. . . "Selamat Datang Semoga Bisa Menjadi Sarana Mempererat Ukhuwah" "Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah." Ballighu Annii Walau Ayyah

Selasa, 28 Februari 2012

Merebaknya New Age Movement


Julia Maria van Tiel
Doktor Antropologi Kesehatan, menetap di Belanda

Belakangan, buku bernapaskan 
New Age Movement (Gerakan Zaman Baru atau GZB) banyak bertebaran di toko buku di Indonesia. Harganya terjangkau. Tak jarang dibumbui kata “best seller”. Judulnya menggiurkan. Sebut saja, Super Cerdas dengan Aktivasi Otak Tengah; Dahsyatnya Otak Tengah;  The Power of Blessing; Unlimited the Potency of the Brain; Spiritual Company; atau Revolusi IQ/EQ/SQ. Yang luar biasa banyak jumlahnya, buku-buku hypnoparenting dan hypnotherapy.
Aneka pelatihan terkait GZB juga marak digelar. Contohnya pelatihan body-mind-soul for succses, forgiveness teraphy, dan self healing. Lalu, ada pelatihan motivasi Neurolinguistic Programing (NLP) dengan teknik hypnose yang sedang populer.
Buku asing yang diterjemahkan juga gampang ditemui. Di antaranya, The Secret dari Rhonda Byrne, buku Sai Baba, Fritjof Capra, Danah Zohar, dan Stephen Covey. Mereka adalah tokoh GZB kaliber dunia.
Kini, telah beredar The Third Jesus karangan terbaru Depaak Chopra. Di Belanda, buku GZB tempatnya di rak buku esoteri atau spiritualitas. Buku terjemahan dari bahasa Inggris ke bahasa Belanda, di bagian bawah buku selalu ditulis dengan huruf besar:New Age. Pembaca tidak akan keliru menyangka bahwa itu buku pendidikan, bisnis, agama, kesehatan, kedokteran, ataupun buku psikologi.
Sebaliknya, di Tanah Air, kondisinya mengkhawatirkan. Di toko buku yang ada rak: psikologi, kesehatan, ekonomi, dan agama, bercampur dengan buku GZB. Para pembaca tak mengerti di belakang itu semua ada sebuah gerakan spiritual GZB yang mempunyai cita-cita New World Orderdi bawah kepemimpinan New Age Movement.
Penulisnya pun tak sungkan mengaku ilmiah, penemuan baru, modern, dan fenomenal. Apalagi, pemaparannya menggunakan teori-teori psikologi, neuroscience, fisika modern, bahkan menggunakan penjelasan ayat Alquran, hadis Nabi, maupun penjelasan surat dari kitab Injil.
Banyak buku GZB ini sinkretik dengan agama, misalnya dengan agama Islam. Contohnya, buku spiritual yang mengulas keberadaan God Spot pada diri manusiam tetapi juga membahas Rukun Iman dan Rukun Islam. Padahal, God Spot merupakan ciri kepercayaan GZB.
Ilmu kedokteran yang sedang populer menjadi pemoles GZB adalah neuroscience. Konsep ini memaparkan anatomi dan cara kerja otak. Misalnya, penggunaan neurofeedback (atau metode turunannya) yang diinformasikan bisa memberikan efek positif yang dahsyat. Klaimnya, meningkatkan konsentrasi, menyeimbangkan hormon, dan meningkatkan kecerdasan, tetapi tidak akan kita temui dalam ilmiah.
Ada pula yang membahas soal gelombang otak yang bisa ditingkatkan kehebatannya. Orang dijanjikan dapat memiliki kemampuan membaca di balik tembok, mengobati orang, atau membaca buku tanpa melihat, tetapi cukup dengan menyentuhnya saja.
Selain ramai dengan penjelasan neuroscience,/ ada pula gembar-gembor tentang energi dahsyat dari gelombang otak. Teori fisika kuantum yang sebenarnya pseudo-ilmiah menjadi landasannya. Coba saja telusuri Skeptic Dictionary dengan kata kunci quantum physic. Berbagai penyalahgunaan ilmu dan pseudo-ilmiah yang banyak digunakan oleh GZB ada di sana. Fisika kuantum tidak dapat digunakan untuk menjelaskan energi spiritual. Sebab, energi spiritual tidak dapat diukur dan dirancang penelitiannya dengan matematika.
GZB adalah gerakan spiritual atau agama baru yang awalnya berkembang di Inggris. Dan, Amerika Serikat menjadi negara berikutnya yang paling dulu terjamah oleh GZB. Dari situ, ia menyebar ke segala belahan dunia.
GZB lahir dari gerakan subkultur masyarakat Inggris pada sekitar 1960-an. Penggeraknya menentang kemapanan dan berhimpun menjadi kelompok Flower Power atau Flower Generation.Adanya kekosongan agama-terutama kekristenan yang sudah dipisahkan dengan sistem politik dan pendidikan di sekolah-menjadikan kelompok ini mencari-cari sesuatu yang baru.
Generasi The Beatles adalah salah satu penyebar gerakan ini dengan lagunya yang sangat terkenal, “Imagine”. GZB tidak mengenal Tuhan yang personal (di luar manusia), tetapi memercayai bahwa Tuhan ada di dalam dirinya (impersonal) berupa energi spiritual. Pengikutnya yakin setiap manusia mempunyai kekuatan Tuhan yang bisa dibangkitkan melalui meditasi, konsentrasi, visualisasi, dan imajinasi.
New Ager tidak mengenal imam, tetapi guru dan master. Filosofinya adalah humanisme. Mereka berbagi spiritual sehingga diharapkan kelak semua orang di dunia akan bersatu dan menjadikan dunia ini satu dan harmonis. Tidak pula mengenal kematian sebagai akhir hidup, tetapi mengenal reinkarnasi dan karma. GZB banyak mengambil filosofi agama-agama Timur seperti Buddha, Hindu, dan Tao. Dalam penyebarannya sinkretik dengan agama-agama samawi dan berbungkus klaim ilmiah.
GZB merasuk di banyak sektor. Cara penyebaran utamanya melalui perawatan kesehatan, yaituself healing dan pengobatan dari dalam serta kembali kepada nature. New Ager juga memopulerkan pelatihan motivasi, pencerahan, pendidikan berbasis psikologi dan otak, pengasuhan, hypnose, kedahsyatan potensi otak, aktivasi otak tengah, dan pelatihan energi spiritual. Tak luput disusupi, seolah pengajaran agama (sinkretik).
Di Indonesia tampaknya new ager tidak mau berterus terang pengajaran atau pelatihannya adalah pelatihan spiritual GZB. Umumnya bersembunyi, berbungkus klaim ilmiah, dan berselubung agama. Tidak heran jika ada buku tentang kedahsyatan potensi otak seolah ilmiah neurosciencediramu dengan ayat-ayat Alquran, tetapi di ujung buku menganjurkan meditasi. Dengan begitu, masyarakat sangat mudah terjerumus ke tempat yang sebetulnya tidak diketahui ke mana tujuannya.
Tampaknya bukan hanya masyarakat yang harus waspada, tetapi yang lebih penting adalah kelompok profesional, para birokrat, pemimpin perusahaan, guru, dan para pemimpin agama.
Kewaspadaan ini dibutuhkan agar pihak-pihak yang selayaknya melindungi masyarakat bisa bertindak cepat memberikan peringatan secara tepat. Bukan justru mengikutinya lantaran terpikat oleh kata-kata manis retorik yang didengungkan. Semisal, membangun karakter anak bangsa, meningkatkan kecerdasan, atau menjadikan pribadi unggul adil dan bertanggung jawab. Padahal, di balik itu mengajarkan agar kita bisa menjadi Tuhan atas diri kita dan Tuhan orang di sekitar kita.
Singkat kata, mereka ingin menjadi pencerah dengan tujuan New World Order di bawah kepemimpinan New Age Movement melalui perubahan paradigma spiritual individu dan adanya transformasi sosial. Tiada agama, tiada negara, semua satu. Ide utama mereka adalah oneness.
GZB mempunyai konflik tajam dengan berbagai agama samawi, budaya, ekonomi, pendidikan, kedokteran dan kesehatan, psikologi, filsafat, serta ilmu dan sains. Kita pun perlu meningkatkan kewaspadaan karenanya.
Sumber: koran.republika.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan Anda semoga bermanfaat, silahkan tinggalkan komentar sebagai bentuk saling berbagi...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites