. . . "Selamat Datang Semoga Bisa Menjadi Sarana Mempererat Ukhuwah" "Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah." Ballighu Annii Walau Ayyah

“Ahad!”

Satu kata cinta Bilal

“Selimuti aku…!”

Dua kata cinta Sang Nabi

“Islammu, itulah maharku!”

Tiga kata cinta Ummu Sulaim

“Ya Rasulullah, saya percaya…!”

Empat kata cinta Abu Bakr

“Ya Rasulullah, izinkan kupenggal lehernya!”

Lima kata cinta Umar

Selasa, 26 April 2011

Sepotong Episode

"Selamat datang di zona ketabahan berkadar tinggi, karena di zona ini tak hanya dituntut untuk kuat, tapi juga bisa menguatkan. Tak hanya semangat, tapi juga bisa menyemangati. Jangan sekali-kali mengharap sanjungan dari manusia, namun bersiaplah mendapat caci maki dan gunjingan" !!!

*matesih

About me.
Kehidupan kecil yang berada jauh dari glamour kota, menyepi terisolasi dipedesaan jauh pedalaman. Menempati rumah mungil merupakan rumah dinas guru, dengan dua kamar, ruang tamu dan ruang makan, itu saja. Bernyanyi bermain bersama alam, menyambut secerca cahaya mentari terbetik harapan menjulang tinggi dengan cita-cita. Saya adalah asisten pribadi kakak saya yang setia bertanggung jawab atas setiap misi eksprimen yang lakukan dalam membongkar entah itu mainan yang baru dibelikan atau bahkan alat-alat elektronik terkadang jadi sasaran. Perbedaannya saya dengan kakak saya dia adalah orang yang setia dirumah “at home” sedangkan saya adalah orang petualang yang suka menjelajah alam, pergi ikut berburu, mencari burung, mencari ikan, ikut tetangga pergi kesawah walau mulai SMA saya lebih senang dirumah menggantikan peran Ibu tercinta “jadi koki”.

Ibu dan Bapak tercinta adalah orang yang berperan dalam mendidik kami. Didikan dari orang tua yang membuka hati dan pikiran untuk dapat bercita-cita, terbang tinggi bersama pelangi. Masa SMP akhir saya mulai menyadari betapa luar biasa arti sebuah didikan orang tua yang membentuk karakter seorang anak. “Persona” pelajaran yang baru aku dapatkan dibangku kuliah, kita sampai sekarang berusaha untuk selalu memakai topeng yang akan membelenggu kita, hidup penuh dengan kepura-puraan. Bahkan kitapun belum siap untuk menerima orang lain tanpa ”topeng”, no body is ferfect hal inilah membuat kekuatan untuk dapat menerima segala kekurangan diri sendiri atau orang lain. Ibu adalah sosok yang saya kagumi pribadi yang unik, paling senang lihat Ibu kalau lagi marah sambil bekerja membersihkan rumah, karena saya tidak beres melaksanakan tugas ini (oh,, maafkan anakmu) atau paling seru ketika sedang masak bersama dengan Ibu pasti ada aja perang beda bumbu (aku merindukan). Bapak adalah pribadi yang mengajarkan kesederhanaan, tauladan yang nyata dalam hidupku. Tidak terbesit kata-kata berisi ungkapan mendamba sesuatu yang muluk-muluk atau mengikuti trend kehidupan yang flexible, Bapak mengajarkan kami harapan kehidupan menjadi orang besar yang terlahir dari orang kecil lewat motivasi cerita tokoh-tokoh terkemuka, memberi manfaat kepada orang lain. Bapak sosok orang pendiam tidak pernah marah, selalu menempatkan diri mengalah. Sekali lagi teladan dengan sikap adalah hal terbaik bukan dengan kata-kata saja. Titip salam rindu untuk Bapak dan Ibu lewat tulisan ini.

*mqfm SoLo
Sekapur Sirih

Masa sepuluh tahun lalu jauh berbeda dengan saat ini, tatkala setiap insan bernyanyi bersama alam, bangun tidur dengan jelanga lampu dihidung. Sekarang lebih akrab dengan perumahan dan penggundulan hutan. Perkembangan pesat yang terjadi seiring masuknya listrik, dan fasilitas asgor “aspal goreng” memberi dampak yang luas. Transformasi informasi melalui media seakan tak dapat dibendung menjejali ruang-ruang rumah tangga. Tidak dapat dipungkiri dampak positif dan negatif terjadi dikomunitas masyarakat. Media komunikasi adalah jalan penyampaian informasi yang ingin disampaikan, perang media nampaknya tidak seimbang, terjadi karena pemilik modal dan orang yang mengerti akan peran strategis media informasi. Ketertarikan terhadap radio dimulai masa kecil, radio merupakan barang aneh tanpa sambungan perantara bisa menerima suara itulah pikiran yang muncul dibenak. Saya dimasa kecil sudah bisa membedakan siaran FM dan MW atau AM, dimasa kecil ada dua radio ditempat saya yang masih diingat yaitu radio Framara FM dan Radio Nusa Indah”rasis tania” difrekuensi AM.


Tidak terlepas dari ”dua saudara” yang ingin menandingi penemu bersaudara pesawat terbang, saya dan kakak saya terus ”meneliti” terkait dengan radio mulai pesawat penerima sampai dengan pemancar radio. Dimasa SD (jarak dengan kakak terpaut 3 tahun) kami sudah berhasil memanipulasi ”wireless microphone” sebagai pemancar mini difrekuensi fm dengan jarak tidak lebih beberapa meter saja. Misi ini merupakan sebagian kecil dari misi kami, maka tidak heran masa SMP kakak saya sudah menerima orderan perbaikan alat elektronik yang terus berdatangan walau tidak pernah diiklankan (heee,hee,,), sedangkan saya tetap jadi asisten setia yang mengelola segala sesuatu sampai masalah keuangan sekalipun (maklum buat nabung beli perlangkapan eksprimen yang lebih banyak gagalnya). Kembali kemasalah radio kami fokus kepada pemancar dan akhirnya cita-cita itu terwujud pada tahun 2004. Berawal dari iseng memutar lagu dicompact disk ”dewi asmara”, dimonitor oleh pemuda desa dan langsung menyamperi dirumah memberikan usul agar sekalian benar-benar mendirikan radio. Akhirnya dibawah label menajemen karang taruna ”Amphibi” didirikanlah radio komunitas dengan nama ”The Funky FM”. Hal unik yang terjadi dengan nama radio, sempat terjadi tarik ulur, ide nama The Funky digagas oleh adik dari teman yang menyuplai kaset-kaset untuk kebutuhan siaran. Anda jangan membayangkankan content siaran yang diusung selaras dengan nama radio ini, sebenarnya ini pula penyebab perbedaan penamaan selain kata yang tidak familiar dimasyarakat notabene pedesaan.

Semua dari nol, tidak ada yang mengerti tentang radio sedikitpun kalau masalah cangkul mencangkul, bersawah, bertani, berkebun semua adalah ahlinya. Bermodal nekat dan semangat yang tinggi menjunjung prinsip gotong royong terukir seperti tower antena radio (biar keren bukan tiang) berdiri angkuh membelah angkasa bumi ”sekundang setungguan” Bengkulu Selatan, terbuat dari pohon bambu ”manyan” (nama jenis bambu) bersandar diatas pohon manggis. Tujuan itu adalah hal yang pasti kami ketahui ”menghibur” dan ternyata ini adalah hal penting yang perlu ditetapkan. Tidak ada istilah Produser, Music Director, Production House, Traffic, Finance atau apalah istilah dalam radio. Semua berjalan dari satu siaran kesiaran berikutnya yang penuh dengan kritikan baik sesama person atau dari pendengar. Siapa nyana The funky akhirnya bisa eksis dipuncak kejayaan walau akhirnya hilang ditelan masa. Tulisan ini berawal dari pengalaman seorang yang mendeklrasikan diri sendiri sebagai penyiar termuda di Bengkulu Selatan dimasa kecil.

*karimun java
Api itu masih menyala didalam sekam walau tidak kau lihat nyalanya apalagi cahayanya !!!
"Bermimpi dan Bercita-citalah Kawan"

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites