kristen tahu betul, teologinya rontok karena virus mematikan ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, mimpi Nancy sendiri adalah equality. Itu adalah tuntutan zaman postmodernime yang sarat kepentingan sesaat dan selalu berubah-rubah. Jadi mimpi Nancy juga adalah misi postmo, yakni membangun persamaan total. Jargonnya sayup-sayup seperti berbunyi “persamaan adalah keadilan”. Artinya kerja menyetarakan adalah kebaikan, dan membeda-bedakan adalah kejahatan. Sebab teori menyamaka-nyamakan adalah bawaan pluralisme dan relativisme. Dua doktrin penting yang berada pada melting-post postmodern. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Hamid Fahmi diatas adalah realita tidak terelakkan di akhir zaman seperti saat ini. Beberapa waktu lalu, dalam sebuah tayangan ramadhan di televisi ketua Pusat Studi Wanita UIN jutsru lebih mempertajam kembali problem itu. Ia mengatakan bahwa jangan menyekat wanita pada jurusan tertentu. Rupanya, menurutnya telah terjadi penggiringan bahwa wanita lebih pas menjadi guru dan beberapa jurusan soft lainnya, ketimbang bekerja pada sektor-sektor yang lebih maskulin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau ucapan itu dikatakan pejabat UIN memang bisa jadi wajar , sebab mantan rektornya, Professor Azyumardi, ikut membenarkan teori Asghar Ali Engineer (Cendikiawan India) bahwa Al-Qur’an turun di tengah budaya patriarkal, sehingga bias gender dalam Al-Qur’an tak bisa dielakkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya kira benar. Secara historis, Al-Qur’an turun di tengah masyarakat Arab yang patriarkal (masyarakat yang didominasi laki-laki). Masyarakat waktu itu bukan hanya tribal oriented (yang berorientasi kabilah), tetapi juga male oriented (yang didominasi laki-laki). Perempuan Arab, yang kita tahu, ‘kan hampir tidak punya kedudukan apa-apa. Perempuan di mata keluarga adalah aib, sehingga hal ini yang menjadi salah satu alasan untuk mengubur hidup-hidup bayi perempuan.” Tukas Azyumardi tahun 2001 saat diwawancara Jaringan Islam Liberal. Realita itu benar, tapi jika kemudian Al Qur’an menjadi bias gender, ini harus diperdebatkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya itu, Azyumardi kemudian menyeret problem ketimpangan jender di Al Qur’an dengan membawa-bawa nama Tuhan. Ya, nama Tuhan dalam arti yang sesungguhnya dan bukan metafor. Menurut Azyumardi, kata ganti Tuhan yang dipakai Allah di Al Qur’an adalah bias gender. Al-Quran sendiri (dalam beberapa redaksinya) memang membahasakan Allah dengan kata ganti Dia (huwa). Di mana makna aslinya adalah dia laki-laki satu orang. Tetapi kita tahu, Al Qur’an bukan berarti ingin memberi kesimpulan bahwa Allah SWT sejatinya laki-laki, dan bukan perempuan. Karena Allah adalah Zat yang tidak memiliki jenis kelamim. Uniknya, Azyumardi ternyata memiliki pendapat lain. Dengarkan petikannya, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau kita menggunakan analisis semantik memang ada benarnya. Misalnya, seperti yang sering digugat oleh para aktivis gender tentang kata ganti Tuhan yang selalu dipakai adalah (dia laki-laki). Atau mungkin fi’il yang digunakan adalah fi’il mudzakkar (fi’il laki-laki).” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal, kalaulah Azyumardi dan gerombolan feminis lainnya mau membaca sejarah, pemakaian kata perempuan sebagai Tuhan tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan perempuan itu sendiri, bahkan bisa jadi sebaliknya. Di zaman Yunani, salah seorang dewa terkejam justru adalah perempuan, seperti Dewi Ker (nama perempuan zaman Yunani). Dalam mitologi Yunani, ia adalah dewi yang haus darah dan secara kejam merobek jiwa dari tubuh yang sekarat lalu mengirimnya ke dunia bawah. Ribuan Ker berterbangan di atas area pertempuran, dan jika ada manusia yang mati, maka para Ker akan saling berebut seperti burung pemakan bangkai. Para Ker sebenarnya tidak berkuasa atas hidup dan mati manusia, namun sifat haus darah mereka menjadikan para Ker berusaha membuat orang-orang mati. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya Ker, adalagi Eris. Dalam mitologi Yaunani, ia adalah dewi perselisihan. Karena kebiasaannya membuat pertengkaran, Eris akhirnya tidak turut diundang pada pesta pernikahan Peleus dan Thetis. Eris yang marah kemudian melemparkan sebuah apel emas bertuliskan "untuk yang tercantik" ke tengah-tengah pesta. Kejadian inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan Perang Troya. Nah, kalau sudah begini apakah Azyumardi dan Feminis lainnya ingin nama Allah diganti dengan “yang penting” perempuan? Kalau begitu ganti saja nama Tuhan kita dengan Ker. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka itu sejatinya, gagasan Feminis di Indonesia yang selama ini memakai klaim agama demi memulusukan misinya, tidak lebih sebagai penggugu tradisi feminis yang terjadi pada domain Kristen. Cross, F.L., dalam "The Oxford Dictionary of The Christian Church"dengan baik menuliskan fakta untuk memperkuat itu. Kata Cross, ide pokok dalam teologi feminis adalah keberatan terhadap tradisi kekristenan tentang hubungan antara perempuan dengan keilahian. Teolog-teolog feminis berpendapat bahwa perempuan dapat menggambarkan Allah, baik secara penuh maupun terbatas, sama seperti Allah yang digambarkan melalui laki-laki. Feminis juga berusaha untuk melihat kekayaan dan keterbatasan dari Alkitab dan literatur Kristen, serta berusaha untuk memberikan perubahan pemikiran, baik di Gereja maupun dalam institusi akademis. Jadi sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Islam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEXruzKNF1kFn3YwT2Vb2pzlP0BHZyPSnqD8JQuDY5x9YhV_7P4atyOOiiF3E8BDfD3vA741p8hUiuQp5wRBJ73oWYqFSPKoQjNFak1KB2b_EVJ6wAZetk9GoFuR4XFbNh05RUJQNBZjN/s1600/womens-bible-studies.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQEXruzKNF1kFn3YwT2Vb2pzlP0BHZyPSnqD8JQuDY5x9YhV_7P4atyOOiiF3E8BDfD3vA741p8hUiuQp5wRBJ73oWYqFSPKoQjNFak1KB2b_EVJ6wAZetk9GoFuR4XFbNh05RUJQNBZjN/s400/womens-bible-studies.png" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Celia Deane-Drummond, professor theologi di University of Chester, Inggris juga menyatakan demikian. Dalam bukunya, "Teologi dan Ekologi", Deane-Drummond melihat bahwa tradisi Kristen dimana Alkitab yang ditulis oleh laki-laki telah menekankan dominasi figur pria atas wanita. Hal itu membuat hubungan-hubungan hierarkis yang menekankan bapak sebagai kepala, yang pada perkembangannya membuat ketidakadilan bagi perempuan. Ini wajar, karena Kristen memang bermasalah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaimana mungkin sebuah kitab suci untuk rujukan umat manusia, justru ditulis oleh manusia itu sendiri. Bandingkan dengan tradisi Islam dimana Allah pernah menantang para penyembah berhala yang masih ragu dan menuduh Al Qur’an hanyalah karangan Nabi Muhammad saw. Allah mendokumentasikan ini di surah Al Baqarah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Al Baqarah: 23) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang dialami Kristen tidak pernah terjadi dalam dunia Islam. Para isteri Nabi saw. sendiri adalah para perempuan yang memikul tanggung jawab untuk mendidik kaum muslimin sebagai pengamalan dari perintah Allah swt. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sebutlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan Hikmah (sunnah nabimu). Sesungguhnya Allah adalah Maha lembut lagi Maha mengetahui.” (Al Ahzab: 34) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Al Qasimi dalam tafsirnya (jilid 13: 4859) mengungkapkan bahwa yang dimaksud ayat-ayat Allah ialah Al Qur’an, sedangkan Al Hikmah adalah sunnah Nabi saw. Oleh karena itu rumah-rumah Rasulullah saw. menjadi pusat pendidikan Islam selain di mesjid. Dan itu ikut membawa istri beliau-beliau sebagai pembangun peradaban. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aisyah radhiyallahu 'anha sendiri adalah isteri nabi yang mengambil bagian terbanyak dalam periwayatan hadis. Tercatat beliau meriwayatkan hadis hingga mencapai angka 2220 hadis. Maka tak heran, menurut Abdurrahman Al Baghdadi dalam bukunya “Emansipasi Dalam Islam”, pada gilirannya peran Aisyah dalam sejarah umat Islam sangat mewarnai fiqhul Islam, kehidupan berfikir, beragama, termasuk berpolitik bagi kaum muslimin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya, Ibnu Saad dalam karangannya “Tabaqaad” (jilid 2) dari Abu Musa radhiyallahu 'anhu menyatakan bahwa manakala sahabat Rasulullah saw. ragu akan suatu masalah, mereka segera menanyakannya kepada Aisyah. Dan menurut riwayat dari Qubaishah bin Dzuaib dinyatakan bahwa Aisyah tergolong perempuan yang paling luas ilmunya diantara manusia, sehingga orang-orang terkemuka dari sahabat nabi saw. menjadikan Aisyah sebagai tempat bertanya </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya, tidak hanya Aisyah, perempuan yang mampu membuat cetak sejarah gemilang dalam sejarah Islam. Beberapa wanita Islam lainnya tercatat menjadi masyhur dalam medan peperangan. Diantara nama-nama itu adalah Asma binti Abu Bakar Ashshidiq, Asma binti Yazid bin Asakan, Ummu Amarah, Nasibah binti Ka’ab dan sejumlah wanita lainnya. Namun apakah para feminis turut mendelegasikan peran perempuan dalam jihad? Tidak, karena standar keberhasilan mereka, justru ketika Islam menjadi mundur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keniscayaan sejarah bahwa wanita muslim memiliki peran dalam kehidupan, tidak membuat kemudian mereka besar kepada dan ikut-ikutan latah meminta bahwa mereka lebih tinggi dari pria. Aisyah pun tidak pernah merasa lebih tinggi dari Nabi. Dan sudah fitrahnya memang wanita ingin dilindungi oleh laki-laki. Allah berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Makanya, kebenaran ayat Qur’an bahwa laki-laki pelindung bagi perempuan menjadi keniscayaan. Bahwa semakin maraknya perempuan menguasai segala sektor tidak mesti membuat negara itu maju. Seperti disitir dari tulisan Hamid Fahmi, prosentase anggota parlemen di AS misalnya hanya 10.3% di Jepang 6.7%, di Singapura hanya 3.7%, sedangkan Indonesia 12.2%. meski begitu Indonesia juga tidak lebih maju dari AS, Singapura dan Jepang dalam semua bidang, khususnya pembangunan ekonomi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Timur seperti Jepang, Taiwan, Indonesia, Pakistan, India, Saudi, Mesir dsb total equality tidak benar-benar dikehendaki wanita. Di negeri-negeri itu profesi ibu rumah tangga masih banyak diminati. Di Jepang para wanita praktis tidak bekerja ketika menjadi istri dan mengurus keluarga. Tapi tidak ada pengaruh ekonomi yang signifikan terhadap Negara. Menarik… (Pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (5) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kamis, 15/09/2011 14:37 WIB</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgucmLlgI0AAMc9n6dIS6o3EWkS8GnNb2nz-wnYcoUwpq6M6kVcDhPTjG6_pdd0Ai09Qr3pmVwaTnmHWCNNGeOuSTyuAfOmoSPof7WLs3K7yYX_UdK-xZy-n-a9L5m8_lQUjcMRRfqps9ri/s1600/anak_kecil.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgucmLlgI0AAMc9n6dIS6o3EWkS8GnNb2nz-wnYcoUwpq6M6kVcDhPTjG6_pdd0Ai09Qr3pmVwaTnmHWCNNGeOuSTyuAfOmoSPof7WLs3K7yYX_UdK-xZy-n-a9L5m8_lQUjcMRRfqps9ri/s400/anak_kecil.gif" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang psikolog terlihat resah. Ia diberitahu oleh seorang psikolog muslim yang juga rekannya yang baru saja berhasil menasehati orangtua seorang anak. Pasalnya mungkin tidak sepele, psikolog muslim itu menerima aduan “unik” dari orang tua yang memiliki anak berusia tiga tahun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya anak ini memiliki kebiasaan tidak lazim. Ia sering terlihat tidak bisa tenang, mudah meledak dan, juga menyimpan kebiasaan aneh: kerap menggaruk-garuk (maaf) anusnya. Lalu sebagai seorang psikolog muslim, pada orangtua si anak, ia mengatakan bahwa tingkah laku anaknya normal. Dengan ilmum psikologinya, ia menganalisa perangai itu disebabkan karena anak sedang menjalani sebuah tahap perkembangan seksual yang normal pada masa anal. “Itu biasa, bu. Tidak usah khawatir,” begitu kira-kira pesan si psikolog muslim itu kepada sang ibu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar cerita ini, si psikolog tadi tercengang. Ia kaget mendapati seorang seorang psikolog muslim memberi nasehat dengan kata-kata seperti itu. Karena bagaimana tidak? Nasihat psikolog muslim tersebut nyata-nyata didasarkan pada teori Freud. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sigmund Freud menyatakan bahwa kepuasaan insting seksual seorang anak pada usia ini diperoleh dengan cara menahan dan mengeluarkan kotoran. Halitu akan sedikit banyak membuat anak kerap menggaruk bokongnya berkali-kali sebagai sebuah kenikmatan. Freud memang beranggapan sumber kebahagiaan manusia bukanlah agama, namun seksualitas. Agama justru sebaliknya. Ia adalah ilusi. Ilusi yang sengaja diciptakan manusia dari mimpi-mimpinya. Seperti jika kita berdoa, kita tahu Tuhan tidak terlihat, tapi Tuhan sengaja “dihadirkan” manusia agar yakin doanya makbul. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya kisah diatas dibacakan oleh DR. Malik Badri pada tahun 1975 dalam rapat tahunan ke-4 Perkumpulan Ilmuwan Sosial Muslim (AMSS) Amerika dan Kanada.DR. Malik Badri sendiri adalah seorang akademisi muslim asal Sudan yang kini mengajar di Fakultas Psikologi, Universitas Kebangsaan Malaysia. Saat itu secara lantang ia membawakan makalah berjudul “Psikolog Muslim dalam Liang Biawak”. Tulisan itu sendiri mengguncang denyut nadi tiap ilmuwan muslim yang hadir atas sekularisme ilmu yang melanda mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata akademisi yang beberapa bulan lalu sempat mengunjungi Indonesia itu, pemakaian kalimat “dalam lubang biawak” sengaja dipakainya karena bersumber dari hadis terkenal Nabi Muhammad SAW ketika beliau meramalkan bahwa akan tiba saatnya nanti orang-orang Islam secara membabi buta mengikuti cara hidup orang-orang Yahudi dan Kristen. “Hal ini dengan indahnya diungkapkan dalam pernyataan nabi: bahkan jika mereka masuk dalam lubang biawak sekalipun, orang Islam tanpa pikir panjang akan mengikutinya,” tulis DR. Malik Badri pada makalah yang kini telah menjadi buku berjudul “Dilema Psikolog Muslim”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya inflitrasi teori dari seorang pengikut mazhab Hasidisme Yahudi bernama Sigmund Freud itu betul-betul menghabisi harga diri perempuan. Tengoklah pengembangan ide yang digariskannya pada teori (maaf)penis envy (kecemburuan penis) miliknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Freud, anak perempuan pada usia tiga tahun memiliki kecemburuan pada anak lelaki. Mereka berkembang menjadi pribadi minder karena merasa iri tidak memiliki penis layaknya anak laki-laki. Mulai detik itu, kata Freud, perempuan mulai membenci dirinya. Ada perasaan tidak adil meliputi hati tiap wanita cilik. Mereka tidak terima nasib ditakdirkan Tuhan berbeda jenis kelamin dengan pria. Selanjutnya, terang psikologi Yahudi itu, jika hal ini tidak teratasi, anak cenderung menjadi pribadi introvert dan rendah diri pada masa dewasanya. Jadi masa lalu sangat mewarnai kehidupan masa depan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak hanya itu, Freud juga menguliti kepribadian anak-anak wanita dalam titik terendah. Kata Freud, anak wanita berumur tiga tahun memiliki keinginan untuk meniduri ayahnya, ya dalam arti sebenarnya. Kecintaan besarnya terhadap ayah, membuat anak perempuan diwarisi kedengkian terhadap seorang ibu. Inilah yang kemudian menjadi “sabda” dunia psikologi abad 20 atas apa yang disebut dengan Kompleks Oedipus. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Zakaria Ibrahim dalam bukunya ”Psikologi Wanita”membeberkan fakta yang lebih sadis lagi. Ia menemukan bahwa sebagian psikolog mengklaim proses inilah yang menyebabkan kenapa banyak anak perempuan senang menyiram kebun. Sebab dengan memegang selang air atau gagang penyiram, anak perempuan merasakan seolah-seolah sedang memegang penis dan kencing dengan jarak yang jauh. Pernahkah kita mendengar kisah Havlock Ellis tentang seorang pasien wanita yang tersentak begitu mendengar suara pancuran air mancur? Ya kira-kira seperti itu ide sinting Freud. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setali tiga uang namun beda ruang, seorang feminis, Simone de Beauvoir, berpendapat senada. Ia menilai bahwa pada gilirannya anak perempuan menemukan pengganti penis pada boneka. Padahal penis merupakan mainan alami bagi anak laki-laki karena ia menemukan alternatif dari keinginannya. Karenanya, kata De Beauvoir banyak para pendidik menggunakan media boneka bagi anak perempuan. Feminis Perancis yang menulis buku berjudul “The Second Sex” ini juga mengatakan jika perbedaan antara penis dan boneka adalah bentuk yang pertama memiliki kelebihan berupa aktivitas dan kemandirian ego, sedangkan boneka hanyalah sesuatu yang pasif tanpa memilki kemampuan yang egois, walupun menyerupai tubuh manusia sesungguhnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita lihat betapa hancurnya teori ini jika kemudian diadopsi para psikolog muslim, orangtua muslim, pendidik muslim, dan lain sebagainya baik secara langsung maupun tidak. Bahwa memang benar jika manusia dipengaruhi oleh masa lalu yang kelam, tapi tentunya tidak berarti manusia tenggelam menjadi korban masa lalu secara berkepanjangan. Allah berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Al Ahzab 70-71) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daniel Goleman, mantan redaktur sains tingkah laku di New York Times mengatakan bahwa gambaran Freud tentang diri manusia merupakan model paling dekat yang dapat diraih peradaban Barat. Di Seville, Spanyol pada tahun 1986 sekelompok ilmuwan bertemu, termasuk ahli-ahli psikologi, ilmuwan syaraf, ahli genetika, antropolog, dan ilmuwan politik, dan menyatakan bahwa tidak ada dasar ilmiah bagi anggapan bahwa manusia seperti yang digambarkan oleh Freud. Freud dinilai mengada-ada dan terlalu memaksakan percepatan kedewasaan psikologis manusia bahwa anak berumur tiga tahun sudah mempunyai birahi tinggi untuk meniduri orangtuanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa manusia pernah memiliki masa lalu, iya. Tapi tidak kemudian masa depan itu sudah ditentukan sejak dini. Karena banyak anak perempuan yang memiliki masa terkelam sekalipun bisa berubah seiring hidayah dan ketakwaan. Karena Islam tidak membunuh fitrah kebaikan. Bahwa manusia memiliki nafsu pasti, tapi Islam menggarisi bahwa nafsu seksual bisa disalurkan ketika wanita halal sudah digenggamnya. Akhirnya, Islam menjadikan pernikahan, bukan sekedar pelampiasan nafsu manusia, tapi lebih daripada itu, Islam menjadikannya sebagai jalan untuk membentuk generasi rabbani. Hasan Al Banna dalam Hadits Tsulasa, berkata.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kehidupan rumah tangga adalah ‘hayatul amal’. Ia diwarnai oleh beban-beban dan kewajiban. Landasan kehidupan rumah tangga bukan semata kesenangan dan romantika, melainkan tolong- menolong dalam memikul beban kehidupan dan beban dakwah…” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi jelas hadis Rasulullah, yang menentukan seorang manusia menjadi Majusi, Yahudi, dan Nashrani adalah orangtuanya. Tepatnya transfer pendidikan dari orangtua untuk terus menjaga ketakawaan anaknya, jadi bukan masalah alat kelamin. (pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (6) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Jumat, 23/09/2011 13:47 WIB </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Timbulnya sikap atau pandangan popular yang menyatakan bahwa anak selalu benar hanya akan membuat anak tidak bisa menghargai orangtuanya.” (Prof. Malik Badri, Psikolog Muslim) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dekade 2000-an adalah tanda dari ekspansi konsep pendidikan “Don’t say no to Children” yang menyapu para pemikiran orangtua, khususnya Ibu. Dalam konsep ini seorang Ibu diharamkan untuk menggunakan kata tidak/jangan pada anak-anak. Seperti ‘jangan bandel’, ‘jangan nakal’, ‘jangan malas’ dan lain sebagainya. Sebisa mungkin kata-kata itu dihindari dan diganti kalimat positif seperti menggunakan perintah ‘rajinlah’ sebagai kata ganti ‘jangan malas’. Sekilas konsep ini menarik, anak-anak diajarkan untuk lebih berani mengapresiasi diri. Orangtua pun digembleng untuk lebih ‘menghargai’ potensi anak untuk berkembang. Sebab, menurut konsep ini, pemakaian kalimat negatif cenderung mengekang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahwa kita harus menyertakan alasan ketika memakai kata jangan kepada anak, iya. Tapi penafian kata jangan dalam konsep pendidikan akan berbuah fatal. Karena dalam konsep pendidikan Islam penegasan itu sangat penting, karena Islam adalah sebuah agama dengan kandungan perintah dan juga larangan. Konsekuensi dari keimanan itu adalah bahwa Islam adalah agama yang akan mendelegasikan kata “jangan’ dalam firmanNya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh sebab itu, sebuah kalimat tauhid yang secara agung dikumandangkan oleh pria mulia bernama Lukmanul Hakim kepada anaknya didokumentasikan secara utuh dalam Al Qur’an. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adalah keunikan tersendiri jika kita mengkasi surat ini, lihatlah redaksi yang dipakai Lukman. Ia lebih memilih mengedepankan kata penafian, “Jangan mempersekutukan Allah”, ketimbang “Sembahlah Allah.” Sebab pendidikan anak dalam Islam adalah satu rel khusus dimana penegasan menjadi keniscayaan. Dan penegasan tidak dapat terjadi ketika menghilangkan separuh konsep larangan. Dengan memakai kata jangan, Lukman ingin menutup peluang pengakuan adanya Ilah lainnya yang patut disembah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya itu bukan satu-satunya kasus, dalam ayat lain Allah juga memakai kata jangan pada beberapa ayat, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan sebagai muslim.” (QS. Ali-Imran [3] : 102) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-walimu (pemimpin-pemimpinmu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 51) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh penampilan orang-orang kafir di berbagai negeri. Itu hanyalah kesenangan sejenak, kemudian tempat kembali mereka adalah (neraka) Jahannam, dan itulah tempat yang paling buruk. Namun bagi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya adalah surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya, sebagai tempat tinggal di sisi Allah. Apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran [3]: 196-198) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang di satu sisi kelemahan kebiasaan mengatakan tidak pada anak perlu dikritisi. Ini terjadi karena pada gilirannya, jamak terjadi perkataan tidak dibarengi oleh sebuah penjelasan. Ini yang harusnya dihindari, padahal jika kita kembali merujuk pada nasihan Lukmanul Hakim pada anaknya, perintah larangan dibarengi dengan maksud. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun membuang konsep 'jangan' dan 'tidak' pada anak, lebih buruk dari sekedar menghindari kata jangan pada anak. Malik Badri dalam bukunya, “Dilemma of Muslim Psychologist” pernah menyinggung hal ini. Menurutnya para psikolog muslim dan Arab kerap termakan dogma dari psikolog Barat yang menyatakan bahwa “orang tua selalu berada pada fihak yang salah. Sebaliknya berkembangnya sikap atau pandangan yang menyatakan bahwa “anak selalu benar” hanya akan membuat anak menjadi tidak bisa menghargai orangtuanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya seringkali mengatakan pada teman-teman yang penuh semangat belajar psikologi anak modern, khususnya terhadap mereka yang hidup di Negara-negara Barat dan dalam masyarakat Islam modern; ‘Jika Anda menginginkan anak-anak Anda tumbuh menjadi remaja yang suka meletakkan kaki atau sepatunya di meja ketika ia berbicara dengan Anda, seperti yang Anda lihat di Film-film Amerika; dan jika Anda menginginkan mereka menaruh Anda dan ibunya di tempat penitipan orang tua setelah Anda menjadi jompo, maka ikuti saja dengan membabi buta nasehat psikologi Barat itu'” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya konsep pelarangan kepada anak tidak saja datang dari dunia Islam. Anthony Storr, seorang psikiater asal Inggris yang banyak melahirkan buku, tidak lepas untuk berbicara mengenai hal itu. Dalam bukunya “The Integrity of Personality”, yang telah menjadi Doktor sejak tahun 1944, mengomentari sikap para psikolog yang tidak menyutujui sikap resktriktif (batasan atau pelarangan) orangtua kepada anaknya. Ia menulis, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“…orangtua terkadang mendapat dirinya diktritik hanya karena peran mereka sebagai orangtua. Orangtua dikatakan “baik” jika mereka menunjukkan sikap protektif atau melindungi, dan dikatakan “buruk” jika menunjukkan sikap restriktif atau mengadakan pembatasan-pembatasan: dank arena proteksi tidak mungkin dilakukan tanpa restriksi, maka tidak ada satu orangtua pun yang dapat melepaskan diri dari dua predikat yang saling bertentangan ini..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada perkembangannya, Malik Badri mewanti-wanti para orangtua muslim untuk berkaca kepada keruntuhan moral pada anak-anak Barat. Tragedi memudarnya sikap respek anak kepada orangtua diakibatkan dari lunaknya pemberian hukuman dari para orangtua. Dan Islam bersama kitab suci Al Qur’an sudah menetapkan relasi anak dan orangtua yang dibungkus sikap mulia. Dalam surah Al Israa, Allah berfirman, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Israa: 23-24) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jalur masuknya konsep “Don’t say no to children” bisa kita lihat sejak psikologi humanisme mengetuk pintu jiwa manusia modern tahun 1950-an. Pasca runtuhnya Psikoanalisa dan munculnya Behaviorisme, Barat masih belum dapat mendefinisikan manusia secara utuh. Jika psikoanalisa menyatakan tiap manusia ditakdirkan sakit dengan ketegangan libido yang membelitnya, maka Behaviorisme menginterupsi psikoanalisa dengan menampik faktor fisiologis sebagai keladi dari kepribadian manusia. Tokohnya adalah Ivan Pavlov disusul Edward Thorndike, John B. Watson, Albert Bandura, dan B.F Skinner. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia diciptakan dari hasil belajar, bukan masa lalu seperi klaim kaum psikoanalis. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; mereka hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah pada titik inilah, para psikolog tidak setuju. Mereka menilai gagasan kaum behavioris seperti merendahkan derajat manusia. Manusia ditafsirkan tidak memiliki jiwa karena hanya dibentuk oleh lingkungan. Padahal manusia memiliki potensi insani untuk mengubah lingkungan. Akhirnya tridente Yahudi Carl Rogers, Abraham Maslow, Erich Fromm dan lainnya menelurkan gagasan psikologi humanisme. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun pada gilirannya humanisme pun berkembang menjadi aliran psikologi yang begitu mengagungkan manusia. Mereka banyak terpengaaruh filsafat eksistensialisme yang terkenal dengan diktumnya Jean Paul Sartre bahwa "human is condemned to be free", manusia dikutuk untuk bebas. (pz/bersambung) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mengapa Yang Dihancurkan Yahudi Pertama Kali Adalah Wanita? (7-Habis) </b></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Kamis, 06/10/2011 13:34 WIB </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Angka Kelahiran Non Yahudi harus ditekan sekecil mungkin” (Zohar II 4B) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain Taurat dan Talmud, kitab lain yang sama pentingnya bagi Yahudi adalah Zohar. Menurut para rabbi Yahudi (ingat menurut versi para rabbi), kitab ini merupakan Mishnah ketika Nabi Musa berada di gunung Sinai. Beliau tidak mendiktekannya kepada Joshua (Jusa’ bin Nuh) atau kepada tetua Bani Israel tetapi kepada Nabi Harun secara langsung. Lalu Nabi Harun mendiktekannya kepada Eliyazar sehingga ajaran-ajaran lisan ini dikitabkan dan dinamakan Zohar yang berarti Cahaya. Kitab ini juga menjelaskan dan komentar terhadap Taurat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun pada gilirannya, kitab Zohar dipenuhi dengan ayat-ayat yang bersifat rahasia dan amsal. Ayat-ayat itu pun hanya dapat dipahami melalui Kitab Yetzerah, semacam kitab terjamah bagi penafsiran Zohar. Beberapa abad sesudah Masehi, di Eropa muncul kitab ajaran Kabbalah baru bernama Sefer Bahir, Kitab Cahaya. Ketiga kitab itu semuanyan diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa. Kitab-kitab itu memuat ajaran sangat suci bagi sekte kultus sesat, penyembahan kepada Iblis, dam menjadi buku pegangan gereja-gereja Iblis di seluruh dunia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu manifesto kaum Zionis yang terekam dalam Zohar adalah bagaimana menekan laju populasi bangsa Non Yahudi hingga pada titik terendah. Caranya bisa bermacam-macam, dari mulai dengan cara kasar seperti pembunuhan sampai cara halus layaknya penipuan seperti terekam dalam ayat lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Orang-orang Yahudi harus selalu berusaha untuk menipudaya orang-orang non-Yahudi.” (Zohar I, 168a) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keluarga Berencana selama ini dijadikan market Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto, demi perataan antara populasi penduduk dengan cadangan keuangan Negara. Rupanya menurut The Smilling General, banyaknya anak adalah keladi bangsa besar ini menjadi miskin. Maka tahun 1970-an ia meneken Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejatinya, Indonesia hanyalah satu dari circle yang digulirkan Zionis untuk menekan laju penduduk bumi. Di China mereka menjalankan Program Kebijakan Satu Anak atau jìhuà shēngyù zhèngcè. Lain lagi dengan negeri samba, disana orang-orang menyebut KB dengan Planejamento Familiar. Di India dijalankan kebijakan National Population Policy. Negeri beruang merah Uni Sovyet ada program perencanaan kependudukan yang mereka namakan Kontrolya V Oblasti Planirovaniya Sem’i Naseleniya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu siapakah Tokoh Yahudi modern yang ‘berjasa’ atas ini semua? Namanya memang tidak setenar Darwin, tapi gagasan Evolusionis tokoh Atheis itu merujuk padanya. Iya, dia pria itu bernama Thomas Robert Malthus (1766-1834) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Thomas Malthus, sejatinya adalah seorang pakar demografi Inggris sekaligus ekonom politk yang paling terkenal karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi Malthus, pertumbuhan sumber daya manusia tidak simetris dengan potensi sumber daya alam. Dalam An Essay on the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Pada titik inilah kekacauan akan terjadi. Dan apa yang diramalkan Darwin dengan nama Survival for the fittest akan menjadi keniscayaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya tesis Malthus juga tidak orisinal. Pandangan-pandangan Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekan-rekannya, terutama J.J Rousseau. Ya tokoh pendidikan anak, yang justru membuang lima anak haramnya ke rumah sakit pungut itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anehnya solusi yang ditawarkan Malthus untuk meredakan kemelut itu seakan menyelisihi Islam, yakni apa yang ia sebut sebagai preventive checks atau penundaan perkawinan. Ide Malthus itu kini dikampanyekan oleh salah satu lembaga KB di Indonesia dengan pemeran salah seorang artis ternama. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada gilirannya, ide Malthus yang masih sederhana dibuat menjadi praktis oleh kalangan Barat. Maka, muncullah kondom dari Maria Stopes (1880-1950). Alih-alih alat ini digunakan sebagai bagian dari kontrasepsi, namun pada gilirannya mereka justru mengkampanyekan seks bebas. Persis seperti penggiat HIV/AIDS era akhir zaman seperti sekarang. Bukan mengatasi akar masalahnya, namun hanya menambah masalah.Bahkan di Inggris pada tahun 2010,Maria Stopes Organization membuat sebuah layanan iklan untuk mengkampanyekan Aborsi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Penelitian menunjukan bahwa 42 persen orang usia dewasa masih belum mengetahui kemana mereka harus pergi untuk menyelesaikan masalah 'kehamilan yang tidak diinginkan' ini, meskipun dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa satu dari tiga wanita di Inggris telah melakukan aborsi satu kali seumur hidup mereka,'" ungkap Judy Douglas dari Maria Stopes kepada Sky News Online. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Iklan ini jelas memancing perdebatan karena ada sebagian pihak di Ingrris yang tidak menyetujui mengenai penayangan iklan ini salah satunya adalah salah satu LSM anti aborsi seperti Pro Life. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Islam sebagai agama mulia sepanjang zaman telah mengatur persoalan ini. Bahwa banyaknhya anak bukanlah petanda kemiskinan seperti yang digembar-gemborkan Malthus dan kronco Yahudinya di PBB. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karenanya, yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis pangan tidak lain adalah tangan-tangan tipu daya yang dimainkan kaum kapitalis, seperti terjadi di Somalia baru-baru ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah SWT berfirman, “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rizkinya.” (QS 11 : 6). Maka itu tak heran Aa Gym pernah berkata, “Kenapa kita takut akan rezeki Allah, gajah aja gak sekolah gemuk-gemuk. Plankton yang hidup didasar laut saja diberi rezeki, bagaimana dengan kita sebagai makhluk hidup yang mulia?” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi buat apa wanita muslim takut memiliki banyak anak? Bukankah Rasulullah pernah bersabda, “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]. Jadi, ayo para ibu muslim, cetak generasi bertauhid sebanyak-banyaknya! Allahua'lam. (pz/habis) eramuslim.com</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-22012715263318516272012-02-23T02:45:00.000-08:002012-02-23T02:48:22.423-08:00Bahagia Menurut Hamka<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHch0TQIPYh9qWtNmZIk91gLTltRll9vWbwix9Cw_yMFaL-ayGHODZS69HNCy6lH7M3wYkD-Q-YdqByrc0nXmr7Te1YRmpjwHl32IcC78W4qB38kx8bqp6dbW6nAoTlDQdBJYdRJGNagb/s1600/unduhan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrHch0TQIPYh9qWtNmZIk91gLTltRll9vWbwix9Cw_yMFaL-ayGHODZS69HNCy6lH7M3wYkD-Q-YdqByrc0nXmr7Te1YRmpjwHl32IcC78W4qB38kx8bqp6dbW6nAoTlDQdBJYdRJGNagb/s200/unduhan.jpg" width="156" /></a></div>
Prof. Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang lebih akrab dipanggil -- Buya Hamka -- dikenal sebagai ulama besar. Tafsir al-Azhar, karya utamanya, hingga kini banyak menjadi rujukan umat Islam di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Bagaimanakah uraiannya tentang jiwa yang “bahagia”? Kebahagiaan inilah yang senantiasa dicari orang. Sayangnya, banyak yang tersesat lantaran tidak tahu mesti mencarinya kemana, atau bahkan tidak tahu bahagia itu apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu letaknya pada harta. Akan tetapi yang berpikiran begini adalah orang yang putus asa dalam kemiskinannya. Hendak menjadi kaya namun selalu gagal. Kadang-kadang pendapatnya tak didengar orang lantaran ia miskin. Karena itu diputuskannyalah bahwa bahagia itu pada uang, bukan lainnya. Kaidahnya ini berasal dari hati yang kecewa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak juga yang tidak menemukan kebahagiaan meskipun ia sudah mencapai maksudnya. Contohnya adalah orang miskin yang mengejar kekayaan, sebab dalam bayangannya, jika kaya ia akan mampu menolong sesama. Akan tetapi, setelah kaya ia malah menjadi sombong dan kikir. Ada negarawan yang ketika menjadi anggota parlemen berjanji akan menolak segala kezaliman, namun setelah jadi Presiden atau Perdana Menteri justru ia sendiri yang menzalimi rakyatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya mereka yang menilai kebahagiaan dengan materi hanyalah orang-orang yang tertipu, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya memiliki harga sesuai kemampuan manusia untuk menghargainya. Buku yang sarat ilmu hanya akan dijual kiloan di pasar loak oleh para penjual yang tak mengerti isinya. Orang yang tak paham bedanya emas dan kuningan akan menjual keduanya dengan harga yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia juga punya kecenderungan untuk rindu pada sesuatu yang belum ada padanya, sebab segala isi dunia ini indahnya sebelum ada di tangan. Contohnya Rockefeller, yang sepanjang hidupnya mengejar kekayaan, namun setelah menjadi miliuner, semuanya itu tak lagi berarti. Di usianya yang sudah 97 tahun, ia hanya ingin agar dicukupkan hidupnya menjadi 100 tahun. Ternyata harta yang banyak itu tak mampu sekedar untuk membeli kekurangan yang tiga tahun, karena pada tahun itu juga ia wafat. Sesuatu yang belum kita miliki sering disangka menjanjikan kebahagiaan, namun manusia kerap kali tidak mampu menghargai apa-apa yang sudah dimilikinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Hamka, Islam mengajarkan pada manusia empat jalan untuk menuju kebahagiaan. Pertama, harus ada i’tiqad, yaitu motivasi yang benar-benar berasal dari dirinya sendiri. Kedua, yaqin, yaitu keyakinan yang kuat akan sesuatu yang sedang dikerjakannya. Ketiga, iman, yaitu yang lebih tinggi dari sekedar keyakinan, sehingga dibuktikan oleh lisan dan perbuatan. Tahap terakhir adalah ad-diin, yaitu penyerahan diri secara total kepada Allah, penghambaan diri yang sempurna. Mereka yang menjalankan ad-diin secara sempurna tidaklah merasa sedih berkepanjangan, lantaran mereka benar-benar yakin akan jalan yang telah Allah pilihkan untuknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada pula sifat-sifat yang menjauhkan manusia dari kebahagiaan, antara lain adalah takut mati. Pada dasarnya perasaan ini menimpa mereka yang tak tahu mati. Mereka tidak tahu kemana jiwa raganya pergi sesudah mati, atau disangka setelah tubuhnya hancur maka jiwanya pun ikut hancur, sedangkan alam ini kekal dan orang lain terus mengecap nikmat, sementara dirinya tak ada lagi di sana. Ada juga yang menyangka bahwa kematian itu adalah penyakit yang paling hebat. Akan tetapi semua penyakit ada obatnya, kecuali kematian, karena kematian itu bukanlah penyakit. Sebagian orang memang suka hidup lama tetapi tak suka tua. Pikiran semacam ini, menurut Hamka, tidaklah waras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam ajaran Islam, kematian adalah belas kasihan Tuhan kepada hamba-hamba-Nya. Manusia disuruh pergi ke dunia, dan kemudian dipanggil pulang. Agama menyadarkan kita bahwa kematian itu telah pasti bagi kita, dan karenanya, kita sungguh-sungguh berusaha memperbaiki hidup, agar sesudah hidup itu kita beroleh kematian yang nikmat adanya, yaitu kematian dalam keadaan memperoleh ridha Allah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang seringkali membayangkan apa yang akan dijumpainya sesudah mati. Mereka yang takut mati barangkali sudah menyadari dosanya lebih banyak daripada kebaikannya, sehingga takut kalau harus di-hisab. Tetapi ada pula orang seperti Bilal bin Rabah ra. yang mengatakan dirinya bahagia di saat menghadapi sakaratul mautnya, lantaran dengan kematian itulah ia bisa berkumpul kembali dengan Rasulullah saw. yang sangat ia cintai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oleh karena itu, pesan Hamka, jika ingin jadi orang kaya, maka cukupkanlah apa yang ada, peliharalah sifat qana’ah, jangan bernafsu mendapatkan kepunyaan orang lain, hiduplah sepenuhnya dalam ketaatan kepada Allah saja. Kekayaan hakiki ialah mencukupkan apa yang ada, baik banyak maupun sedikitnya, sebab ia adalah nikmat dari Allah. Jika kekayaan melimpah, ingatlah bahwa harta itu untuk menyokong amal dan ibadah. Harta tidak dicintai karena ia harta, melainkan hanya karena ia pemberian Allah, dan ia dipergunakan untuk sesuatu yang bermanfaat. Inilah jiwa yang bahagia! (***)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div style="text-align: right;">
<b>Oleh: Ir. Akmal </b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: right;">
<b>(Alumnus ITB, Peserta Program Kaderisasi Ulama DDII)</b></div>
</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-51572556613619098632012-02-23T02:40:00.002-08:002012-02-23T02:40:46.785-08:00Prof. Dr. Malik Badri: Psikologi Modern Tidak Netral<div style="text-align: justify;">
Lebih dari setengah abad menggeluti psikologi modern, pakar bernama lengkap Malik Babikir Badri ini dikenal luas lewat bukunya The Dilemma of Muslim Psychologists. Ketidakselektifan psikolog muslim, menurutnya, telah menyebabkan mereka mengikuti pola pikir dan pendekatan kaum Yahudi dan Kristen, meskipun cara itu berkualitas rendah dan tidak islami. Persis seperti dinyatakan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadis: “… bahkan jika mereka masuk ke dalam lubang biawak pun, orang Islam tanpa pikir panjang akan mengikutinya.” Yakni mengambil bulat-bulat psikologi Barat modern dan menerapkannya di dunia Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prof. Malik Badri lulus dari American University of Beirut tahun 1956, meraih doktor dari Universitas Leicester, Inggris 1961, dan mengantongi gelar profesor sejak 1971. Namanya tercatat sebagai Fellow dan Chartered Psychologist, British Psychological Society, anggota dewan pakar UNESCO, dan pendiri sekaligus presiden International Association of Muslim Psychologists. Kini ia tercatat sebagai pengajar di Universitas Islam Internasional Malaysia. </div>
<div style="text-align: justify;">
Di tengah beragam kesibukannya, pria asal Sudan kelahiran 16 Februari 1932 dan ayah tujuh anak ini, Senin (7/9) petang lalu menerima wartawan Islamia, Dr. Syamsuddin Arif, di kantornya, di kampus Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) Gombak, Kuala Lumpur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang melatari Anda menjadi ahli psikologi?</div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya saya ingin kuliah bidang farmasi. Namun, setelah mengambil mata kuliah psikologi, minat saya berubah. Apalagi waktu itu – tahun 1950-an -- psikologi sebagai disiplin tersendiri sama sekali belum dikenal. Di negara-negara Arab ketika itu psikologi hanya diajarkan sebagai cabang dari ilmu pendidikan. Kemudian secara pribadi sebagai Muslim saya juga tertarik untuk memahami ajaran agama saya terutama yang berkaitan dengan sains modern. Saya pikir, orang Islam harus belajar psikologi agar bisa menanggulangi berbagai krisis sosial yang diimpor dari Barat. Dua hal itulah yang mendorong saya untuk menekuni psikologi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak yang bilang gagasan ‘psikologi Islam’ itu omong kosong. Pendapat Anda?</div>
<div style="text-align: justify;">
Hemat saya, orang yang berpendapat seperti itu sesungguhnya tidak paham psikologi dan tidak tahu Islam. Ia tidak mengerti kedua-duanya. Kalau di Barat sendiri sekarang ini hampir tidak ada ahli psikologi yang mengingkari adanya ‘psikologi Islam’. Anehnya yang mengatakan tidak ada ‘psikologi Islam’ itu justru orang Islam yang masih yakin bahwa sebagai sebuah sains, psikologi itu netral. Padahal, para psikolog Barat saat ini mulai menyadari bahwa ilmu psikologi yang berkembang di Barat selama ini sesungguhnya terkait erat dengan nilai-nilai budaya mereka (culture-bound).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Artinya, psikologi Barat itu produk orang Barat dan untuk kebutuhan masyarakat Barat. Bahkan ahli-ahli psikologi di Inggris dan Perancis sekarang ini mulai mengeluhkan betapa kentalnya pengaruh kultur Amerika dalam psikologi kontemporer. Karena buku-buku rujukannya karangan psikolog-psikolog Amerika, maka mahasiswa Inggris dan Perancis sesudah lulus pun ikut-ikutan corak dan gaya psikologi Amerika. Padahal psikologi Amerika itu dasarnya adalah eksperimen terhadap binatang seperti tikus, monyet, kelinci, burung merpati dan mahasiswa yang kesimpulannya belum tentu berlaku untuk manusia atau konteks budaya di tempat lain. Itulah sebabnya sejak lama orang-orang Rusia menolak psikologi Amerika seraya membangun psikologi Rusia yang lebih sesuai dengan dan untuk orang Rusia. Mereka berupaya membuat teori-teori baru dan eksperimen tersendiri, seperti yang dilakukan Ivan Pavlop pada tahun 1960-an. Kritik terhadap psikologi modern yang sekular juga banyak dilontarkan oleh kalangan Katolik di Barat. Makanya, bagi saya, aneh kalau orang Islam masih menelan bulat-bulat psikologi dari Barat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa Anda jelaskan apa yang salah dengan psikologi modern?</div>
<div style="text-align: justify;">
Psikologi modern dibangun diatas asumsi-asumsi yang keliru tentang manusia. Apa hakikat manusia? Jawaban kepada pertanyaan inilah yang mendasari pelbagai teori psikologi tentang kepribadian. Misalnya teori Sigmund Freud yang mengajarkan bahwa manusia hanyalah hewan yang bertindak atas dorongan-dorongan seksual-agresif dari bawah-sadarnya. Dari sini ia membangun psikoterapinya. Cara mengobati orang sakit jiwa ialah dengan membawa si pasien keluar dari bawah-sadar ke alam sadarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada juga Watson, yang menganggap manusia tak lebih dari hewan yang perilakunya ditentukan sepenuhnya oleh lingkungan. Mereka ini tidak percaya akan wujudnya jiwa. Maka fokusnya hanya lingkungan. Bagaimana mengubah perilaku manusia dengan mengubah lingkungannya. Apakah Anda kira konsep mereka tentang manusia itu diperoleh dari penelitian di laboratorium? Tidak. Semua itu sebenarnya hasil reka-reka semata. Nah, sebagai Muslim, Anda tentu tidak bisa menerima pandangan-pandangan semacam itu. Konsep Islam tentang manusia kan lain. Maka psikologi kita pun mestinya berbeda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang Anda maksud dengan ‘dilemma psikolog Muslim’ itu apa?</div>
<div style="text-align: justify;">
Buku itu asalnya makalah yang saya tulis untuk pertemuan ikatan ahli ilmu sosial muslim Amerika tahun 1976. Judulnya “Muslim psychologists in the Lizard's hole” (psikolog muslim dalam lubang biawak) yang kemudian diterbitkan di Journal of Muslim Social Scientists, sebelum saya kembangkan menjadi buku. Yang ingin saya tegaskan ialah psikologi itu wilayah yang sangat luas, dimana hanya beberapa keping saja layak disebut sains, seperti neuropsikologi, psikofarmasi, psikokimia dan sebagainya. Sementara sebagian besarnya lebih tepat disebut sebagai ’pseudo-science’ – meminjam istilah psikolog kawakan Sigmund Koch. Ini penting diketahui oleh psikolog muslim, terutama ketika mengajar mahasiswa. Kita mesti selektif, pandai memilah dan memilih mana yang berguna dan mana yang bermasalah. Saya tidak mengatakan bahwa semua teori psikologi modern harus dibuang. Misalnya, kita jelas menolak asumsi psikologi behavioristik bahwa manusia itu hewan belaka. Tetapi terapi behavioristik yang menekankan pentingnya imbalan dan ganjaran boleh saja kita terapkan. Namun sebagai muslim alangkah baiknya kalau diikuti juga petunjuk dan tuntunan Islam dalam menangani penderita. Disinilah perlunya psikolog muslim juga memiliki wawasan keilmuan Islam yang memadai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pandangan Anda mengenai Islamisasi psikologi?</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya punya dua teori tentang Islamisasi. Pertama, yang saya namakan “Islamisasi A”, ialah bagaimana kita mengubah orang menjadi Muslim yang lebih baik. Adapun “Islamisasi B” ialah bagaimana menjadikan psikologi sebuah ilmu yang sesuai dan bermanfaat bagi umat Islam. To use Islam to help Muslims. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang mesti dilakukan untuk membangun psikologi Islam?</div>
<div style="text-align: justify;">
Membangun psikologi Islam tidak semudah membalik telapak tangan. Ia memerlukan kerja kolektif yang serius dan makan waktu lama. Prosesnya terdiri dari tiga tahap. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengkaji secara intensif karya-karya ilmuwan Muslim tentang jiwa manusia. Saya sendiri baru saja menyelesaikan sebuah buku tentang psikologi kognitif menurut al-Balkhi. Dalam hal ini saya tidak sependapat dengan sikap kalangan tertentu yang mencemooh kajian khazanah klasik. Sebab, kalau Anda perhatikan, orang-orang Barat sendiri selalu kembali kepada pemikir silam semisal Plato dan Aristotle dan membanggakan tokoh-tokoh dari kalangan mereka kepada mahasiswanya. Nah, semestinya kita juga mengenalkan para ilmuwan Muslim kita kepada mahasiswa dan masyarakat kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahap berikutnya, setelah kajian-kajian semacam itu dilakukan, mulailah sedikit demi sedikit membangun psikologi kita sendiri –psikologi yang berangkat dari kebutuhan dan worldview kita sebagai Muslim. Dan ini perlu dilakukan dengan sikap “seolah-olah psikologi Barat itu tidak ada sama sekali” (forgetting the Western psychology, as if there is no psychology at all!). Nah, sesudah itu baru kita coba gagas teori-teori dan metode-metode baru untuk riset dan terapi. Jadi, psikologi Islam itu bukan sekadar justifikasi ilmu Barat dengan dalil-dalil al-Qur’an dan Hadis. (***) insistnet.com</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-693728068731487440.post-21942398190400176072012-02-22T20:32:00.002-08:002012-02-22T21:41:55.860-08:00Palembang - Manna<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CS3AsAhkEwnecUoShIZtJTMnXIXWnCLDu6WN81HlIZHmD3OtXMoa0AsQbncsNtGw9hBAitL8EIqgOYQP0WziTX8DH-pYO9qTYIMAppWzaE5vuq630rwsHemWFWDDHI2RB2ZIH-DHDORY/s1600/Foto0450.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CS3AsAhkEwnecUoShIZtJTMnXIXWnCLDu6WN81HlIZHmD3OtXMoa0AsQbncsNtGw9hBAitL8EIqgOYQP0WziTX8DH-pYO9qTYIMAppWzaE5vuq630rwsHemWFWDDHI2RB2ZIH-DHDORY/s400/Foto0450.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE2ndbB9dpPyR5fraVE1PgLzZisdb_JEWXbaIGsx4-7V0wuaRKWrbHYImylpLLSp4l9ZWM0-EDZObqCwx3YPc6zFA-vg-eDN-avVtar5tH_zCaFJoMzhko3VM8pOhdD1Uap2Zf9xV1qxkO/s1600/Foto0453.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgE2ndbB9dpPyR5fraVE1PgLzZisdb_JEWXbaIGsx4-7V0wuaRKWrbHYImylpLLSp4l9ZWM0-EDZObqCwx3YPc6zFA-vg-eDN-avVtar5tH_zCaFJoMzhko3VM8pOhdD1Uap2Zf9xV1qxkO/s400/Foto0453.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1nV7MXOMGH9EoHbQc4NlEdY9tFWHfCWCmFUSI7FCQFMohs-uFdI98FSr3foLn4jRXrqQi2-zV8VI7zTux_Ij4uWBN3kOd9rYILYdbMpxHnTlsUIYkwiSKkmlrA8tgtTD4IK5I5FHdsES3/s1600/Foto0455.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1nV7MXOMGH9EoHbQc4NlEdY9tFWHfCWCmFUSI7FCQFMohs-uFdI98FSr3foLn4jRXrqQi2-zV8VI7zTux_Ij4uWBN3kOd9rYILYdbMpxHnTlsUIYkwiSKkmlrA8tgtTD4IK5I5FHdsES3/s400/Foto0455.jpg" width="400" /></a><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2JfSxN8MekxoPI0bfjTQYn70v9AYsypEQGdT6HDKSYfGEDd9l4XOENJtu4h5PDHdXaVzWmtqXTOczYOGrdIS5k8Yeqjy9P97OfqUv8zxdl-KMJErqX8J9iz-8jzGyLv9EhJSvdCmXtjRK/s1600/Foto0454.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2JfSxN8MekxoPI0bfjTQYn70v9AYsypEQGdT6HDKSYfGEDd9l4XOENJtu4h5PDHdXaVzWmtqXTOczYOGrdIS5k8Yeqjy9P97OfqUv8zxdl-KMJErqX8J9iz-8jzGyLv9EhJSvdCmXtjRK/s400/Foto0454.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLPwzw_c_YKwCCWwjbKgPaCCRHhWTND4QJflUu5NPh42nyiofRbR2xyQkc6B_vy_RprdskI46YztE2I0PPvmW8nNri97VlxJgHv0W4uG1fp5CF5iru2Yiulzcl7lf1aypW9L41rvUwEjdl/s1600/Foto0456.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLPwzw_c_YKwCCWwjbKgPaCCRHhWTND4QJflUu5NPh42nyiofRbR2xyQkc6B_vy_RprdskI46YztE2I0PPvmW8nNri97VlxJgHv0W4uG1fp5CF5iru2Yiulzcl7lf1aypW9L41rvUwEjdl/s400/Foto0456.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1GbMAmTJuToImqalLh2qG3JAnKLsGummZjvMLX9fUjxVLD8Ft0KZBPoFgq1dzminn4GmPWe5_hJHc7T2NYcbkevQgRFHeCgh5sbAJF2F9xheCvk2zsGEhE0xK7ww85pHrVuKatc4a9TLw/s1600/Foto0460.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1GbMAmTJuToImqalLh2qG3JAnKLsGummZjvMLX9fUjxVLD8Ft0KZBPoFgq1dzminn4GmPWe5_hJHc7T2NYcbkevQgRFHeCgh5sbAJF2F9xheCvk2zsGEhE0xK7ww85pHrVuKatc4a9TLw/s400/Foto0460.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5_paDD7b83veFCFtB6NFKPA8Ehyx2fAYQTcSYgIYCvjRMb6frHmX-ZeTzLjVD3yNIYvF1gMQt5yLDMR3gZNBa1xdJvMONF2zo2EXGvO6JF6CJEw-DvY9feZX46WUitPu-XWkMhTfKwov/s1600/Foto0467.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw5_paDD7b83veFCFtB6NFKPA8Ehyx2fAYQTcSYgIYCvjRMb6frHmX-ZeTzLjVD3yNIYvF1gMQt5yLDMR3gZNBa1xdJvMONF2zo2EXGvO6JF6CJEw-DvY9feZX46WUitPu-XWkMhTfKwov/s400/Foto0467.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvd9I060x0Bwt0iAt2XEt2hsSc2nTX9MRBVIesl-buYyHokd9AWxnF8yM_2mctzP0AnVc5zXPOWlcI5y3qBrPjXwWRtEk7VySPBULQQjr5-OumOLYT8RmCdzHZRYaMnRJIhoEL4qWccvzI/s1600/Foto0470.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvd9I060x0Bwt0iAt2XEt2hsSc2nTX9MRBVIesl-buYyHokd9AWxnF8yM_2mctzP0AnVc5zXPOWlcI5y3qBrPjXwWRtEk7VySPBULQQjr5-OumOLYT8RmCdzHZRYaMnRJIhoEL4qWccvzI/s400/Foto0470.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkrMyQvXXqMJWTzGjLZt4uKaJRNkz0jCIrGokd25v_jcdHITaDgNPqefdlUXDcjyHbuxdBCF2NWcvHUX1LkW8Y85mU3k3878GOGUfOw4AQYZ5XZ4Kn9Y7O0jivhO9bzxMie_xBrCT7nJDz/s1600/Foto0473.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkrMyQvXXqMJWTzGjLZt4uKaJRNkz0jCIrGokd25v_jcdHITaDgNPqefdlUXDcjyHbuxdBCF2NWcvHUX1LkW8Y85mU3k3878GOGUfOw4AQYZ5XZ4Kn9Y7O0jivhO9bzxMie_xBrCT7nJDz/s400/Foto0473.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqhR6r_PvH7WtxDyi9FVBUSb-Sky71U83PtZr1H0IDGI1lSsN1nyDD1RldFTgQW2J__MIt60sxkZle72A9xTohjje8GVSEpVUKjs2Bos0eU_SFUpRTT4oUXXILhQ3xi9eoRBg8TRLTieeC/s1600/Foto0485.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqhR6r_PvH7WtxDyi9FVBUSb-Sky71U83PtZr1H0IDGI1lSsN1nyDD1RldFTgQW2J__MIt60sxkZle72A9xTohjje8GVSEpVUKjs2Bos0eU_SFUpRTT4oUXXILhQ3xi9eoRBg8TRLTieeC/s400/Foto0485.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix4M6tqBjcUx7uVkSSmXDFSBvjc8T0EyyMbs0NJA79KS0U0DRXHJNLIVQmRYpRtBabutEmUl4c-e5aAcUMP7_xOymeLctUhmstYzlZFggnOh-pU3zif0eUc5ymoOtgbkRywbDuv7bVYjrg/s1600/Foto0512.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEix4M6tqBjcUx7uVkSSmXDFSBvjc8T0EyyMbs0NJA79KS0U0DRXHJNLIVQmRYpRtBabutEmUl4c-e5aAcUMP7_xOymeLctUhmstYzlZFggnOh-pU3zif0eUc5ymoOtgbkRywbDuv7bVYjrg/s400/Foto0512.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-dSj0lszyD2OUCo5e3GMKN5soJ9bm7x8fLfvDJO8Dv98dHe9v0xX44i0WFO3bbie1Ti8GvXmqWbsVICXS0w6I1xHwY2Rp7OGRzPTDWl3yLgSWXA5xeSdEaleXANLVDBgf_rB1RFeI3Hy/s1600/Foto0516.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhy-dSj0lszyD2OUCo5e3GMKN5soJ9bm7x8fLfvDJO8Dv98dHe9v0xX44i0WFO3bbie1Ti8GvXmqWbsVICXS0w6I1xHwY2Rp7OGRzPTDWl3yLgSWXA5xeSdEaleXANLVDBgf_rB1RFeI3Hy/s400/Foto0516.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSZ1ncxJM0l_d9I4Rdw3weX-6yKohOb1JTsSkP-kFsDJuudmxZ9Xo2gn4mF5QZNEmPsdqo9tJwifT8BtQ4ZYKr0Q4aFfuy-XfsTK2beOpqqNKEHYHBwbMq0KgcD0eU5eZkrVMnkJH76W-8/s1600/Foto0548.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSZ1ncxJM0l_d9I4Rdw3weX-6yKohOb1JTsSkP-kFsDJuudmxZ9Xo2gn4mF5QZNEmPsdqo9tJwifT8BtQ4ZYKr0Q4aFfuy-XfsTK2beOpqqNKEHYHBwbMq0KgcD0eU5eZkrVMnkJH76W-8/s400/Foto0548.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfaOEIiEjPDhMiPjhwU2g48UMaJ0A1QIVFZkZy8b0FAa13lW9n5_YO4u5z7kEnpKF4YNoJ6PJ7q9CWjSHz77_X_x18dk21No7WPjAjSSstQ6LHehNC1PzpooKIs3CweloQo9SB2SbFFSFx/s1600/Foto0557.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfaOEIiEjPDhMiPjhwU2g48UMaJ0A1QIVFZkZy8b0FAa13lW9n5_YO4u5z7kEnpKF4YNoJ6PJ7q9CWjSHz77_X_x18dk21No7WPjAjSSstQ6LHehNC1PzpooKIs3CweloQo9SB2SbFFSFx/s400/Foto0557.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUBsHeNfMFlcMpi5UgkgGJWrtp7VWXzkbhiydMLTnPqPf4zgu8XZSeMxNtaQe4UUQLjruXbAJBV2SxJ663xuwZKdf0sWNZSWb53P7zUbjuTSvih3bJ74z3gKgy_rVLKmlBC6iShyphenhyphenMRopyJ/s1600/Foto0560.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUBsHeNfMFlcMpi5UgkgGJWrtp7VWXzkbhiydMLTnPqPf4zgu8XZSeMxNtaQe4UUQLjruXbAJBV2SxJ663xuwZKdf0sWNZSWb53P7zUbjuTSvih3bJ74z3gKgy_rVLKmlBC6iShyphenhyphenMRopyJ/s400/Foto0560.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvtfGdoGy4Fc4Oi3rkc6KblG2bvU-wJaVpT3WM1Ylc2xrQ_xcMezNvPkpAV87eSrLh9WkDcyiO3AwuY3yLyzdj6TVEFSYEvXQwEE9QO_WFWWT3gLebVoYr1xHfqKG-uG5QHwV6eu5Obqn-/s1600/Foto0562.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvtfGdoGy4Fc4Oi3rkc6KblG2bvU-wJaVpT3WM1Ylc2xrQ_xcMezNvPkpAV87eSrLh9WkDcyiO3AwuY3yLyzdj6TVEFSYEvXQwEE9QO_WFWWT3gLebVoYr1xHfqKG-uG5QHwV6eu5Obqn-/s400/Foto0562.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPNHZGsw0Y2166QZvAOv_NMPGlkcm1cvrUaJCbYcn48yB_rixYWiwjWzTQa7V8G6lfzppcMYms3jSLI-0FMIQPOe_y6FKwOwYls6GT5loOgL07qRCuCVsFD55pQp4lRPzckBav9dxXRdab/s1600/Foto0565.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPNHZGsw0Y2166QZvAOv_NMPGlkcm1cvrUaJCbYcn48yB_rixYWiwjWzTQa7V8G6lfzppcMYms3jSLI-0FMIQPOe_y6FKwOwYls6GT5loOgL07qRCuCVsFD55pQp4lRPzckBav9dxXRdab/s400/Foto0565.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbNKZP_ChX-OQLq2W4zqAUmvvSHbyoqyab7E5Yu7SOtZ90UnHHlqDcxcEq7u3Z4kRPn8khunMqMvvIB98r2vEsFIoCgEJi78j6PXAy68J2afxofxIfZuBv6xqh4tOvhV2B3UA_a4j30LUN/s1600/Foto0568.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbNKZP_ChX-OQLq2W4zqAUmvvSHbyoqyab7E5Yu7SOtZ90UnHHlqDcxcEq7u3Z4kRPn8khunMqMvvIB98r2vEsFIoCgEJi78j6PXAy68J2afxofxIfZuBv6xqh4tOvhV2B3UA_a4j30LUN/s400/Foto0568.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZe3Gs_tWMbHvOejN7dM3rvz-l3QBzyP2rYJ3EqRh3BABe9_XVtxfMRGhDsNVwvci2-tW784BRM8j8RCxy6d6V8neKqTAtzQpifMOR0BSrYo7vBHgGw6bGYX99Sp0zfay83k0vk4MjrxrE/s1600/Foto0589.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZe3Gs_tWMbHvOejN7dM3rvz-l3QBzyP2rYJ3EqRh3BABe9_XVtxfMRGhDsNVwvci2-tW784BRM8j8RCxy6d6V8neKqTAtzQpifMOR0BSrYo7vBHgGw6bGYX99Sp0zfay83k0vk4MjrxrE/s400/Foto0589.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXnvDdS66456mSQKgGgRv7c1ovUJUozMzdewC_KUNiR662kogiWvfHSKOa3jbFNqrov6rnEs1ZC9vZSHlArxO9-NJLDKJHV-ayTcnlJkrf6QYn_9c8dnspbwSqIE-96uGlrm8Omxz8LOfq/s1600/Foto0597.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXnvDdS66456mSQKgGgRv7c1ovUJUozMzdewC_KUNiR662kogiWvfHSKOa3jbFNqrov6rnEs1ZC9vZSHlArxO9-NJLDKJHV-ayTcnlJkrf6QYn_9c8dnspbwSqIE-96uGlrm8Omxz8LOfq/s400/Foto0597.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwin5BriXjvBdYWO1TU4OVeU55IOgaeAimn_1YnkG4wgErO6FVr35MRH-0IyEkXKAWjYW1WD23G3RIJv4mA2tcpsd9EXAVIKAmEfW9pdxFPcmbv3ybljPbYcjRJnl17OMF7jp24nq8WtN/s1600/Foto0599.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQwin5BriXjvBdYWO1TU4OVeU55IOgaeAimn_1YnkG4wgErO6FVr35MRH-0IyEkXKAWjYW1WD23G3RIJv4mA2tcpsd9EXAVIKAmEfW9pdxFPcmbv3ybljPbYcjRJnl17OMF7jp24nq8WtN/s400/Foto0599.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYVrQ0yuKPGkmzoify1y11mVUy7TyvP__juUZATvDhBE34WQpyPtDTMN7vtd88Kgdb8kncKgoP7Mg2rH8QhmIuuTLDkzzZpSKOBvfim062L9f_m8sfszCP1bxRFwb_ZIguY6F9k-y1gdWn/s1600/Foto0612.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYVrQ0yuKPGkmzoify1y11mVUy7TyvP__juUZATvDhBE34WQpyPtDTMN7vtd88Kgdb8kncKgoP7Mg2rH8QhmIuuTLDkzzZpSKOBvfim062L9f_m8sfszCP1bxRFwb_ZIguY6F9k-y1gdWn/s400/Foto0612.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXPWX8Ef-jfIM1PrMhutRc0slXnp-Wbo1_dDYI3PmnmyJoyNjzRIirjQT0z9xNd1Cpkcrjf9TkRa6IggczOrQMutxGdQAxRO6u0dQnWWmRCPG2gpt51YyiemfZauYiF376rQ6vpc2jsIMv/s1600/Foto0614.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXPWX8Ef-jfIM1PrMhutRc0slXnp-Wbo1_dDYI3PmnmyJoyNjzRIirjQT0z9xNd1Cpkcrjf9TkRa6IggczOrQMutxGdQAxRO6u0dQnWWmRCPG2gpt51YyiemfZauYiF376rQ6vpc2jsIMv/s400/Foto0614.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyKOaQbQeKzxmEIk-maoHK6KvKvhVqoGUj-bG39LxyZQxGw3UrZX2Li4Q6rKV5ZV1jzEpp17NjSVWZ92LJ5fgbPFrt-Piaxm5q_-lxnP0Jriu9Zg9NYwESzGHNB0rwWxsS2e2kcsStRWH_/s1600/Foto0625.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyKOaQbQeKzxmEIk-maoHK6KvKvhVqoGUj-bG39LxyZQxGw3UrZX2Li4Q6rKV5ZV1jzEpp17NjSVWZ92LJ5fgbPFrt-Piaxm5q_-lxnP0Jriu9Zg9NYwESzGHNB0rwWxsS2e2kcsStRWH_/s400/Foto0625.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE4rDDE2L3KIgtv-3tr9MZLcpA-tY4I9yikZbkQRi71NvLFpix7ZdEthCWnnuWZhiU9eDCGls7vmmJVLNancoTnM8WU7dHjvcVrE1pYCI96AJyw0h-vJoSuPSB1gO0cwi6WVXRwqN6QCPB/s1600/Foto0627.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE4rDDE2L3KIgtv-3tr9MZLcpA-tY4I9yikZbkQRi71NvLFpix7ZdEthCWnnuWZhiU9eDCGls7vmmJVLNancoTnM8WU7dHjvcVrE1pYCI96AJyw0h-vJoSuPSB1gO0cwi6WVXRwqN6QCPB/s400/Foto0627.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxAzQe65LW96-00EO9Eqhck9Kp_1b-26D8kw5fgZCDYKcsuc_i876o0KFj7YCEZkTC23DAfRG3_1X2Bt9mzvoUgPUIsxKmES6GunC4fYRnxjc5VUVsA-kFYUNkcLftFW9G9dXO2jO8rVkC/s1600/Foto0630.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxAzQe65LW96-00EO9Eqhck9Kp_1b-26D8kw5fgZCDYKcsuc_i876o0KFj7YCEZkTC23DAfRG3_1X2Bt9mzvoUgPUIsxKmES6GunC4fYRnxjc5VUVsA-kFYUNkcLftFW9G9dXO2jO8rVkC/s400/Foto0630.jpg" width="400" /></a></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0