. . . "Selamat Datang Semoga Bisa Menjadi Sarana Mempererat Ukhuwah" "Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah." Ballighu Annii Walau Ayyah

“Ahad!”

Satu kata cinta Bilal

“Selimuti aku…!”

Dua kata cinta Sang Nabi

“Islammu, itulah maharku!”

Tiga kata cinta Ummu Sulaim

“Ya Rasulullah, saya percaya…!”

Empat kata cinta Abu Bakr

“Ya Rasulullah, izinkan kupenggal lehernya!”

Lima kata cinta Umar

Rabu, 17 Agustus 2011

"Musafir Cinta Cita dan Asa"


Sama sekali tidak pernah terlintas dibenakku untuk bermusafir atau istilah yang sering kita dengar "merantau". Nothing !!! tidak ada sama sekali ada dalam kamus kehidupanku. Masih jelas didalam ingatan akan cerita tentang kehidupan pesantren atau panti-panti penitipan anak yang notabenenya mereka dijauhkan dari orang tua dan sanak kerabat menjadi senjata sehari-hari orang tua untuk menakuti anak-anaknya agar tidak "bandel". Entah angin apa yang membuat arah kehidupanku berubah begitu cepatnya, kurasakan bukanlah seperti siang tergantikan oleh malam atau sebaliknya malam digantikan siang yang masih dapat terlihat akan tanda perubahan itu.

Memang secara tidak disadari diriku hampir saja menjadi anak bontot karena barangkali orang tua termakan propaganda melemahkan umat Islam dengan progam KB, syukurlah akhirnya masih dikaruniakan oleh Allah adik walau terpaut oleh usia yang cukup jauh. Rongrongan dari orang tua menjadi naungan yang nyaman untuk menghadapi bahaya yang mengancam menjadikan pribadi yang selalu bergantung pada manusia yang pada akhirnya dapat mensekutukan Allah. Banyak hal yang dapat direguk dari kehidupan seorang musafir yang dapat menjadikan pribadi-pribadi tangguh didalam menjalani kehidupan atau malah sebaliknya menuhankan dirinya sebagai orang yang berkuasa dimuka bumi ini. Proses pendewasaan diri yang instant didapat dari seorang musafir, tawakalnya pada Allah menjadi senjata utama dalam menghadapi setiap masalah. Keegoan diri dipertaruhkan diatas hawa nafsu yang membelengu diri itulah mengapa Allah memerintahkan juga kita untuk bermusafir. Tetapi bagaimana kalau yang terbentur dengan masalah sar'i ? Ah jangan khawatir sahabatku, ada jawabannya yang dapat menjawab pertanyaan ini yaitu dengan "MENIKAH". Setealah melakukan perunungan serta kajian yang mendalam bahwa hidup ini hanyalah untuk Allah niscaya semuanya akan menjadi mudah. Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ’alamin  ^_^

Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air mejadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan..
- Imam Syafii -

bumi Sriwijaya'18ramadhan1432H

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites